Yahudi–Singapura

Revisi sejak 30 Maret 2023 05.07 oleh Muhammadsyahid (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Orang Yahudi memiliki sejarah panjang di Singapura, yang dimulai pada abad ke-19, dan saat ini merupakan minoritas yang signifikan di negara itu. == '''Sejarah''' == Gelombang imigrasi Yahudi pertama ke Singapura berasal dari orang Yahudi keturunan Baghdadi. Migrasi diaspora perdagangan Baghdadi terjadi selama abad ke-18 dan ke-19 dan mencapai puncaknya pada tahun 1817 karena pemerintahan gubernur Ottoman Dawud Pasha dari Baghdad yang menganiaya orang Yahudi sel...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Orang Yahudi memiliki sejarah panjang di Singapura, yang dimulai pada abad ke-19, dan saat ini merupakan minoritas yang signifikan di negara itu.

Sejarah

Gelombang imigrasi Yahudi pertama ke Singapura berasal dari orang Yahudi keturunan Baghdadi. Migrasi diaspora perdagangan Baghdadi terjadi selama abad ke-18 dan ke-19 dan mencapai puncaknya pada tahun 1817 karena pemerintahan gubernur Ottoman Dawud Pasha dari Baghdad yang menganiaya orang Yahudi selama pemerintahannya selama 15 tahun.

Orang Yahudi pertama yang tinggal di Singapura adalah pedagang Baghdadi yang melakukan perdagangan antara pelabuhan Inggris Calcutta dan Singapura pada saat itu.

Para pendatang ini berbicara bahasa Arab dan setelah tiba di Singapura, mereka mengadopsi bahasa Melayu, bahasa utama yang digunakan di Singapura. Sekitar 180 keturunan dari orang Yahudi ini masih ada, yang digambarkan oleh Rabi Singapura, Rabi Mordechai Abergel, sebagai orang Yahudi asli Asia yang tersisa.

Pada tahun 1841, tiga orang Yahudi, Joseph Dwek Cohen, Nassim Joseph Ezra, dan Ezra Ezekiel diberikan sewa tanah untuk membangun sebuah sinagoge di sebuah toko kecil di Boat Quay. Sinagoge tersebut menjadi inspirasi dari nama Jalan Sinagoge.