Garuda Indonesia Penerbangan 892

Kecelakaan pesawat di India pada tahun 1968
Revisi sejak 31 Maret 2023 04.30 oleh Naufal Praw (bicara | kontrib) (bagi dua paragraf penumpang dan awak dan perubahan lainnya)

Garuda Indonesian Airways Penerbangan 892 adalah penerbangan penumpang internasional berjadwal Garuda Indonesian Airways (sekarang Garuda Indonesia) dari Jakarta menuju Amsterdam dengan perhentian di Singapura, Bangkok, Bombay (sekarang Mumbai), Karachi, Kairo, dan Roma. Pada tanggal 28 Mei 1968, pesawat jet Convair CV-990-30A-5 yang mengoperasikan penerbangan tersebut jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandar Udara Bombay–Santacruz (sekarang Bandar Udara Internasional Chhatrapati Shivaji Maharaj) dalam segmen penerbangan dari Bombay menuju Karachi. Pesawat jatuh di Desa Bilalpada yang terletak di dekat kota Nala Sopara dan menewaskan seluruh 29 penumpang dan awak pesawat serta satu orang di darat. Penyebab kecelakaan tidak diketahui secara jelas, tetapi diduga berawal dari kesalahan pengisian bahan bakar ketika pesawat melakukan perhentian di Bombay.[3] Kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan kedua dan juga kecelakaan fatal pertama pesawat Convair 990.[4]

Garuda Indonesian Airways Penerbangan 892
Pajajaran, pesawat Garuda Indonesian Airways yang mengalami kecelakaan.
Ringkasan kecelakaan
Tanggal28 Mei 1968 (1968-05-28)
RingkasanJatuh setelah lepas landas; diduga akibat kesalahan pengisian bahan bakar pesawat
LokasiDesa Bilalpada, dekat Nala Sopara, India[1]
Occupant29
Penumpang15
Awak14 (termasuk empat awak deadheading)[2]
Tewas30:
  • 29 di dalam pesawat
  • Satu di darat
Selamat0
Jenis pesawatConvair CV-990-30A-5
Nama pesawatPajajaran
OperatorGaruda Indonesian Airways
RegistrasiPK-GJA
AsalBandar Udara Internasional Kemayoran, Jakarta, Indonesia
Perhentian ke-1Bandar Udara Internasional Singapura, Singapura
Perhentian ke-2Bandar Udara Internasional Bangkok, Bangkok, Thailand
Perhentian ke-3Bandar Udara Bombay–Santacruz, Bombay, India
Perhentian ke-4Bandar Udara Internasional Karachi, Karachi, Pakistan
Perhentian ke-5Bandar Udara Internasional Kairo, Kairo, Republik Arab Bersatu
Perhentian terakhirBandar Udara Leonardo da Vinci–Fiumicino, Roma, Italia
TujuanBandar Udara Schiphol Amsterdam, Amsterdam, Belanda

Pesawat

Pesawat yang mengalami kecelakaan adalah pesawat jet Convair CV-990-30A-5 yang ditenagai oleh empat mesin turbofan General Electric CJ805-23B dengan registrasi PK-GJA. Pesawat buatan tahun 1961 tersebut merupakan Convair 990 ketiga yang diproduksi, dengan nomor seri 30-10-3,[5] dan pada awalnya ditujukan untuk American Airlines. Pesawat tersebut sebelumnya digunakan sebagai salah satu pesawat uji untuk mensertifikasi jenis pesawat Convair 990; pesawat kemudian dikonversi ke varian Convair 990A. Pesawat memiliki kapasitas hingga 99 orang penumpang dan diberi nama Pajajaran yang diambil dari nama ibu kota Kerajaan Sunda.[6][7] Garuda Indonesian Airways menerima pengiriman pesawat tersebut pada tanggal 24 Januari 1964 sebagai pesawat terakhir dari tiga pesawat yang dipesan.[8]

Riwayat penerbangan

Garuda Indonesian Airways Penerbangan 892 tiba di Bandar Udara Bombay–Santacruz pada pukul 01.45 waktu setempat (20.15 UTC 27 Mei). Penerbangan tersebut berasal dari Jakarta dengan perhentian di Singapura dan Bangkok sebelum menuju Bombay. Penerbangan tersebut merupakan bagian dari rute penerbangan Jakarta–Singapura–Bangkok–Bombay–Karachi–Kairo–Roma–Amsterdam yang dioperasikan oleh Garuda Indonesian Airways saat itu.[9] Penerbangan tersebut melakukan perhentian di Bombay untuk menaikkan penumpang tambahan, mengganti awak penerbangan yang bertugas, dan mengisi ulang bahan bakar pesawat sebelum bertolak menuju Karachi, perhentian berikutnya dari penerbangan tersebut. Sebelas penumpang seharusnya naik ke penerbangan tersebut di Bombay, tetapi lima penumpang membatalkan tiketnya di saat-saat terakhir, sehingga hanya enam penumpang yang naik ke penerbangan tersebut. Kondisi cuaca di Bandar Udara Bombay–Santacruz dilaporkan normal dan tidak ada angin kencang ketika pesawat berangkat meninggalkan Bombay menuju Karachi dengan membawa 15 penumpang dan 14 awak.[10]

Kecelakaan

Pesawat lepas landas dari Bandar Udara Bombay–Santacruz pada pukul 02.32 waktu setempat (21.02 UTC 27 Mei). Tujuh menit kemudian, pemandu lalu lintas udara (ATC) di Bandara Bombay kehilangan kontak dengan pesawat; ATC Bandara Bombay tidak menerima panggilan darurat apa pun dari pesawat sebelum pesawat hilang kontak.[11] Pesawat kemudian dilaporkan telah jatuh pada pukul 02.44 (21.14 UTC 27 Mei), dengan lokasi jatuhnya pesawat berada di sekitar 1,5 mil (2,4 km) sebelah timur Stasiun kereta api Nalla Sopara di dekat Desa Bilalpada. Ledakan yang timbul ketika pesawat jatuh menghunjam daratan membuat sedikitnya sebuah puing berukuran besar dari pesawat membentuk kawah sedalam 20 kaki (6,1 m) di lokasi jatuhnya pesawat, sedangkan sebagian besar puing-puing lainnya jatuh berserakan di area seluas tiga mil persegi (7,8 km2).[10]

Seluruh 29 penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut. Tujuh belas orang di Desa Bilalpada dilaporkan cedera, di mana dua di antaranya dalam kondisi serius. Tiga penduduk desa harus dirawat di rumah sakit, dan salah seorang di antaranya kemudian dinyatakan meninggal dunia.[12] Di samping menelan korban manusia, kecelakaan tersebut menghancurkan sejumlah rumah pondok penduduk desa dan satu rumah gudang milik sebuah sekolah. Selain itu, sejumlah puing-puing dari pesawat yang terbakar menghantam dan membakar sebuah istal yang kemudian menewaskan 19 ekor kerbau.[10]

Penumpang dan awak

Penumpang

Dalam segmen penerbangan dari Bombay menuju Karachi, Garuda Indonesian Airways Penerbangan 892 membawa 15 penumpang. Dari segi kota keberangkatan penumpang, enam penumpang berangkat dari Jakarta, tiga dari Bangkok, dan enam dari Bombay. Dari segi kota tujuan penumpang, enam penumpang akan turun di Karachi, dua di Kairo, dua di Roma, dan lima di Amsterdam. Sebanyak enam penumpang berasal dari Indonesia, empat dari Pakistan, dua dari Yunani, satu dari Belanda, satu dari India, dan satu berasal dari Jepang.[2][10]

Salah seorang di antara enam penumpang asal Indonesia adalah pejabat Badan Tenaga Nuklir Nasional yang juga istri dari G.A. Siwabessy, kepala lembaga yang sama yang juga Menteri Kesehatan Republik Indonesia saat itu.[13] Penumpang satu-satunya asal Belanda adalah seorang pimpinan Moral Re-Armament Belanda, sedangkan penumpang satu-satunya asal India adalah presiden Persatuan Insinyur India yang juga wakil presiden Federasi Beton Prategang Internasional.[10][14] Selain itu, penumpang satu-satunya asal Jepang dilaporkan adalah seorang kepala seksi di perusahaan Dai-ichi Life Insurance.[15]

Awak pesawat

Terdapat 14 orang awak pesawat yang berada di dalam penerbangan tersebut; semuanya berasal dari Indonesia. Sepuluh anggota awak merupakan awak yang bertugas, yang terdiri dari empat awak kokpit dan enam awak kabin, sedangkan empat awak lainnya deadheading. Anggota awak kokpit terdiri dari Kapten Abdul Rochim,[7] Kapten Soedharmono, Juru navigasi Asmoro, dan Juru mesin Djumadi. Dari segi awak kabin, salah seorang dari dua manajer kabin adalah adik dari A.Y. Mokoginta, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Arab Bersatu (sekarang Mesir) saat itu.[2]

Seluruh awak yang bertugas naik ke penerbangan tersebut di Bombay untuk menggantikan para awak sebelumnya yang telah bertugas sejak penerbangan tersebut berangkat dari Jakarta. Seluruh awak yang bertugas tersebut rencananya akan kembali diganti di Kairo. Sementara itu, empat awak yang deadheading dan berangkat bersama dengan para awak yang bertugas dari Jakarta tetap berada di dalam penerbangan tersebut.[2]

Penyelidikan

Beberapa jam setelah kecelakaan tersebut, sejumlah perwakilan dari Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil India tiba di lokasi kecelakaan pesawat dan melakukan penyelidikan awal.[10] Sebuah tim gabungan dari Indonesia, yang terdiri dari Direktorat Penerbangan Sipil, Garuda Indonesian Airways, dan Lufthansa, diberangkatkan ke Bombay untuk bergabung ke dalam penyelidikan.[2] Tim gabungan tersebut tiba di Bombay pada pagi keesokan harinya. Pencarian terhadap alat perekam data penerbangan pesawat dimulai satu hari setelah tim dari Indonesia tiba di lokasi kecelakaan pesawat.[11]

Penyebab kecelakaan tidak diketahui secara jelas hingga saat ini, meskipun terdapat penyelidikan dari pengadilan yang dilakukan terhadap kecelakaan tersebut. Penyelidikan dipimpin oleh seorang mantan ketua mahkamah di Mahkamah Tinggi Bombay, dan laporan akhir kecelakaan tersebut dilaporkan akan selesai pada bulan Januari 1970.[1] Namun, kecelakaan tersebut diduga disebabkan oleh kelalaian petugas darat Bandar Udara Bombay–Santacruz ketika pesawat mengisi ulang bahan bakar di Bombay. Alih-alih diisi ulang dengan avtur, pesawat jet tersebut diisi ulang dengan avgas. Kesalahan pengisian bahan bakar tersebut diduga menyebabkan keempat mesin pesawat mengalami kegagalan, yang kemudian mengakibatkan pilot kehilangan kendali atas pesawat. Pesawat kemudian menukik turun hingga akhirnya jatuh dengan posisi hampir vertikal.[3][4]

Pasca-kecelakaan

Satu hari setelah kecelakaan tersebut, Garuda Indonesian Airways menghentikan sementara operasional seluruh penerbangan internasionalnya berikut dua pesawat Convair 990A yang tersisa.[11] Penerbangan internasional kemudian kembali dilanjutkan, dengan rute penerbangan Jakarta–Amsterdam dan sebaliknya dioperasikan menggunakan pesawat Douglas DC-8 yang disewa dari KLM. Garuda Indonesian Airways mengalihkan operasional pesawat Convair 990A ke rute penerbangan domestik di Indonesia dan internasional di Asia hingga akhirnya jenis pesawat tersebut dipensiunkan pada tahun 1973.[7]

Presiden Soeharto mengirimkan sebuah pesawat milik Garuda Indonesian Airways untuk memulangkan seluruh jenazah korban asal Indonesia. Di dalam setiap peti jenazah korban asal Indonesia, batu-batu yang telah dikumpulkan dari lokasi kecelakaan pesawat turut dimasukkan di dalamnya. Sebagian besar jenazah korban penumpang asal Indonesia dimakamkan di tempat pemakaman umum, sedangkan jenazah istri menteri kesehatan dan seluruh awak pesawat dimakamkan di sebuah taman makam pahlawan.[13]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Garuda crash report by Jan." The Indian Express (dalam bahasa Inggris). 38 (13). Bombay. 28 November 1969. hlm. 13. Diakses tanggal 23 Februari 2022. 
  2. ^ a b c d e "Pesawat GIA Convair 990 Djatuh dekat Bombay". Bulletin Djembatan Kawanua. 50. Jakarta: Kawanua. 1 Juni 1968. hlm. 43 (595). Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  3. ^ a b Hubert, Ronan. "Crash of a Convair CV-990-30A-5 near Bombay: 30 killed". Bureau of Aircraft Accidents Archives (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Juli 2021. Diakses tanggal 5 Juli 2021. 
  4. ^ a b Ranter, Harro. "ASN Aircraft accident Convair CV-990-30A-5 Coronado PK-GJA Mumbai Airport (BOM)". Aviation Safety Network (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Juli 2021. Diakses tanggal 5 Juli 2021. 
  5. ^ Eastwood, A. B. "Tony"; Roach, John (2004). Jet Airliner Production List (dalam bahasa Inggris). 2 (edisi ke-5). West Drayton, Middlesex: The Aviation Hobby Shop. hlm. 223. OCLC 1226088010. 
  6. ^ Almanak Sumatera. Komando Antar Daerah Sumatera. 1969. hlm. 517. Diakses tanggal 31 Januari 2022. 
  7. ^ a b c Sumbodo, Sudiro (15 April 2018). Stroud, Nick, ed. "The Convair 990 and Garuda Indonesian Airways". The Aviation Historian (dalam bahasa Inggris). Horsham, Britania Raya (23): 69, 74. ISSN 2051-1930. OCLC 1035942238. 
  8. ^ Proctor, Jon (1996). Convair 880 & 990. Great Airliners Series (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-1). Miami, Florida: World Transport Press. hlm. 64, 87, 112. ISBN 0-9626730-4-8. 
  9. ^ Larsson, Björn (1 April 1968). "Garuda Indonesian Airways International Timetable". Airline Timetable Images (dalam bahasa Inggris). hlm. 3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Oktober 2021. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  10. ^ a b c d e f "29 killed in a plane crash near Bombay". The Indian Express (dalam bahasa Inggris). 36 (168). Bombay. 28 Mei 1968. hlm. 1, 5. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  11. ^ a b c "Garuda aircraft grounded". The Indian Express (dalam bahasa Inggris). 36 (169). Jakarta. 29 Mei 1968. hlm. 3. Diakses tanggal 5 Maret 2022. 
  12. ^ "Air Crash of Indonesian Garuda Airlines Jet Plane". Lok Sabha Debates (Fifth Session) (PDF). 4 (dalam bahasa Inggris). 18. New Delhi: Lok Sabha. 26 Juli 1968. hlm. 1808–1809 (73–74). Diakses tanggal 23 Februari 2022. 
  13. ^ a b Isnaeni, Hendri F. (6 April 2019). "Kecelakaan Pesawat Garuda di Mumbai India". Historia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 November 2021. Diakses tanggal 31 Oktober 2021. 
  14. ^ "Antia - A Question Answered" (PDF). Welsh Highland Heritage (dalam bahasa Inggris). Broadway, Worcestershire (49): 3. September 2010. ISSN 1462-1371. OCLC 49988616. Diakses tanggal 23 Desember 2022. 
  15. ^ "29 Die in Crash Of Garuda Plane". The Japan Times (dalam bahasa Inggris). Kyodo News. 29 Mei 1968. hlm. 4.