Leftenan Adnan[a] adalah sebuah film drama perang Malaysia tahun 2000 garapan Aziz M. Osman dengan naskah yang ditulis oleh Aziz dan Mejar Ramli Abu Bakar serta diproduksi oleh Paradigm Film beserta Markas Angkatan Darat, Kementerian Pertahanan Malaysia.[2][3] Dibintangi oleh Hairie Othman sebagai pemeran utama, Umie Aida, Faizal Hussein, Rusdi Ramli, Shaharuddin Thamby, Rambo Chin dan Wahid Senario, film tersebut mengisahkan tentang perjuangan perwira tentara Tanah Melayu, Adnan Saidi (juga dikenal sebagai Leftenan Adnan), yang mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan Tanah Melayu dari penjajahan tentara Jepang pada masa Perang Dunia II.[4][5] Film tersebut juga mengisahkan babak pertempuran terakhir Resimen Askar Melayu terdepan melawan tentara Jepang yang jauh lebih banyak di Bukit Chandu hingga menewaskan Leftenan Adnan.

Leftenan Adnan
Berkas:Leftenan adnan 02.jpg
Poster perilisan
SutradaraAziz M. Osman
Produser
  • Jeneral Dato' Seri Md. Hashim Hussein
  • Aziz M. Osman
  • Nor Aliah Lee
Ditulis oleh
  • Aziz M. Osman
  • Mejar Ramli Abu Bakar
  • A.R. Sulaiman
SkenarioAziz M. Osman
Pemeran
Penata musikAzman Abu Hassan
SinematograferBade Hj. Azmi
PenyuntingAziz M. Osman
Perusahaan
produksi
DistributorGrand Brilliance
Tanggal rilis
  • 31 Agustus 2000 (2000-08-31) (Malaysia)
[1]
Durasi116 menit
NegaraMalaysia
Bahasa
AnggaranRM 2.5 juta
Pendapatan
kotor
RM 4.8 juta

Film tersebut merupakan proyek yang telah lama direncanakan oleh Aziz.[6][7] Film tersebut diproduksi dengan anggaran belanja sejumlah RM2.5 juta dengan jumlah pemeran dan kru melebihi 1.000 orang, sekaligus mencetak rekor sebagai film termahal dan produksi terbesar dalam sejarah perfilman Melayu pada masa itu.[8] Syuting dilakukan pada Februari dan Maret 2000 di Perak, Negeri Sembilan dan Johor.

Leftenan Adnan ditayangkan pada 31 Agustus 2000 bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Malaysia ke-43 dan meraih berbagai ulasan positif serta telah meraih jumlah keuntungan sebanyak RM4.8 juta. Film tersebut memenangkan 2 penghargaan di Festival Film Asia Pasifik ke-45 dan 4 penghargaan di Festival Film Malaysia ke-15.[9][10] Meskipun aspek seni film tersebut disambut baik, ketidakakuratan sejarahnya menerima kritikan.[11] Pada tahun 2020, versi definisi tinggi dari film tersebut telah dirilis bertepatan dengan peringatan penayangan perdana ke-20.[12]

Sinopsis

Pada tahun 1934, Kampung Sungai Ramal, Kajang, Selangor dikunjungi oleh anggota tentara Inggris yang bertujuan untuk mencari para pemuda lokal yang layak untuk ditugaskan ke dalam pasukan Askar Melayu. Beberapa pemuda kampung termasuk Adnan Bin Saidi berminat menjadi tentara, namun orangtuanya tidak merestui keinginan tersebut. Adnan bersikeras, bersama beberapa orang rekan, mereka keluar dari kampung dan menuju ke kamp pelatihan militer di Port Dickson.

Di sana, mereka mendaftarkan diri dan menjalani latihan fisik dan mental agar layak untuk menjadi seorang tentara. Keberanian dan kesungguhan yang ditunjukkan oleh Adnan membuatnya terpilih sebagai rekrutan terbaik dan kemudian beliau ditugaskan dalam pasukan Askar Melayu. Dalam waktu yang singkat, Adnan telah menerima kenaikan pangkat menjadi Sersan pada tahun 1937. Pada tahun yang sama, ia diundang dalam upacara penobatan Raja George VI di London.

Tidak lama kemudian, Adnan naik pangkat lagi menjadi seorang Letnan. Ketika Perang Dunia II, Letnan Adnan Saidi berjuang untuk mempertahankan Tanah Melayu dari serangan tentara Jepang. Pertempuran di Bukit Candu yang terletak di Pasir Panjang, Singapura itu mengakibatkan gugurnya seorang perwira Melayu yang begitu ditakuti oleh musuh.

Pemeran

Pemeran cilik yang memerankan peran utama pada masa kanak-kanak meliputi Mohd Ridzuan Din sebagai Adnan kecil, Mohd Haniff Ghafar sebagai Malek kecil, Mohd Amsyar Ghafar sebagai Ahmad kecil, Norfadhilah Norakai sebagai Safiah kecil dan Maizurah Om Sharom sebagai Tumirah kecil.

Perwira tentara yang memerankan peran masing-masing adalah Mejar Mohd Razak Omar sebagai Sarjan Ngah, Koperal Wan Shakri Wan Fe sebagai Prebet Ali, Tuan Haji Ghazali Haji Ismail sebagai Sarjan Ibrahim,[b] Lt. Kol. Omar Nasrulhaq sebagai Lt. Jen. AE Percival, Lt. Kol. Mohd Sany Royan sebagai Lt. Jen. Suguwara, Mejar Suhaimi Sulong sebagai Mejar Spencer Chapman, Mejar Ghazali Ismail sebagai Sarjan Ibrahim, Lt. M. Zaidi Mohd Zain sebagai Prebet/Koperal Yaakub, Lt. M. Zam Azhari Zainudin sebagai Lans Koperal Jibal, Lt. M. Khalid Ismail sebagai Prebet Baharom dan Pbt. Kamaruzaman Ariffin sebagai Prebet Darus.[1]

Catatan

  1. ^ Juga ditulis oleh media sebagai Lt. Adnan.
  2. ^ Peran Sarjan Ibrahim diperankan sendiri oleh anggota tentara yaitu Tuan (kini Dato') Haji Ghazali Haji Ismail. Ia meraih pangkat Mayor Jenderal pada Maret 2021. Kabar tersebut diunggah di akun Facebook resmi Angkatan Darat Malaysia. Mayjen (B) Dato Haji Ghazali juga sempat berperan dalam dalam drama militer Insurgensi yang disiarkan di RTM. Dalam drama tersebut, ia berperan sebagai CO 8 Renjer Raja Rashid. Pada masa syuting, ia memegang jabatan Letnan Kolonel.

Referensi

Kutipan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s "Catatan penerbitan Leftenan Adnan". Filemkita.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Julai 2008. Diakses tanggal 7 Februari 2013. 
  2. ^ "Leftenan Adnan filem alaf baru". Berita Minggu. 2 Januari 2000. Diakses tanggal 23 Januari 2019. 
  3. ^ Saniboey Mohd Ismail (15 Mac 2000). "Sejarah hero Melayu". Harian Metro. Diakses tanggal 23 Januari 2019. 
  4. ^ Abdul Razak Raaff (10 Desember 1999). "Lt. Adnan pendorong generasi muda sertai ketenteraan". Berita Harian. Diakses tanggal 22 Januari 2019. 
  5. ^ Lim & Yamamoto 2011.
  6. ^ "Pengorbanan wira buat Aziz insaf". Berita Minggu. 2 April 2000. hlm. 13. Diakses tanggal 24 Januari 2015. 
  7. ^ "Lt. Adnan: Aziz M. Osman janjikan kejutan". Utusan Malaysia. 3 Julai 2000. Diakses tanggal 14 Maret 2009. 
  8. ^ "'Leftenan Adnan' terbesar, paling mahal". Berita Minggu. 2 April 2000. hlm. 1. Diakses tanggal 24 Januari 2015. 
  9. ^ "Kejayaan Leftenan Adnan milik semua". Berita Harian. 14 Disember 2000. Diakses tanggal 24 Januari 2020. 
  10. ^ Marina Mohd Shariff (25 Disember 2000). "'Leftenan Adnan' is a masterpiece indeed" ['Leftenan Adnan' ialah sebuah karya agung] (dalam bahasa Inggris). New Straits Times. Diakses tanggal 24 Januari 2020. 
  11. ^ "Leftenan Adnan... tidak mentafsir sejarah". Utusan Malaysia. 18 Ogos 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 November 2017. Diakses tanggal 14 April 2015. 
  12. ^ Asraf Aided (31 Ogos 2020). "Tonton Leftenan Adnan 2020 dalam versi yang lebih segar!". Astro Gempak. Diakses tanggal 24 Januari 2021. 
  13. ^ "Impian Hairie". Berita Minggu. 30 Julai 2000. Diakses tanggal 23 Januari 2019. 
  14. ^ Roslen Fadzil (22 Oktober 1999). "Umie berlakon komedi". Harian Metro. Diakses tanggal 23 Januari 2019. 
  15. ^ "Watak Safiah bermain dengan emosi dalaman". Utusan Malaysia. 23 Ogos 2000. Diakses tanggal 14 Mac 2009. 
  16. ^ Nor Akmar Samudin (25 Oktober 2000). "Jeffri rendah diri". Harian Metro. Diakses tanggal 23 Januari 2019. 

Daftar pustaka

Pranala luar