Memasak

kegiatan menyiapkan makanan untuk dikonsumsi dengan menggunakan panas

Memasak adalah kegiatan menyiapkan makanan dengan cara mengolah dan memanaskan bahan makanan agar bahan makanan tersebut bisa dikonsumsi. Memasak terdiri dari berbagai macam metode, teknik, peralatan, dan kombinasi bumbu dapur. Hal tersebut dilakukan untuk mengatur rasa, memudahkan makanan untuk dicerna, mengubah makanan dari segi warna, rupa, rasa, tekstur, penampilan dan nilai nutrisi. Memasak secara umum adalah persiapan, proses memilih, mengatur kuantitas, dan mencampur bahan makanan dengan urutan tertentu dengan tujuan untuk medapatkan hasil yang diinginkan. Memanaskan bahan makanan umumnya, walaupun tidak selalu, perubahan bahan makanan tersebut secara kimiawi, mengakibatkan adanya perubahan rasa, tekstur, penampilan, dan nilai nutrisi.

Seorang koki sedang memasak.

Sejarah Memasak

Awal mula memasak kerap diidentikan dengan perubahan dari masa pemburu-pengumpul ke masa pertanian dan penemuan api.[1] Pada masa pemburu-pengumpul, manusia memakan makanan mentah dan fermentasi. Makanan disediakan oleh alam, dan manusia hanya mengambil dan membersihkanya. Untuk bisa mencerna makanan mentah, manusia pada saat itu mengembangkan beberapa bentuk kepala yang berbeda, otot rahang, dan memiliki usus yang lebih panjang selama jutaan tahun.[2] Selain itu, manusia hanya bisa mengandalkan indra pengecapan dalam menentukan makanan yang layak untuk dimakan. Kehadiran memasak membuka sumber makanan baru, yang dulunya tidak bisa dikonsumsi menjadi bisa dimasak dan dikonsumsi, membuat makanan menjadi lebih halus sehingga lebih mudah di cerna, membunuh kuman, dan dapat disimpan lebih lama.[3]

Metode memasak yang paling awal berupa memanggang dan merebus dengan bantuan tungku dari tanah ataupun batu. Metode memasak inipun masih digunakan sampai saat ini dengan berbagai pengembangan pada alat dan kontrol suhu.[4]

Bahan Memasak

Bahan memasak ialah semua bahan yang ditambahkan dalam proses memasak untuk mencapai efek yang diinginkan oleh pelaku. Istilah ini juga termasuk kedalam bahan tambahan pangan.[5]

Bahan Dasar

Bahan dasar memasak umumnya bersifat alami yaitu bahan yang berasal dari makhluk hidup. Sayuran, buah, kacang-kacangan, dan rempah-rempah berasal dari tumbuhan. Sedangkan, daging, telur dan susu berasal dari binatang. Memasak juga menggunakan air dan mineral seperti garam. Terdapat tiga nutrisi utama pada makanan yakni karbohidrat, protein dan lemak yang juga terdapat pada bahan masakan.[6] Serta terdapat beberapa unsur tambahan berupa air dan rempah-rempah.

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan molekul gula (glukosa), yang menjadi sumber utama energi dalam tubuh. Karbohidrat terdapat pada bahan makanan berupa bulir gandum, buah-buahan, susu, kacang-kacangan.[6]

Protein

Protein berfungsi untuk membantu tubuh berkembang dan memperbaiki selnya. Protein umumnya ditemukan pada produk hewani seperti daging dan susu dan terdapat pula pada kedelai dan aneka kacang-kacangan.[7]

Lemak

Lemak membantu menyerap vitamin A, vitamin D dan Vitamin E dan juga sebagai sumber energi. Terdapat pada bahan makanan seperti keju, daging, krim, minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan makanan asin.[8]

Air

Air merupakan salah satu mineral yang digunakan saat memasak, terkhususnya dalam metode memasak panas basah.

Rempah-Rempah

Penambahan rempah-rempah pada proses memasak umumnya bertujuan menambahkan cita rasa pada makanan. Cengkih, lada, kayu manis, pala, andaliman, merupakan beberapa contoh rempah-rempah umum yang digunakan di Indonesia.

Bahan Tambahan Pangan

Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan bahan yang dimasukan kedalam proses memasak yang mampu mengubah sifat serta bentuk suatu makanan. Seperti mengawetkan makanan, menambah cita rasa, perubahan warna makanan dan mencegah ketengikan.[9] Terdapat dua jenis BTP yakni alami dan sintetis.

Metode Memasak yang Umum

Untuk mengetahui pengertian memasak secara utuh, metode atau teknik yang digunakan dalam memasak.

Memasak panas kering

Memasak panas kering merupakan teknik memasak yang memindahkan panas ke makanan tanpa adanya bantuan kelembapan tambahan. Metode ini umumnya menggunakan temperatur yang tinggi, yakni 146 oC ke atas.[10] Jenis teknik memasak tersebut adalah sebagai berikut:

Menggoreng

Teknik pengolahan makanan dengan memasukkan bahan makanan ke dalam minyak panas, sehingga panas berpindah dari minyak ke makanan. Kemudian menghasilkan rasa yang kompleks dan warna emas-kecoklatan dari reaksi Maillard.[11] Mempertahankan temperatur minyak yang tepat adalah kunci dari menggoreng. Jika temperatur terlalu rendah maka membuat makanan menjadi lebih banyak menyerap minyak, sedangkan jika terlalu tinggi makanan akan terbakar pada permukaan saja sebelum benar-benar matang.[11]

Terdapat beberapa teknik didalam menggoreng, dan dibagi berdasarkan jumlah penggunaan minyak dan temperatur suhu. Teknik-teknik tersebut ialah pan frying, deep frying, shallow frying, stir frying dan sweating.[12]

Memanggang

Teknik pengolahan makanan dengan memasukan makanan ke dalam alat pembakaran atau di panci didalam oven (bake). Umumnya teknik ini digunakan untuk memasak berbagai macam daging.[13]

Memasak panas basah

Memasak panas basah merupakan teknik memasak dengan bantuan kelembapan tambahan berupa cairan atau uap. Cairan tersebut bisa mencakup air, kaldu dan berbagai cairan yang dapat menambah rasa pada makanan.[14] Beberapa jenis teknik memasak dalam kategori ini, adalah sebagai berikut:

Penguahan

Dilakukan pada temperatur rendah, sekitar 70 C - 80 C. Cairan didalam panci panas tetapi tidak sampai berbuih. Teknik ini biasanya dipakai pada telur dan ikan.[15]

Memanaskan dalam air

Dilakukan dengan temperatur lebih tinggi daripada penguahan, sekitar 85 C - 96 C. Cairan didalam panci akan muncul buih tetapi tidak penuh. Teknik ini dipakai untuk mempersiapkan sup.[15]

Merebus

Merupakan teknik yang paling panas dengan bantuan cairan, sekitar 100 C. Teknik ini dipakai untuk memasak daging, ikan dan telur.[15]

Mengukus

Mengukus merupakan teknik memasak dengan temperatur panas pada cairan melewati 100 C dan menguap. Teknik ini dipakai untuk memasak makanan laut, sayuran dan makanan halus lainya.[15]

Perbedaan-perbedaan yang ada di seluruh dunia mengenai cara memasak mencerminkan faktor-faktor sosial, ekonomi, agama, agrikultur, budaya, dan estetika yang mempengaruhinya.

Alat Memasak

Terdapat beberapa alat yang membantu proses memasak, adapun alat-alat tersebut sebagai berikut:

Panci

Digunakan dalam metode merebus, penguahan dan memanaskan dalam air. Menghasilkan makanan seperti kaldu, dan rebusan. Panci dibedakan berdasarkan kedalaman dan diameternya, beberapa panci di desain memiliki tangkai dan penutup.

Wajan

Digunakan dalam metode menggoreng dan menumis. Wajan dibedakan berdasarkan kedalaman dan diameternya, umumnya wajan dilengkapi dengan tangkai dan dipadukan dengan serok.

Ketel

Disebut juga dengan ceret, dan digunakan dalam metode merebus. Ketel dibedakan berdasarkan ukuran dan bentuknya. Beberapa ketel memiliki peluit sebagai penanda jika rebusan sudah mendidih.

Dandang

Merupakan periuk besar yang digunakan dalam metode mengukus, dan umumnya untuk menanak nasi.

Loyang

Loyang erupakan cetakan untuk membentuk kue atau roti. Digunakan dalam metode pemanggangan dengan dimasukkan ke dalam oven. Ukuran dan bentuk loyang bervariasi.

Kecelakaan kerja

Kecelakaan saat memasak sebagian besar terjadi sebab kelalaian manusia. Kelalaian tersebut berupa meninggalkan masakan dalam waktu terlalu lama, meletakan barang yang mudah terbakar terlalu dekat dengan sumber api, dan secara tak sengaja menghidupkan atau tidak mematikan peralatan.[16] Setidaknya dua per tiga kebakaran rumah dimulai dari dapur, dengan 480 jiwa meninggal akibat api dari dapur dan 350.000 manusia terluka akibat pisau dapur setiap tahunnya.[17] Kecelakaan ini dapat dicegah dengan beberapa cara, yakni sebagai berikut:

  1. Jangan meninggalkan masakan yang sedang dimasak dalam waktu yang lama.
  2. Jaga kebersihan dan kerapian dapur dan area memasak.
  3. Jauhkan alat dan bahan berbahaya dari anak-anak dan hewan peliharaan.
  4. Jauhkan bahan makanan dan barang yang mudah tersulut api dari sumber api (kompor)
  5. Gunakan sarung tangan oven saat mengambil masakan dari dalam oven.
  6. Biarkan minyak makan menjadi dingin, sebelum memindahkanya dari wajan.
  7. Gunakan papan memotong saat memotong bahan makanan.
  8. Gunakan pisau yang tajam agar memudahkan pemotongan dan mengurangi resiko terpotong.
  9. Persiapkan P3K di ruang dapur.

Referensi

  1. ^ "cooking | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-03. 
  2. ^ Vilgis, Thomas A. (2017-12-31). Evolution – Culinary Culture – Cooking Technology. transcript Verlag. hlm. 149–160. doi:10.14361/9783839430316-023. ISBN 978-3-8394-3031-6. 
  3. ^ Milton, Katherine (1999). "A hypothesis to explain the role of meat-eating in human evolution" (PDF). Evolutionary Anthropology Issues News and Reviews. 1 (8): 11–21. 
  4. ^ Gauvain, Mary (2001). "Cultural Tools, Social Interaction and the Development of Thinking". Human Development (dalam bahasa Inggris). 44 (2-3): 126–143. doi:10.1159/000057052. ISSN 0018-716X. 
  5. ^ "What Are Food Ingredients?". Food Ingredient Facts (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-04. 
  6. ^ a b "Carbohydrates". medlineplus.gov. Diakses tanggal 2022-01-04. 
  7. ^ "Protein - Better Health Channel". www.betterhealth.vic.gov.au. Diakses tanggal 2022-01-04. 
  8. ^ "Facts about fat". nhs.uk (dalam bahasa Inggris). 2018-04-27. Diakses tanggal 2022-01-04. 
  9. ^ "Penggunaan BTP". Istana UMKM. 
  10. ^ "Dry Heat Cooking Methods". The Spruce Eats (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-04. 
  11. ^ a b "The Science of Frying - Article". FineCooking (dalam bahasa Inggris). 2012-12-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-13. Diakses tanggal 2022-01-04. 
  12. ^ "Different Methods of Frying". Curated Cook (dalam bahasa Inggris). 2019-09-29. Diakses tanggal 2022-01-04. 
  13. ^ "Roasting | Encyclopedia.com". www.encyclopedia.com. Diakses tanggal 2022-01-04. 
  14. ^ "Culinary Basics: Moist Heat Cooking Methods". Culinary Agents (dalam bahasa Inggris). 2020-05-26. Diakses tanggal 2022-01-04. 
  15. ^ a b c d "Moist Cooking". extension.usu.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-04. Diakses tanggal 2022-01-04. 
  16. ^ "Cooking Safety". Fire Safety (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-05. 
  17. ^ "Kitchen Accidents". Beaumont Emergency Hospital (dalam bahasa Inggris). 2015-11-13. Diakses tanggal 2022-01-05. 

Pranala luar