Kelenteng Xian Ma

bangunan kuil di Indonesia
Revisi sejak 3 April 2023 14.50 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (menambahkan gambar dan takarir)

Klenteng Xiang Ma merupakan salah satu klenteng yang ada di Kota Makassar. Klenteng Xiang Ma merupakan salah satu klenteng tertua di Kota Makassar. Klenteng Xiang Ma merupakan rumah ibadah bagi masyarakat yang beragama Konghucu dan Buddha di Kawasan Pecinan Makassar. Rumah peribadatan ini berlokasi di Jalan Sulawesi. Klenteng ini juga dikenal dengan nama Vihara Istana Naga Sakti. Pada awal pendiriannya, bangunan berbahan dasar kayu dan bambu serta beratapkan daun nipah. Pada tahun 1860, Klenteng Xiang Ma direnovasi menjadi bangunan permanen dengan bahan dasar bangunan berupa batu bata disertai denah simetris yang terdiri dari gapura, unit sentral, ruang sembahyang dengan sayap di kiri dan kanan. Sayap kiri atau ruang sebelah utara telah mengalami pemugaran menjadi bangunan bertingkat untuk tangga dan gang, sedang sayap kanan sudah tidak ada. Pada gapura terdapat patung anjing, unit sentral tempat patung Dewi Xiang Ma ditempatkan di atas altar, dan di ruang belakang terdapat patung Buddha. Sebagai sebuah bangunan dengan arsitektur Cina maka Klenteng Xiang Ma penuh dengan hiasan berupa molding dan patung-patung naga yang dikombinasikan dengan unsur hiasan pada susunan balok-balok, kolom, konsol yang bertumpuk melebar sehingga menghasilkan perpaduan yang begitu harmonis. Kondisi fisik bangunan sangat terawat dengan pengelolaan langsung oleh Yayasan Vihara Naga Sakti.[1]

Dua warga Tionghoa melakukan sembahyang di Kelenteng Xiang Ma.

Dalam Tabel Karakteristik Bangunan Cagar Budaya Kota Makassar,[2] klenteng Xiang Ma memiliki kriteria berikut:

  1. Umur bangunan tergolong kuno dan ditetapkan sebagai cagar budaya
  2. Mewakili estetika dan periodisasi terhadap gaya dan langgam bangunan pada masanya
  3. Dilestarikan tetapi tidak mewakili kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan
  4. Menggunakan salah satu gaya arsitektur yang tidak langka
  5. Memiliiki peran terhadap nilai sejarah lokal
  6. Sebagian bangunan mengalami perubahan dan cenderung tidak berbeda dengan bangunan asli
  7. Arsitektur mewakili salah satu corak kebudayaan Cina
  8. Kuat sebagai landmark kawasan

Referensi

  1. ^ Natsir, Mohammad, dkk (2013). Bangunan Bersejarah di Kota Makassar. Makassar: Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar. hlm. 43. 
  2. ^ Satriani dkk. 2016. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016. Kebijakan Pelestarian Bangunan Cagar Budaya sebagai Identitas Kota Makassar. hlm. 24.