Akademi Militer
Akademi Militer (disingkat Akmil) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Darat dan Sekolah Perwira Prajurit Karier TNI (Sepa PK TNI) di Kota Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Akademi Militer mencetak Perwira TNI , Akademi Militer berada di dalam struktur TNI
Akademi Militer | |
---|---|
Dibentuk | 11 November 1957 |
Negara | Indonesia |
Cabang | Tentara Nasional Indonesia |
Tipe unit | Komando Pendidikan |
Bagian dari | Akademi TNI |
Markas | Kota Magelang, Jawa Tengah |
Julukan | Akmil |
Moto | अधिकाऱ्या महत्व विर्य नगरभक्ति - Adhitakarya Mahatvavirya Nagarabhakti (Bahasa Sanskerta) |
Situs web | akmil.ac.id |
Tokoh | |
Gubernur | Mayor Jenderal TNI Erwin Djatniko, S.Sos. |
Wakil Gubernur | Brigadir Jenderal TNI Sapto Widhi Nugroho |
Inspektur | Brigadir Jenderal TNI Dedi Prihatmodjo |
Direktur Pendidikan | Brigadir Jenderal TNI Djonne Ricky Lumintang |
Direktur Umum | Brigadir Jenderal TNI Trenggono |
Direktur Pengkajian | Brigadir Jenderal TNI Tri Saktiyono |
Widyaiswara Bidang Manajemen | Brigadir Jenderal TNI Lukmanul Khaqim, S.H. |
Widyaiswara Bidang Teknik | Brigadir Jenderal TNI Muhammad Zamroni, S.IP. |
Komandan Resimen Taruna Dan Siswa | Brigadir Jenderal TNI Dwi Sasongko |
Mako Akademi Militer berada di Jl. Gatot Subroto, Kota Magelang, Jawa Tengah.
Dislokasi
Akademi Militer berada di Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah, dengan ketinggian 400 meter dari permukaan laut dan beriklim sejuk, yang dikelilingi oleh Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sundoro dan Gunung Tidar. Akmil menempati tanah seluas 654,4493 Ha. yang terdiri dari Komplek Panca Arga, Ksatrian Akmil, Mess Sundoro, Mess Sumbing, Mess Merapi, Mess Dieng, Mess Kranggan, Kolam renang Pisangan.
Daerah-daerah latihan Gending, Pendem, Plempungan, kaloran, Kopeng dan Gringsing (Kabupaten Batang).
Satuan
- Batalyon Taruna Tk. I/Remaja
- Batalyon Taruna Tk. II/Dewasa
- Batalyon Taruna Tk. III/Madya
- Batalyon Taruna Tk. IV/Wreda
Kurikulum
Pendidikan Politeknik Ilmu Militer ditempuh dalam 4 tahun. Dimulai pada tahun 2011 werving tahun 2007, seluruh Taruna Akademi TNI menjalani pendidikan militer dan pendidikan umum setara Diploma IV Dengan gelar Sarjana Sains Terapan Pertahanan (S.S.T.Han) dilanjutkan dengan penyelesaian program studi Strata-1 di Universitas Jenderal Achmad Yani, kemudian tahun 2013 mengikuti peraturan kemenristekdikti berubah menjadi Sarjana Terapan Pertahanan (S.T.Han), lalu di tahun 2017 berubah menjadi Sarjana Terapan Pertahanan (S.Tr.Han) sampai dengan sekarang. Pendidikan di Akademi Militer dimulai dari Pendidikan Dasar Integratif Kemitraan Tahap I Taruna/Taruni Akademi TNI & Akademi Kepolisian selama 3 Bulan. Kemudian Pendidikan Chandradimuka yang dilaksanakan bersama taruna AAL & AAU selama 9 bulan. Setelah pendidikan dasar integratif dan Pendidikan Chandradimuka selesai para Taruna/Taruni kembali ke akademi masing-masing. Setelah 4 tahun menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer, Taruna/Taruni Akmil berhak menyandang gelar sebagai Sarjana Terapan Pertahanan (S.Tr.Han). Calon Taruna Akmil merupakan lulusan SMA atau MA (IPA dan IPS untuk Taruna/Taruni). Akademi Militer merupakan pendidikan ikatan dinas yang dibiayai oleh negara. Di Akademi Militer terdapat beberapa program studi Diploma IV (D IV) yang disesuaikan dengan korps satuan yang ada di TNI Angkatan Darat, yaitu:
- Teknik Sipil Pertahanan (Akreditasi A)
- Teknik Mesin Pertahanan (Akreditasi A)
- Teknik Elektro Pertahanan (Akreditasi A)
- Ilmu Manajemen Pertahanan (Akreditasi A)
- Ilmu Administrasi Pertahanan (Akreditasi A)
Sejarah
Sejarah Akademi Militer (Akmil)[1] bermula dari didirikannya Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945, atas perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo. Pada tahun 1950, MA Yogyakarta setelah meluluskan dua angkatan, karena alasan teknis, ditutup untuk sementara dan taruna angkatan ketiga menyelesaikan pendidikannya di KMA Breda, Belanda. Pada kurun waktu yang sama diberbagai tempat lain (Malang, Mojoagung, Jombang, Salatiga, Tangerang, Palembang, Bukit Tinggi, Brastagi, Prapat) didirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi kebutuhan TNI AD/ABRI pada waktu itu.[2]
Pada tanggal 1 Januari 1951 di Bandung didirikan SPGI AD (Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat), dan pada tanggal 23 September 1956 berubah menjadi ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat). Sementara itu pula pada tanggal 13 Januari 1951 didirikan pula P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat) di Bandung. Mengingat pada saat itu banyak sekolah perwira TNI AD, maka muncul gagasan dari pimpinan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi Militer, gagasan ini pertama kali dimunculkan pada sidang parlemen oleh Menteri Pertahanan pada tahun 1952. Setelah melalui berbagai proses, maka pada tanggal 11 November 1957 pukul 11.00 WIB Presiden RI Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang. Akademi Militer ini merupakan kelanjutan dari MA Yogyakarta dan taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4.
Pada tahun 1961 Akademi Militer Nasional Magelang di integrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang. Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU dan Polri) memiliki Akademi, maka pada tanggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Sesuai dengan tuntutan tugas, maka pada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri bagian Darat. Akabri Bagian Umum mendidik taruna TK-I selama satu tahun, termasuk Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka, sedangkan Akabri bagian Darat mendidik taruna Akabri Bagian Darat mulai TK-II sampai dengan TK-IV. Pada tanggal 29 September 1979 Akabri Udarat berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat. Dalam rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka pada tanggal 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namanya menjadi Akmil (Akademi Militer).
Pada tanggal 1 April 1999 secara resmi Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI. Sejak itu pula Akademi Kepolisian terpisah dari AKABRI. Kemudian AKABRI berubah namanya menjadi Akademi TNI yang terdiri dari AKMIL, AAL dan AAU. Berdasarkan Perpang Nomor:Perpang/ 28/ V/ 2008 tanggal 12 Mei 2008 Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka dan Integratif Akademi TNI pola 12 bulan langsung di bawah Mako Akademi TNI. Kemudian AKMIL menyelenggarakan pendidikan khusus Taruna Angkatan Darat tingkat II, III dan IV.
Drum Band Canka Lokananta dan Satsikmil Akmil
Drum Band Genderang Seruling "Canka Lokananta" dan Satuan Musik Militer Upacara Adjudan Jenderal Akademi Militer (Satsikmil Ajen AKMIL) adalah resminya drumben militer dan satuan musik upacara Akademi Militer, bermula pada hari 16 April 1959 setelah dibukanya kembali Akademi Militer di kampus Magelang saat ini,[3][4] sehingga mereka adalah perwakilan musikal senior TNI Angkatan Darat, mencontoh formasi serupa yang dipasang oleh Sekolah Militer Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger di Bandung, Gombong dan Purworejo. Pelatih pertama drumben ini yaitu Lettu Suhirno. Selagi Satuan Musik (terdiri dari 36 musisi) diawaki oleh personel militer aktif yang ditugaskan ke akademi dan merupakan lulusan dari Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Kodiklat TNI-AD, Drumband Canka Lokananta terdiri dari sekitar 182 genderang, seruling dan terompet diawaki oleh taruna-taruni yang merupakan bagian dari Korps Taruna Akmil.[5][6] Kata-kata satuan Korps Taruna ini berasal dari bahasa Sansekerta yang mengandung arti "Suara Merdu Dari Surga". Kedua organisasi memenuhi semua persyaratan musik resmi Akademi Militer, termasuk upacara dan defile militer dan patriotik, konser publik, acara olahraga dan siaran radio dan televisi, serta kegiatan sosial untuk Korps Taruna Akmil, alumni akademi dan seluruh komunitas Magelang, sekaligus tampil di semua event nasional yang melibatkan TNI sebagai satuan drumben militer Akademi TNI yang tertua.
Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Beliau mantan lulusan Akademi Militer, adalah bagian dari drumline perkusi Canka Lokananta, yang berubah setiap tahun dari musisi yang masuk dan keluar yang dipilih dari antara jajaran Korps Taruna.[7][8] Beliau adalah drummer tenor selama masa periode sebagai bagian dari formasi ini, dan selama kunjungan Juni 2014, beliau bergabung dengan sesama musisi alumni Canka Lokananta dari Angkatan-Angkatan alumni perwira tinggi dari Akmil.
Kepangkatan Taruna Akmil
- Prajurit Taruna (Pratar)
- Kopral Taruna (Koptar) Tk. I
- Sersan Taruna (Sertar) Tk. II
- Sersan Mayor Dua Taruna (Sermadatar) Tk. III
- Sersan Mayor Satu Taruna (Sermatutar) Tk. IV
Gubernur
Adhi Makayasa
Penghargaan tahunan kepada lulusan terbaik dari setiap matra TNI dan POLRI.
Museum
Lihat Pula
Referensi
- ^ "Sejarah Akademi Militer" website akmil.ac.id
- ^ "Kasad Resmikan Prasasti AMN di Akademi Militer."[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-20. Diakses tanggal 2021-04-20.
- ^ https://fahmianhar.wordpress.com/2013/04/08/canka-lokananta-akmil-alunan-suara-surga/
- ^ https://magelangimages.wordpress.com/2014/04/11/canka-lokananta-the-melodious-sound-from-tidar-valley/
- ^ https://siedoo.com/berita-6872-akmil-pertahankan-tradisi-lokananta/
- ^ https://news.detik.com/berita/d-2618995/ini-gaya-sby-tampil-bersama-taruna-drum-band-akmil-magelang
- ^ https://tniad.mil.id/pangdam-jaya-menabuh-tenor/
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi