Sungai Kuning
Sungai Kuning (Hanzi: 黃河, hanyu pinyin: Huanghe ⓘ, Wade-Giles: Hwangho, bahasa Inggris: Yellow River) adalah sungai yang penting di Republik Rakyat Tiongkok Utara yang menjadi pusat kebudayaan Cina bersama-sama dengan Sungai Panjang (Yangtze) di selatan.
Dengan panjang 5.464 km, sungai ini merupakan sungai terpanjang kedua di Tiongkok setelah Sungai Panjang.
Hulu
Sebagaimana juga beberapa sungai panjang di Tiongkok, sungai Huang berhulu di Dataran Tinggi Tibet.
Daerah Aliran Sungai
Daerah aliran sungai huang pada hulunya sangatlah sempit melewati celah-celah pegunungan di Dataran Tinggi Tibet. Kemudian pada bagian tengahnya sungai ini melewati padang gurun di Provinsi Mongolia Dalam sebelum menembus Pegunungan Barat (Shan Xi). Karena melewati dataran gurun inilah maka sungai ini dinamakan sungai kuning, yakni akibat membawa material tanah berwarna kuning yang disebut Loess, yang sangat cocok bagi pertanian.
Bagian hilir dari sungai ini mengaliri bagian utara Dataran Tiongkok. Diantara provinsi-provinsi di Tiongkok yang masuk dalam daerah aliran sungai ini pada hilirnya adalah Henan, Hebei, dan Shandong. Di bagian hilir ini daerah aliran sungai kuning bersatu dengan daerah aliran-aliran sungai lain yang mengaliri Dataran Tiongkok. Hal ini dikarenakan banyaknya bendungan serta kanal-kanal yang dibagun oleh berbagai kerajaan/negara dalam peradaban Tiongkok sejak dahulu hingga kini, yang menghubungkan sungai-sungai besar di dataran tersebut. Selain itu karena datarnya Dataran Tiongkok, sering kali aliran-aliran sungai yang ada berubah jalur.
Sungai Kuning saat ini bermuara di Laut Bohai, sebelah utara Semenanjung Pegunungan Timur (Shan Dong). Namun dalam sejarahnya pernah bermuara di Laut Kuning di sebelah selatan semenanjung tersebut.
Peran dalam Sejarah Tiongkok
Sungai Kuning atau Huang He adalah tempat lahirnya peradaban Tionghoa di mana aktivitas pertanian bermula di lembah Sungai Kuning. Sungai ini memegang peranan penting tidak hanya bidang ekonomi tetapi juga sejarah. Lembah Sungai Kuning telah dihuni selama 7 ribu tahun lalu bersamaan dengan perkembangan agrikultur di kawasan tersebut . Ketersediaan bahan gizi karena kesuburan tanahnya merupakan faktor utama peran Huang He dalam perkembangan peradaban Tiongkok. Ironisnya, selain berkontribusi dalam memberi kehidupan bagi rakyat disekitarnya, Huang He juga sering menyebabkan banjir besar sehingga sungai ini juga dijuluki dengan "Kesedihan Tiongkok".[1]
Lihat juga
Catatan kaki
- ^ "Huang He - Dari Rahim Peradaban ke Permasalahan Roda Pembangunan". Budaya Tionghoa. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-04.