Gereja Mission Batak (disingkat GMB) adalah kelompok Gereja Kristen Protestan yang termasuk lembaga gereja tertua di Indonesia.

Gereja Mission Batak
Logo GMB
PenggolonganProtestan - Lutheran
PemimpinEphorus : Pdt.T.S.P Sitompul,MTh Sekjen  : Pdt.Firdaus Sipayung,STh
WilayahIndonesia
Didirikan17 Juli 1927
Sumatra Utara
Anggota PGI No.49

Sejarah Berdiri

Sejarah singkat Gereja Mission Batak (GMB) sejak berdiri hingga sekarang.


Gereja Mission Batak (GMB) merupakan perwujudan dan pertumbuhan dari hadirnya Injil di tanah batak yang disampaikan oleh penginjil yang diutus oleh badan zending : Rheinische Mission Gesselschaft (RMG) dari negara Jerman. Di antara penginjil itu adalah Pdt. Ingwer Lidwig Nomensan (rasul orang batak). Dibawah kepemimpinannya orang Batak dibawa keluar dari kegelapan menuju terang Firman Tuhan (bnd.1 Petrus 2 : 9)  dan dari itu orang batak mendirikan gereja-gereja yang mandiri yang merupakan anugerah Tuhan Allah.


Salah satu gereja yang merupakan buah pemberitaan Firman Allah di tanah batak adalah Gereja Mission Batak (GMB) yang pada awal berdirinya dengan nama “Mission Batak”. Kemudian setelah bergabung dengan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) disempurnakan menjadi Gereja Mission Batak dengan singkatan GMB.


Gereja Mission Batak (GMB) resmi berdiri pada hari Minggu tanggal 17 Juli 1927 yang ditandai dengan diadakannya kebaktian pertama di suatu ruangan Sekolah Methodist Boy school yang terletak di Jalan Hakka di depan gedung Olympia, yang dihadiri 30 orang kristen di kota Medan, kebaktian ini dilayani oleh : Voorg. Mahadi Siregar.


Gereja Mission Batak (GMB) berdiri pada saat bergejolaknya Perjuangan Nasionalisme di Indonesia, sejumlah anggota Jemaat Kristen Batak pada waktu itu masih memperhatikan dan merasakan para pelayan Eropa tidak lagi sama dalam perkataan dan perbuatannya, misalnya dalam hal iuran (guguan), pelayan sakramen dan bentuk pelayanan lainnya. Ditambah lagi dengan penetrasinya terhadap anggota jemaat pribumi guna mempertahankan domisili mereka atas “Sleutel Posities” dalam kehidupan gereja dan diperparah lagi penolakan terhadap permohonan untuk mendirikan gereja yang berbahasa batak di daerah  Medan Timur Jl. Bali atau Veteran karena pada waktu itu gereja yang berbahasa Batak sangat jauh ke Jl. Cokroaminoto Medan. Oleh karena itu didirikan Gereja Mission Batak ini dengan suatu semboyan “NASIONALISME SELFSTANDING MERDEKA” yang artinya “manjunjung baringinna” dan semboyan ini benar-benar dilaksanakan di dalam kehidupan Gereja Mission Batak (GMB)


Pada akhir tahun 1927 dithabiskan Pendeta yang pertama di Gereja Mission Batak (GMB) yaitu Pdt. Kenan Hutabarat dan yang melayani penthabisan itu adalah Pdt. Gerhat Lumban Tobing, untuk mendukung peribadahan di Gereja Mission Batak (GMB) maka  diciptakanlah nyanyian rohani Gereja Mission Batak (GMB) yang syairnya diciptakan oleh bapak dan pendiri Gereja Mission Batak (GMB) sendiri dan lagu-lagu nyanyian rohani tersebut dikutip oleh Christ of song (CH) dan Gospel in Song (Gs) dan pada tahun 1970 buku nyanyian tersebut dilengkapi dengan buku logu (BL) yang sekaligus dengan agenda untuk dipergunakan dalam setiap peribadahan.


Seiring dengan berjalanannya pelayanan di Gereja Mission Batak (GMB) sekitar tahun 1931 ada sekelompok orang yang tidak menyukai berdirinya Gereja Mission Batak (GMB). Atas ketidak sukaan tersebut berbagai fitnah dilontarkan terhadap warga jemaat Gereja Mission Batak (GMB) dan yang paling menyedih dan sangat kecil lagi adalah bahwa kelompok perorangan itu mengatakan warga jemaat Gereja Mission Batak (GMB) adalah Komunis. Oleh karena termakan fitnah tersebut maka pemerintah Hindia Belanda melalui jawatan kepolisiannya yang bernama POLITIKE INTICHITIGGENT DIENST (PID) melakukan pemeriksaan dan intimidasi terhadap warga jemaat Gereja Mission Batak (GMB)


Banyak warga jemaat Gereja Mission Batak (GMB) yang menderita dan kehilangan pekerjaan, pengungsian akibat tekanan yang dilakukan oleh POLITIKE INTICHITIGGENT DIENST (PID) bahkan surat izin untuk memakai ruangan Sekolah Methodist Boy School untuk tempat beribadah dicabut sehingga pada akhirnya kebaktian gereja dilakukan dengan cara berpindah-pindah di rumah-rumah warga Jemaat di Jl. Lombok no.13 Medan.


Penderitaan dan pengungsian Jemaat akibat intimidasi yang dilakukan oleh POLITIKE INTICHITIGGENT DIENST (PID) berlangsung cukup lama dan setelah dilakukan penelitian oleh POLITIKE INTICHITIGGENT DIENST (PID) terhadap Gereja Mission Batak (GMB) ternyata fitnahan yang dilontarkan yang mengatakan bahwa warga Jemaat Gereja Mission Batak (GMB) adalah komunis dan ajaran Gereja Mission Batak (GMB) adalah sesat tidaklah benar. Maka pada tanggal 26 Februari 1936 pemerintah Hindia Belanda memberikan pengakuan (RECHTPERSON) no. 28 dan diumumkan di JavascheCourant pada tanggal 24 Maret 1936 dengan nomor 24


Atas pertolongan Tuhan, maka Gereja Mission Batak (GMB)  pada tahun 1934 mendapatkan tanah hibah dari Sultan Deli, sehingga didirikanlah bangunan Gereja Mission Batak (GMB)  di Jalan Balam no. 6, Kemudian pada tahun 1970 bangunan Gereja Mission Batak (GMB)  menghadap ke jl. Penyabungan seperti saat ini dan sebelumnya pada tahun 1936 Gereja Mission Batak (GMB) mendirikan gedung sekolah yang diberi nama “Christelijika School His” di mana seluruh biaya pendirian bangunan berasal dari swadaya anggota Jemaat Gereja Mission Batak (GMB).


Pada tanggal 1 Juli 1937 anggota Gereja Mission Batak (GMB)  menjalani hubungan dengan Federate Gereja dengan Gereja Punguan Kristen Batak (BPKB) dan pada tahun 1940 dengan Hoeria Kristen Batak (HChB) yang sekarang menjadi Huria Kristen Indonesia (HKI). Azas dan tujuan sejak berdirinya Gereja Mission Batak (GMB)  pada tanggal 17 Juli 1927 adalah :

1.      Mempercayai Allah Bapa dan Anaknya Tuhan Yesus Kristus serta Persekutuan Roh Kudus

2.      Memberitakan Mision (marturia) mercurian berita Injil yang terdapat dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru serta berpedoman kepada Pengakuan Iman Rasuli dan buku Katekhismus DR. Marthin Luther.

Gereja Mission Batak (GMB) dalam menjalankan pelayanannya memiliki Almanak yang diterbitkan setiap tahun. Almanak GMB di antaranya berisikan ayat-ayat Khotbah selama setahun yaitu Evangelium, Epistel, ayat sekolah minggu, remaja/Naposo serta ayat-ayat renungan harian pagi malam dan ayat thema bulanan, kalender gerejawi yaitu Adven - Akhir Tahun Gereja (Parningotan na monding) dan masih ada beberapa hal lainnya. Gereja Mission Batak (GMB) juga mencetak kalender tahunan yang berisi gambar-gambar pelayanan di seluruh jemaat GMB .

Demikianlah Gereja Mission Batak (GMB) akan terus hidup dan melayani sekalipun menghadapi banyak tantangan dan tekanan dalam maupun luar organisasi, termasuk pada saat awal pembentukannya di zaman Hindia Belanda.

Sekretariat

 
Gereja Mission Batak & Kantor Pusat
Jl.Penyabungan No.1 Medan Sumatera Utara




Eporus Gereja Mission Batak

 
Pdt. T. Sabar Pardamean Sitompul, M.Th








Sekretaris Jenderal Gereja Mission Batak

 
Pdt. Firdaus Sipayung, S.Th








Para Pendeta Gereja Mission Batak

 
Pdt. Piter Panjaitan Eporus Emeritus

Pdt. P. Panjaitan adalah Eporus Emeritus dan pendeta yang melayani di Gereja Mission Batak (GMB) Jl. Farel Pasaribu Pematang Siantar Sumatera Utara





 
Pdt. Radius Rambe, S.Th




Pdt. Radius Rambe, S.Th adalah pendeta resort Gereja Mission Batak (GMB) Batumoror dan Sitorang II Porsea Sumatera Utara





 
Pdt. S. Br Harianja, M.Pd





 
Pdt. Ferry Yustin, S.Th






 
Pdt. JR Hasibuan, S.Th



 
Pdt. Leonardo Simanjuntak, S.Th







Referensi

Pranala luar