Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

Revisi sejak 28 Maret 2023 04.59 oleh Robhisanjaya (bicara | kontrib) (Penambahan Ketua Umum)

Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia atau yang disingkat dengan PERADAH Indonesia adalah sebuah organisasi kepemudaan Hindu tingkat nasional di Indonesia. PERADAH Indonesia merupakan satu-satunya organisasi kepemudaan Hindu tingkat nasional yang dideklarasikan pada tanggal 11 Maret 1984.[1]

Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
Logo / Lambang Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia
SingkatanPERADAH Indonesia
Tanggal pendirian3 September 1993; 31 tahun lalu (1993-09-03)
StatusCharity
TipeOrganisasi Kepemudaan, Pergerakan Generasi Muda Hindu.
TujuanMenjadi pusat pergerakan generasi muda Hindu Indonesia berdasarkan Dharma.
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Bahasa resmi
Indonesia
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (2022-2025)
I Gede Ariawan, S.Ip., M.Ip
Badan utama
Dewan Pimpinan Nasional
Situs webhttps://peradah.org/

Sejarah

Hadirnya organisasi masyarakat dan kepemudaan nasional bernafaskan Hindu dibutuhkan, mengingat perkembangan populasi umat di seluruh Nusantara. Menghadapi situasi yang makin kompetitif, wadah organisasi formal nasional kian dibutuhkan untuk  melakukan koordinasi serta  pembinaan dan pendidikan dalam hal dharma  agama dan dharma negara.[2]

Sebelum adanya organisasi kemasyarakatan nasional, pranata sosial yang ada dalam komunitas umat Hindu masih bersifat lokal. Dorongan untuk membentuk organisasi kemasyarakatan tingkat nasional bangkit di seluruh kantong umat Hindu di bumi Nusantara ini. Yang semula secara sporadis, baik di kota-kota besar, kampus-kampus, di desa-desa di wilayah pemukiman transmigrasi, dalam bentuk kelompok diskusi, organisasi suka duka krama banjar, dan lembaga sosial lokal menjadi satu kekuatan berhimpun secara nasional.[2]

Sebagai respon atas dorongan berhimpun yang begitu kuat, pada bulan September 1983, beberapa cendekiawan, mahasiswa, dan generasi muda Hindu di Yogyakarta mengadakan pertemuan untuk mewujudkan sebuah organisasi yang meliputi komponen-komponen cendekiawan, mahasiswa, dan Pemuda Hindu Dharma bertaraf nasional. Pertemuan pada bulan September dilanjutkan pada bulan Oktober 1983, dan menghasilkan suatu keputusan bahwa akan diadakan usaha penjajakan bagi pembentukan sebuah Organisasi Kemasyarakatan Hindu tingkat nasional yang disebut sebagai Sarasehan Pembentukan/Formatur organisasi masyarakat Hindu Dharma Tingkat Nasional.[2]

Bunyi IKRAR tersebut sebagai berikut:

Om Swastiastu,

Kami Umat Hindu yang mewakili komponen-komponen pemuda, mahasiswa, dan cendikiawan dari seluruh Indonesia, berikrar:

Sepakat membentuk organisasi kemasyarakatan tingkat nasional sebagai satu wadah kegiatan dalam melaksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara yang berasas tunggal Pancasila.

Dalam merealisasikan tujuan tersebut di atas, kami menyiapkan diri untuk menyelenggarakan Munas (Mahasabha), sebagai tindak lanjut dari kesepakatan ini, di Yogyakarta. Semoga Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa Asung Wara Nugraha atas kesepakatan dan kelanjutan tindakan kami bersama ini.

Om Çanti Çanti Çanti Om

Akhirnya melalui sebuah proses yang panjang dan melelahkan pada tanggal 11 Maret 1984 dideklarasikanlah organisasi kepemudaan Hindu tingkat nasional yang pertama dan diberi nama Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia.

Sejak berdiri hingga sekarang Peradah Indonesia telah melaksanakan Mahasabha (Musyawarah Nasional) sebanyak sembilan kali dengan kepengurusan yang dipimpin oleh 7 (tujuh) Ketua Umum dengan urutan dan periode kepengurusan sebagai berikut:

  1. I Gusti Ketut Gede Suena (1984 – 1989)
  2. Dra. Sylvia Ratnawati (1989 – 1993, 1993 – 1997)
  3. Agung Putu Ngurah Wirawan (1997 – 2000, 2000 – 2003)
  4. Ketut Suratha Arsana (2003 – 2006)
  5. I Nyoman Gde Agus Asrama (2006 – 2009)
  6. I Komang Adi Setiawan (2009 – 2012)
  7. Wayan Sudane (2012 – 2015)
  8. D. Sures Kumar (2015 – 2018)
  9. I Gede Ariawan, S.Ip., M.Ip (2018 – 2022)
  10. I Gede Ariawan, S.Ip., M.Ip (2022 – 2025)

Nama Peradah Indonesia

Nama Peradah Indonesia ini diilhami oleh 3 hal:

  1. “Mpu Beradah”: Seorang puruhita yang sangat terkenal, dalam sejarah Jawa Timur menyeesaikan permasalahan yang terjadi antara Kediri dan Daha. Mpu Beradah kemudian dimonumenkan sebagai Candi Empu Beradah (huruf “b” di Jawa bersamaan dengan huruf “p”).
  2. “Perada”: Nama “Peradah” di Bali merupakan warna kain yang biasa dan umum dipakai dalam upacara-upacara keagamaan yang dikenal dengan sebutan “Kain Perada” yakni berwarna kuning keemasan. Warna kuning keemasan yang diyakini sebagai warna agung khususnya di Bali.
  3. ”Anak Polah Bopo Keperadah”: Di Jawa pada umumnya khususnya Jawa Tengah dan DIY ada ungkapan yang sangat bermakna: “Anak polah, Bopo keperadah”, yang artinya kurang lebih “apa bagaimanapun polah (perilaku) Anak, akhirnya Bapaknya yang bertanggung jawab atas perilaku itu”.

Visi dan Misi

Visi Peradah Indonesia:

“ Menjadi Pusat Pergerakan Generasi Muda Hindu Indonesia berdasarkan Dharma ”.

Misi Peradah Indonesia:

  • Membentuk para pemimpin muda Hindu yang profesional berintegritas;
  • Menumbuhkan wirausaha muda Hindu untuk mencapai kesejahteraan bersama;

Nilai-Nilai

Nilai-nilai keteladanan yang menjadi dasar dan karakter organisasi serta anggota organisasi adalah “5 S”, yaitu:

  1. Sathyamitra: menghargai sesama dan membangun kerjasama berlandaskan kejujuran dan ketulusan;
  2. Sadhana: melakukan swadharma sebagai bentuk disiplin spiritual;
  3. Sevanam: melakukan pelayanan dan karya-karya nyata bagi umat dan masyarakat luas sebagai upaya merealisasikan nilai-nilai dharma;
  4. Samskara: menjadi agen perubahan bagi pembaharuan yang berguna bagi umat manusia;
  5. Santosa: bijaksana dalam membangun ketentraman, keharmonisan dan kesejahteraan bersama.

Lambang PERADAH INDONESIA diungkapkan secara dominan dengan GUNUNGAN/KAYON yang menancap ke bawah, latar belakang PADMA/TERATAI berdaun-bunga lima helai.[3]

  • Gunungan/Kayon: Simbul kalpataru atau pohon kehidupan; aslinya disebut “Kayun Purwo Sejati” (kayun = hidup/kemedak, purwo = asal/ sumber). Gunungan menggambarkan asal hidup yang sebenarnya (“sangkanin dumadi” = Bhs. Jawa, “Janma Dhyasya Yatah” = Bhs. Sanskerta). Peradah Indonesia diyakini lahir atas kehendak Hyang Widhi melalui para tokoh umat Hindu Indonesia.
  • Isi utama Gunungan adalah Putik Kembang dari Padma / Teratai: Melambangkan kepemudaan/Keremajaan; dilapisi/dilandasi 9 daun putik menggambarkan penginderaan Dewa Sanga (“Babahan Hawa Sanga” = bhs. Jawa); maknanya Peradah Indonesia sebagai oranisasi Pemuda Hindu harus dapat mengarahkan dan mengendalikan diri dari segala kekuatan dan nafsu yang ada. Pengarahan dan pengendalian itu ditujukan kepada Swastika, simbul kesucian Agama Hindu yang merupakan daya kekuatan dan kesejahtraan Bhuwana Agung (Macrocosmos) dan Bhuwana Alit (Microcosmos). Swastika beralaskan singgasana bersudut delapan yang disebut Asta Dala sebagai dasar keharmonisan alam, kesucian dan kedamaian abadi. Asta Dala, juga merupakan simbul delapan sifat keagungan Hyang Widhi (“Sad Guna Brhma”), yang meliputi:Anima: mempunyai kekuatan yang dapat merubah diri-Nya menjadi sekecil-kecilnya;
  • Fondasi yang kukuh menggambarkan sikap yan teguh dan keyakinan yang mantap: Fondasi diapit oleh Dua Tugu Penjaga yang melambangkan hakekat kepemudaan adalah penjaga kelestarian. Kedua menggala itu hakekatnya sebagai pengawas kejahatan dan kebaikan; juga melukiskan lahir dan bathin. Sifat hakekat dan sikap bathin Peradah Indonesia ini harus dipertahankan secara teguh dan mantap. Keteguhan dan kemantapan akan dicapai jika Peradah Indonesia mengakar dalam pada haribaan umat Hindu Indonesia; harapan ini dilambangkan dengan Tancep Gunungan yang jelas menjurus kearah bawah, ke bumi pertiwi Indonesia.
  • Daun Bunga Teratai yang berjumlah 5 buah: Gambaran tentang bumi pertiwi Indonesia sebagai perlambang asas Peradah Indonesia adalah Pancasila.
  • Kata Peradah Indonesia merupakan singkatan dari Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia: Bermakna kebijaksanaan, sabar, lapang dada, tawakal, waspada, teguh dan tak takabur. Dalam khasanah kebudayaan Indonesia, khususnya di Jawa ada ungkapan “Anak Polah Bapak Keparadah”, yang bermakna seperti tersebut di depan. Sebagai istilah ia dilhami oleh nama besar Empu Bharadah, salah seorang puruhita di zaman Kediri/Jawa Timur, yang berhasil membasmi Adharma dalam carita “Calon Arang”. Peradah Indonesia diharapkan tetap dalam mengemban nama besar itu dalam segenap perilaku.

Mars Peradah[4]

Berderap langkah Peradah

Pemuda Hindu semua

Satukan cita-cita

Mengatur langkah berdharma


Pada Bangsa Negara dan umat Hindu kita

Majulah maju terus maju

Peradah Indonesia


Tekad yang luhur pasti kan berjaya

Yakinlah teguhlah Tuhan membimbing kita


Berderap langkah Peradah

Pemuda Hindu semua

Satukan cita-cita

Mengatur langkah berdharma


Pada Bangsa Negara dan umat Hindu kita

Majulah maju terus maju

Peradah Indonesia

Majulah maju terus maju

Peradah Indonesia

Kepemimpinan[5]

Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan. Pelaksanaan pembangunan nasional mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal agar terwujud kehidupan bangsa yang mandiri, berkeadilan, sejahtera dan maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan nasional adalah terciptanya kader pemimpin bangsa yang berbudi luhur.

Kepemimpinan (leadership) adalah seni untuk mempengaruhi dan melayani orang lain sedemikian rupa sehingga memperoleh komitmen, kepercayaan, respek dan kemauan kerjasama pengikut untuk mencapai sasaran bersama yang telah ditetapkan.

Singkatnya, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain. Karena setiap orang mempengaruhi orang lain, maka setiap orang adalah pemimpin. Tidak setiap orang akan menjadi pemimpin besar, namun setiap orang dapat menjadi pemimpin yang lebih baik.  Jadi, kepemimpinan dapat dipelajari.

Mengingat sifat dasar kepemimpinan yang dapat dipelajari dan masih lemahnya sistem penyiapan kader pemimpin Hindu di Indonesia maka Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) sebagai organisasi kader memiliki kewajiban moral untuk menyiapkan kader-kader pemimpin umat Hindu dan pemimpin negara Indonesia sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.

Tujuan

  1. Memfasilitasi dan menyiapkan kader-kader pemimpin umat Hindu dan negara  yang berbudi luhur dan berintegritas tinggi di semua lini dan bidang pengabdian (agama, sosial budaya, hukum, politik, ekonomi, dan sebagainya).
  2. Memfasilitasi dan menyiapkan kader-kader pemimpin umat Hindu dan negara yang mampu bekerja secara profesional dalam organisasi dengan manajemen modern baik secara individual maupun dalam kerjasama tim.
  3. Memfasilitasi dan menyiapkan kader-kader pemimpin umat Hindu dan Negara yang menempatkan kepentingan umat Hindu khususnya dan bangsa Indonesia umumnya di atas kepentingan pribadi dan/atau kelompok.
  4. Memfasilitasi dan menyiapkan kader-kader pemimpin umat Hindu dan negara  yang memiliki komitmen terhadap Hindu dan mengabdi pada umat Hindu dan bangsa Indonesia sebagai bentuk bhakti kepada Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).

Referensi

  1. ^ "Sejarah Peradah – Peradah Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-28. 
  2. ^ a b c "PROFIL PERADAH NASIONAL - Peradah Indonesia Sulawesi Selatan". 2022-08-26. Diakses tanggal 2023-03-28. 
  3. ^ "Makna Logo – Peradah Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-28. 
  4. ^ "MARS PERADAH - Peradah Indonesia Sulawesi Selatan". 2022-08-26. Diakses tanggal 2023-03-28. 
  5. ^ "Kepemimpinan – Peradah Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-28.