Pertempuran Talas
Pertempuran Talas(怛羅斯會戰) pada tahun 751 adalah konflik perbatasan antara Bani Abbasiyah Arab dengan Dinasti Tang Cina yang memperebutkan kekuasaan di Syr Darya. Pada Juli 751, Bani Abbasiyah memulai serangan besar-besaran terhadap Cina di sungai Talas; 30.000 tentara Muslim melawan 20.000 tentara Tang dan 10.000 tentara bayaran Karluk. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan Bani Abbasiyah. Dari 10.000 Tentara Tang yang dikirimkan ke perbatasan, hanya kurang dari 2000 orang yang kembali dengan selamat.
Pertempuran Talas | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Penaklukan Transoxiana oleh Muslim | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kekaisaran Tibet | |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Abu Muslim Al Khurasany Ziyad bin Salih[2][3] |
Gao Xianzhi Li Siye Duan Xiushi[2] | ||||||
Kekuatan | |||||||
perkiraan militer Cina saat itu jumlah tentara Arab sekitar 100,000 orang. (25.000 Perkiraan Modern sesuai dengan kampaye sebelumnya) | 30,000 (10,000 Pasukan protektorat Cina + 20,000 Tentara bayaran Karluk yang pada tengah pertempuran berganti memihak Arab perkiraan militer Cina). Sumber modern memperkirakan 20.000 Pasukan protektorat Cina dengan profesionalisme rendah + 10,000 Tentara bayaran Karluk | ||||||
Korban | |||||||
kurang lebih 10.000 kebanyakan tewas karena kontigen pemanah cina | Setengah dari tentara Tang tewas. |
Faktor utama kekalahan tentara Tang pada pertempuran ini adalah berkhianatnya tentara bayaran Karluk dan pihak Ferghana yang mundur dari pertempuran serta melepaskan aliansi dengan dinasti Tang. Kedua bangsa ini memang pada dasarnya tidak suka dengan dinasti Tang yang menjajah mereka, tetapi karena kalah kuat mereka terpaksa bergabung dengan tentara Tang. Invasi Arab ke Syr Darya ini dimanfaatkan dengan baik oleh kedua bangsa ini untuk mengusir tentara Tang dari tanah air mereka.
Akibat diserang dari arah depan oleh Arab dan dari sisi Samping oleh tentara Karluk, akhirnya tentara Tang tak dapat lagi menahan posisi mereka dan memutuskan untuk mundur atas komando Gao Xianzhi dengan bantuan Li Siye untuk menghindari kerugian lebih besar. Walaupun tentara Tang mengalami kekalahan besar tetapi tentara Tang berhasil mengakibatkan kerugian maksimal pada tentara Arab karena komandan Li Siye yang bermaksud meninggalkan sisa tentaranya dan menyelamatkan diri dicela oleh Duan Xiushi, sebagai seorang perwira, harga diri Li Siye tercabik dan ia merasa amat malu maka Li Siye pun bangkit memimpin sisa tentara Tang dan melawan tentara Arab yang mengejar dalam penarikan mundur mereka.
Akibat dan Pengaruh Pertempuran Talas
Segera setelah pertempuran Talas, dinasti Tang mulai kehilangan pengaruhnya di Asia Tengah, keadaan dalam negeri dinasti Tang yang buruk dan munculnya banyak Pemberontakan membuat Dinasti Tang melemah pengaruhnya dan mulai kehilangan kekuatan serta kekuasaan. Akibatnya seluruh pengiriman upeti bangsa Asia Tengah kepada Dinasti Tang dialihkan pengirimannya kepada bangsa Arab, Tibet, dan Uighur. Kiblat budaya Asia Tengah yang awalnya berkiblat pada budaya orientalis pun berubah pada budaya Arab. Agama Islam mulai masuk dan menyebar segera setelah pertempuran selesai kepada bangsa-bangsa Asia Tengah khususnya Turki dan memberikan pengaruh yang kuat di budaya Asia Tengah, sampai saat ini agama Islam dianut oleh sebagian besar masyarangkat Asia Tengah. Dengan dukungan Bani Abbasiyah bangsa Karluk mendirikan sebuah negara bebas yang pada akhir abad ke 9 bergabung dengan Kekhanan Kara-Khanid.
Kutipan
Referensi
- Bai, Shouyi; et al. (2003), 中囯回回民族史 (A History of Chinese Muslims, 2, Beijing: Zhonghua Book Company, ISBN 7-101-02890-X
- Bartold, W [1928] (1992). (Western) Turkestan Down to the Mongol Invasion. New Delhi: Munshiram Manoharlal Publishers. ISBN 81-215-0544-3 Invalid ISBN.
- Beckwith, Christopher I. (2009): Empires of the Silk Road: A History of Central Eurasia from the Bronze Age to the Present. Princeton: Princeton University Press. ISBN 978-0-691-13589-2.
- Biran, Michal (October 2012). "Kitan Migrations in Eurasia (10th–14th Centuries)" (PDF). Journal of Central Eurasian Studies. Center for Central Eurasian Studies. 3: 85–108. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 14 April 2014. Diakses tanggal 3 May 2014.
- Bloodworth, Dennis; Bloodworth, Ching Ping (2004). The Chinese Machiavelli: 3000 years of Chinese statecraft. Transaction Publishers. ISBN 0-7658-0568-5. Diakses tanggal 3 May 2014.
- Bulliet, Richard; Crossley, Pamela; Headrick, Daniel; Hirsch, Steven; Johnson, Lyman (2010). The Earth and Its Peoples (edisi ke-5). Cengage Learning. ISBN 0538744383. Diakses tanggal 3 May 2014.
- Bulliet, Richard (2010). The Earth and Its Peoples, A Global History, AP Edition, 5th ed. Cengage Learning. ISBN 1285288572. Diakses tanggal 3 May 2014.[pranala nonaktif permanen]
- Chaliand, Gérard (2004). Nomadic Empires: From Mongolia to the Danube. Transaction Publishers. ISBN 141282978X. Diakses tanggal 3 May 2014.
- Esposito, John L., ed. (1999). The Oxford History of Islam (edisi ke-illustrated). Oxford University Press. ISBN 0195107993. Diakses tanggal 10 March 2014.
- Herbert Allen Giles (1926). Confucianism and its rivals. Forgotten Books. hlm. 139. ISBN 1-60680-248-8. Diakses tanggal 14 December 2011.
In7= 789 the Khalifa Harun al Raschid dispatched a mission to China, and there had been one or two less important missions in the seventh and eighth centuries; but from 879, the date of the Canton massacre, for more than three centuries to follow, we hear nothing of the Mahometans and their religion. They were not mentioned in the edict of 845, which proved such a blow to Buddhism and Nestorian Christianityl perhaps because they were less obtrusive in the propagation of their religion, a policy aided by the absence of anything like a commercial spirit in religious matters.
- Lapidus, Ira M. (2012). Islamic Societies to the Nineteenth Century: A Global History (edisi ke-illustrated). Cambridge University Press. ISBN 052151441X. Diakses tanggal 10 March 2014.
- Lewis, Mark Edward (2009). China's Cosmopolitan Empire: The Tang Dynasty. Harvard University Press. ISBN 978-0-674-05419-6.
- Lifchez, Raymond; Algar, Ayla Esen, ed. (1992). The Dervish Lodge: Architecture, Art, and Sufism in Ottoman Turkey. Volume 10 of Comparative studies on Muslim societies (edisi ke-illustrated). University of California Press. ISBN 0520070607. Diakses tanggal 1 April 2013.
- Millward, James A. (2007). Eurasian Crossroads: A History of Xinjiang (edisi ke-illustrated). Columbia University Press. ISBN 0231139241. Diakses tanggal 10 March 2014.
- Pozzi, Alessandra; Janhunen, Juha Antero; Weiers, Michael, ed. (2006). Tumen Jalafun Jecen Aku: Manchu Studies in Honour of Giovanni Stary. Volume 20 of Tunguso Sibirica. Contributor Giovanni Stary. Otto Harrassowitz Verlag. ISBN 344705378X. Diakses tanggal 1 April 2013.
- Sinor, Denis, ed. (1990). The Cambridge History of Early Inner Asia, Volume 1 (edisi ke-illustrated, reprint). Cambridge University Press. ISBN 0521243041. Diakses tanggal 10 March 2014.
- Soucek, Svat, ed. (2000). A History of Inner Asia (edisi ke-illustrated, reprint). Cambridge University Press. ISBN 0521657040. Diakses tanggal 10 March 2014.
- Starr, S. Frederick, ed. (2004). Xinjiang: China's Muslim Borderland (edisi ke-illustrated). M.E. Sharpe. ISBN 0765613182. Diakses tanggal 10 March 2014.
- Wink, André (1997). Al-Hind the Making of the Indo-Islamic World: The Slave Kings and the Islamic Conquest : 11th–13th Centuries. Volume 2 of Al-Hind: The Making of the Indo-Islamic World (edisi ke-illustrated). BRILL. ISBN 9004102361. Diakses tanggal 10 March 2014.
- Wink, André (2002). Al-Hind: The Slave Kings and the Islamic conquest, 11th–13th centuries. Volume 2 of Al-Hind: The Making of the Indo-Islamic World (edisi ke-illustrated, reprint). BRILL. ISBN 0391041746. Diakses tanggal 10 March 2014.
- Xue, Zongzheng (1998). Anxi and Beiting Protectorates: A Research on Frontier Policy in Tang Dynasty's Western Boundary. Harbin: Heilongjiang Education Press. ISBN 7-5316-2857-0.