Luiz Inácio Lula da Silva
Luiz Inácio Lula dan Silva (lahir pada 6 Oktober 1945 di bagian wilayah Pernambuco (Brasil) adalah Presiden Brasil saat ini. Ia lahir dari sebuah keluarga miskin. Ayahnya bekerja sebagai buruh pelabuhan di São Paulo. Pada umur tujuh tahun, ia bersama ibu dan saudara-saudaranya naik sebuah truk kayu bobrok ribuan kilometer dari kota Garanhuns di pedalaman Pernambuco (Brasil timur laut).
Tujuan mereka adalah kota besar São Paulo demi kehidupan yang lebih baik. Ternyata, kehidupan lebih baik tidaklah mudah. Ia harus melakukan apa pun untuk bertahan hidup. Saat masih anak-anak, dia sudah mulai mencari uang sebagai tukang semir sepatu, penjual kacang, dan tepung tapioka. Dia juga sempat menjadi pedagang keliling.
Ia baru bisa membaca ketika berumur 10 tahun. Sekolahnya yang hanya sampai kelas 5 Sekolah Dasar sudah tidak dilanjutkan ke Sekolah Menengah. Pada umur 14 tahun, dia mendapat pekerjaan pertama sebagai buruh logam. Setelah dewasa, ia bekerja sebagai pandai besi di kawasan industri pinggiran São Paulo. Ia pun rela kehilangan kelingking kirinya pada usia 19 tahun karena kecelakaan saat mengoperasikan sebuah mesin bubut.
Pada awal hidupnya, minatnya hanyalah pada sepak bola, seperti halnya anak-anak Brasil umumnya. Dunia politik baru dipijaknya setelah ia masuk serikat buruh pada tahun 1969. Pada tahun 1975, dia menduduki posisi pemimpin Serikat Pandai Besi dengan anggota lebih dari 100 ribu orang. Ia berhasil mengubah gerakan serikat buruh dari bentuk yang amat partisan menjadi gerakan yang independen.
Pebruari 1980, dia mendirikan Partai Buruh (PT: Partido dos Trabalhadores). Meskipun berteman dengan Presiden Kuba, Fidel Castro dan Presiden Venezuela, Hugo Chavez, ia tidak memilih ideologi komunis untuk partainya. Ia lebih suka menggabungkan anggota-anggota militan serikat buruh, intelektual, aliran sosialis Trotsky, dan aktivis Teologi Pembebasan dari gereja di dalam partainya. Landasan ini membuat Partai Buruh yang dipimpinnya lebih dikenal sebagai sebuah partai beraliran sosial demokrat yang memiliki kebijakan pragmatis daripada revolusioner.
Tahun 1986, ia terpilih ke Kongres dan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 1989. Pemilu tahun itu menempatkan Fernando Collor de Mello sebagai presiden. Lula da Silva yang memperoleh 31 juta suara hanya kalah 6% dengan Fernando Collor de Mello pada babak kedua. Langkah ini diulang pada tahun 1994. Ia pun masih kalah dengan Fernando Henrique Cardoso. Baru pada upayanya yang keempat (Oktober 2002), ia memperoleh mandat rakyat. Ia memilih industrialis Jose Alencar dari Partai Liberal sebagai wakil presiden.
Ia memanfaatkan gelombang ketidakpuasan rakyat pada masa ekonomi macet, pengangguran meningkat, dan jurang antara kaya dan miskin yang tetap lebar. Sehingga, ia menjadi presiden kiri pertama yang berasal dari kelas pekerja. Ia tidak menguasai bahasa asing dan mencoba mengenal dunia internasional. Dengan 61% suara yang diperolehnya cukup menegaskan bahwa ia pemimpin yang mampu mencerahkan harapan. Satu hal yang pasti, kandidat Partai Sosial Demokrat (Jose Serra) telah dikalahkan dalam pemilu presiden. Dan, Luiz Inácio Lula da Silva resmi menjabat sebagai Presiden Brasil sejak 1 Januari 2003.