Elisabeth Domitien
Elisabeth Domitien (lahir 1925) adalah perdana menteri Republik Afrika Tengah dari tahun 1975 hingga 1976. Ia merupakan wanita pertama yang menjabat sebagai perdana menteri negara di Afrika Sub-Sahara.[1]
Elisabeth Domitien | |
---|---|
Perdana Mentri Republik Afrika Tengah | |
Masa jabatan 2 Januari 1975 – 4 April 1976 | |
Presiden | Jean-Bédel Bokassa |
Pendahulu David Dacko Pengganti Ange-Félix Patassé | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 1925 Lobaye, Ubangi-Shari |
Meninggal | 26 April 2005 |
Sunting kotak info • L • B |
Kehidupan Awal
Domitien lahir di Lobaye, Ubangi-Shari. Ia adalah anak tertua dan satu-satunya anak perempuan. Keluarganya memiliki perkebunan, dan ayahnya bekerja di layanan pos sementara ibunya adalah seorang petani. Ia mendapatkan pelajaran membaca dan menulis sederhana di sekolah Katolik, dan mempelajari cara memasak dan menjahit. Domitien menghabiskan sebagian besar waktunya bekerja di ladang dan membantu menjual hasil pertanian keluarganya. Namun, ia berinisiatif belajar mengelola angka dan menjadikan dirinya sebagai petani sekaligus wanita bisnis. Ia memiliki kepribadian yang kuat dan giat, membuatnya populer di kalangan wanita desa dan menjadi pemimpin informal di masyarakat.[2]
Karir Politik
Pada usia 20 tahun, ia terlibat dalam perjuangan pembebasan. Domitien menggerakkan massa dengan pidatonya menggunakan Bahasa Sango, dan membantu menyatukan berbagai kelompok sehingga menciptakan rasa identitas nasional. Ia menjadi ketua kelompok perempuan dalam gerakan kemerdekaan, Gerakan untuk Gerakan Evolusi Sosial Kulit Hitam Afrika atau the Movement for the Social Evolution of Black Africa (MESAN). Domitien berkolaborasi dengan Barthélémy Boganda, pendiri dari MESAN, dan pada tahun 1953 dia terpilih sebagai presiden partai. Domitien juga bekerja bersama presiden pertama Republik Afrika Tengah, David Dacko, dan panglima tertinggi, Jean-Bédel Bokassa, saat negara ini memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1960. Ia bertugas sebagai penasihat politik bagi para pemimpin dan warga negara, dan berusaha menyeimbangkan kepentingan yang saling bersaing dan meningkatkan standar hidup rakyat.
Pada tahun 1972, Jean-Bédel Bokassa mendeklarasikan dirinya sebagai presiden seumur hidup dan menjadikan Domitien sebagai wakil presiden partai. Pada tahun 1973, Domitien memimpin kongres nasional pertama petani Afrika Tengah. Ia dinilai cerdas dan rajin, menarik perhatian penduduk dan berperan sebagai kekuatan pemersatu yang dibutuhkan Bokassa. Pada tahun 1974, Bokassa mendeklarasikan dirinya sebagai marshal. Ia membentuk kabinet di mana para menteri berubah secara berkala. Pada tanggal 2 Januari 1975, Bokassa membentuk pemerintahan baru dan memperkenalkan jabatan perdana menteri. Kemudian Domitien ditunjuk untuk menduduki posisi perdana menteri tersebut. Saat itu adalah Tahun Perempuan Internasional dan Bokassa ingin menarik perhatian positif untuk dirinya sendiri secara internasional dengan menunjuk seorang wanita di posisi terdepan.[3] Dia adalah wanita pertama yang menjabat sebagai perdana menteri di negara Afrika.
Domitien bekerja untuk memperkuat tingkat pendapatan dan posisi perempuan. Tapi, ia dikritik oleh beberapa orang di Republik Afrika Tengah karena dukungan yang berikan kepada Bokassa. Menurutnya, rakyat harus mendukung pemimpin mereka. Pada saat yang sama, ia menuntut agar presiden menghormati rakyat dan menjaga kepentingan mereka. Dia tidak takut menyuarakan pendapatnya, bahkan kepada presiden, dan mengeluarkan banyak orang dari penjara setelah mereka ditangkap tanpa pengadilan. Hubungannya dengan Bokassa memburuk ketika Bokassa ingin menyatakan dirinya sebagai kaisar. Ketika Domitien menentang rencana tersebut, ia segera dipecat dan kabinetnya dibubarkan pada 7 April 1976.
Dengan digulingkannya Bokassa pada September 1979, Domitien ditangkap dan diadili dengan tuduhan menutupi kasus pemerasan yang dilakukan Bokassa selama masa jabatannya sebagai perdana menteri. Dia menjalani hukuman penjara singkat dan diadili pada tahun 1980, setelah itu dia dilarang kembali ke dunia politik. Pada tahun 1981, kekuasaan militer kembali mengambil alih dan memerintah selama 12 tahun. Pada tahun 1993, pemerintahan digantikan oleh pemerintahan sipil dan Ange-Félix Patassé terpilih sebagai presiden. Domitien menerima kompensasi atas perlakuan tidak adil yang dialaminya. Dia tetap menjadi tokoh terkemuka, baik sebagai mantan politisi maupun pengusaha, dan dimakamkan dengan penghormatan resmi saat meninggal pada tahun 2005.[2]
Kehidupan Personal
Elisabeth Domitien menikah dua kali; suami pertamanya adalah Jean Baka yang merupakan seorang akuntan di sebuah perusahaan sungai dan berpindah-pindah antara Bangui dan Brazzaville. Mereka memiliki seorang putri, Beatrice pada tahun 1941, tetapi akhirnya bercerai. Kemudian, Domitien menikah dengan Ngouka-Langadiji yang menjabat sebagai walikota dan mengelola perkebunan kopi di wilayah Mobaye di sebelah timur ibu kota. Dia memiliki beberapa istri dan tidak pindah ketika dia menikahi Elisabeth. Domitien tinggal sendiri di Bangui, dan suaminya datang mengunjunginya.
Referensi
- ^ "Elisabeth Domitien | prime minister of Central African Republic | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-18.
- ^ a b Skard, Torild (2014-07-30). Women of Power: Half a Century of Female Presidents and Prime Ministers Worldwide (dalam bahasa Inggris). Policy Press. ISBN 978-1-4473-1637-4.
- ^ TITLEY, BRIAN (1997). Dark Age: The Political Odyssey of Emperor Bokassa. McGill-Queen's University Press. ISBN 978-0-7735-1602-1.