Kopi Arabika Flores Bajawa

Revisi sejak 14 April 2023 13.52 oleh Kayetanus B.K (bicara | kontrib) (Menambah paragra terkait pasar global)

Kopi Arabika[1] Bajawa atau dikenal dengan nama Kopi Bajawa (bahasa Inggris: Bajawa Coffee) merupakan varietas kopi arabika yang menjadi salah satu komoditi unggulan yang berasal dari dataran tinggi Kecamatan Bajawa[2] dan Kecamatan Golewa[3], Kabupaten Ngada , Propinsi Nusa Tenggara Timur[4], Indonesia[5]. Merupakan salah satu kopi terbaik Indonesia bersertifikasi Indikasi Geografis nomor IDG000000014 dengan nama Arabika Flores Bajawa (AFB) diserahkan oleh Kemenkumham RI[6]. Keunggulan kopi tersebut kian membawa status kopi Arabika Flores Bajawa ini sebagai salah satu kopi organik terbaik di Indonesia. Dengan kondisi geografis yang baik, menjadikan kopi tersebut sebagai sumber pendapatan utama bagi masyarakat yang mendiami wilayah tersebut pada koordinat antara 120°05" BT – 121°03" BT dan 08°45" LS – 08°52" LS

Kopi Arabika Flores Bajawa
Kopi Arabika Flores Bajawa
Kopi Organik Premium Speciality
JenisKopi Arabika
WarnaCoklat tua, coklat muda, krem
RasaNutty, Orange, Chocolate
Situs webhttps://wiki-indonesia.club/wiki/Kopi_Arabika_Flores_Bajawa

.[7]

Latar Belakang

Kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), baik kopi Robusta maupun kopi Arabika. Sampai saat ini sebagian besar ekspor kopi dari Provinsi NTT masih dilakukan melalui pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya (Jawa Timur) dan sebagian lagi melalui pelabuhan Makassar (Sulawesi Selatan) setelah terjadi proses perdagangan antar pulau. Kabupaten Ngada merupakan salah satu daerah penghasil utama kopi di Provinsi NTT dengan luas 6.147 ha. Dari luasan tersebut 5.351 ha di antaranya merupakan areal pertanaman kopi Arabika dan sisanya 796 ha adalah kopi Robusta dengan tingkat produktivitas 500 - 750 kg/ha.Pengembangan agribisnis komoditas kopi Arabika di Kabupaten Ngada masih cukup terbuka, baik melalui program perluasan, intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas, maupun perbaikan mutu dan pengembangan industri hilir.Kopi Arabika yang berasal dari daerah ini mempunyai potensi menjadi produk spesialti (specialty coffee) karena memiliki karakter cita rasa khas, adapun kawasan penanamannya secara administratif tersebar di Kecamatan Golewa dan Kecamatan Bajawa.

Karakteristik

Kopi Arabika Flores Bajawa[8] sudah terkenal di pasar domestik dan internasional. Ini adalah kopi spesial dengan rasa dan aroma yang khas. Sebagian besar kopi Arabika dari wilayah Flores Bajawa disangrai sedang dan memiliki komponen rasa utama sebagai berikut: aroma kopi kering, aroma kopi dan bunga. Rasanya enak dan kuat, dan tubuhnya sedang hingga kental; keasaman sedang, dan itu memberi kesan manis yang kuat.

Proses Produksi

Kopi yang ditanam di daerah dataran tinggi Ngada hanya berasal dari varietas Arabika. Produsen harus menggunakan cara khusus untuk membudidayakan tanaman kopi (penggunaan pupuk alami dan tanaman pelindung, kerapatan tanaman, tanpa pestisida, dll). Ceri merah dipilih dengan cermat dan dipetik untuk memastikan kualitas terbaik, dengan minimal 95% ceri merah. Untuk mendapatkan biji kopi hijau, buah ceri dicuci (pengolahan metode basah), disortir, dihaluskan, difermentasi, direndam, dijemur, , dinilai dan disimpan. Biji kopi pada awalnya disortir dan dinilai dan kemudian disortir dengan tangan untuk memastikan kualitas biji terbaik. Produk kopi dari dataran tinggi Ngada sebagian besar berupa biji kopi hijau (sebagai bahan baku) dan hanya sebagian kecil yang berupa kopi bubuk (sebagai produk akhir). Proses roasting tidak serta merta berlangsung di area produksi.

Pasar Global

Dalam era pasar global dan persaingan yang semakin ketat, seperti yang terjadi saat ini dan pada tahun-tahun yang akan datang, diferensiasi produk merupakan sarana penting untuk menarik perhatian konsumen. Indikasi Geografis (IG) memegang peranan penting untuk menarik minat konsumen dengan cara memberikan nilai tambah pada produk ini, yaitu adanya kepastian kepada para konsumen untuk mengkonsumsi produk lokal, yang berasal dari kawasan khusus, dengan metode produksi yang tersendiri. Karakteristik-karakteristik mutu produk (khususnya citarasa, untuk produk pangan) yang khas, uniq dan tampil beda yang terindikasi karena pengaruh faktor geografis dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing produk produk tersebut. Oleh sebab itu, banyak pemerintah di berbagai negara di dunia mendorong adanya perlindungan hukum suatu produk yang memiliki mutu baik dari kawasan tertentu dan telah memiliki reputasi baik dengan menggunakan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Indikasi Geografis.

Referensi

  1. ^ "Kopi arabika". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023-03-02. 
  2. ^ "Bajawa, Ngada". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2022-11-18. 
  3. ^ "Golewa, Ngada". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2021-12-07. 
  4. ^ "Nusa Tenggara Timur". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023-04-10. 
  5. ^ "Indonesia". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023-04-14. 
  6. ^ "Indonesia". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023-04-14. 
  7. ^ "Kopi Arabika". Wikipedia. 
  8. ^ "Indikasi Geografis". domain.tld. Diakses tanggal 2023-04-14.