Gunadi Harto Karjono, M.Com lahir di Semarang, 10 Juni 1972. Ia adalah seorang pengusaha perbekalan, sarana prasarana kesehatan lingkungan dan manusia di lingkup Mabes TNI. Ia berasal dari Semarang lalu merantau ke Jakarta dan menetap di Tangerang setelah menyelesaikan pendidikan terakhirnya. Awalnya, ia bekerja sebagai penjaga toko sepatu di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, kemudian mendapat kesempatan bekerja di PT Zeneca Agri Products Indonesia. Zeneca adalah perusahaan bahan kimia untuk pengendalian hama dan penyakit pada pertanian, perkebunan, dan lingkungan. Perusahaan multinasional ini berkantor pusat di London, Inggris Raya. Pengalaman pertamanya inilah yang menjadi dasar penguasaannya tentang perusahaan global dan pengetahuan di bidang pengendalian hama dan penyakit di sektor pertanian dan perkebunan,  serta pengendalian vektor penyakit berbasis binatang dan antropoda di lingkungan manusia yang kemudian mengantarkannya kepada kegiatan usaha dan aktivitasnya saat ini di bawah bendera PT. Vadel Ksatria Samudra Indonesia.

Gunadi Karjono
Lahir10 Juni 1972
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
KebangsaanIndonesia
PekerjaanPengusaha
Tempat kerjaPT Vadel KSI
OrganisasiPerhimpunan Karunia Merah Putih
Kota asalTangerang, Banteng

Masa Kecil

Gunadi dibesarkan oleh ayah dan ibunya yang menghidupi keluarga dengan berdagang besi. Itu yang membiayai Gunadi untuk dapat menyelesaikan pendidikan tingginya di University of Western Sydney. Pada 2022, universitas ini berada pada rangking 201–250 dunia dan rangking 11 di Australia. Pada awalnya Gunadi sangat ingin menjadi arsitek, tetapi mendiang ayahnya berkehendak lain dan mengarahkannya untuk belajar business administration. Mendiang ayahnya berharap agar dirinya kelak menjadi pengusaha dan mandiri.

Mendirikan Usaha

Demi mewujudkan mimpi almarhum ayahnya, Gunadi mulai merintis usahanya sendiri di bidang agrokimia pada awal 2001 untuk pertanian dan perkebunan. Banyak tantangan dan rintangan yang dihadapinya sampai ia harus menyerah pada krisis moneter 2008 dan membuat usahanya kolaps. Dalam kepedihan hidupnya, Gunadi tetap gigih mencoba untuk bangkit kembali. Kemauan kerasnya dan kenekatannya akhirnya membawa Gunadi pada dunianya sendiri dengan mengembangkan produk anti nyamuk atau penolak nyamuk pada bahan tekstil untuk tujuan program eradikasi malaria di Indonesia. Untuk pengembangan produk tersebut Gunadi meminta izin kepada temannya seorang Perwira TNI AD untuk uji coba kepada prajurit yang sedang piket, di mana mereka selalu menghadapi kendala gangguan nyamuk yang luar biasa. Keberhasilan awal produk ini tidak serta merta membuatnya sukses, perbaikan-perbaikan formulasi dan aplikasi terus dikembangkan, sehingga akhirnya produk ini dilirik untuk disosialisasikan skala besar pada satuan tugas TNI AD yang akan berangkat tugas menjaga perbatasan negara di ujung timur Indonesia.

Kemitraan dengan TNI

 
Gunadi Karjono bersama Panglima TNI Yudo Margono dalam satu kesempatan di Kodam V/Brawijaya (Foto: Dok Pribadi)

Awal sosialisasi produk tersebut di lingkungan TNI AD didukung oleh Brigjen TNI Sudirman Kadir yang saat itu menjabat sebagai Kasdam III Siliwangi (Kini Purnawirawan berpangkat Mayor Jenderal). Gunadi lalu dikenalkan dan diajak meninjau medan untuk melihat kondisi pos-pos perbatasan di Kerom, Papua oleh Danbrigif 13/Galuh Rahayu (satuan organik Divisi Infanteri 1/Kostrad) Kolonel Inf Farid Makruf, MA yang saat ini menjabat sebagai Pangdam V/Brawijaya dengan pangkat Mayjen TNI). Saat itu, Kostrad dipimpin oleh Letjen TNI Muhammad Munir.

Hasil dari peninjauan medan tersebut, Gunadi membantu menyiapkan Protap Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan bagi anggota TNI untuk pengendalian malaria bagi personel Yonif 321/Galuh Taruna, Yonifmek 412/Bharata Eka Sakti pada 2012 dan kemudian Yonif 410/Alugoro pada 2013. Gunadi mengkombinasikan strategi pengendalian malaria tersebut dengan berbagai aspek. Inilah debut pertama Gunadi mengaplikasikan produk penolak dan pengendali nyamuk atau antropoda lainnya yang berbasis air ini pada seragam PDL, sarung, baju, dan perlengkapan lainnya pada pasukan pengaman perbatasan tersebut. Hasilnya, Yonif 321/Galuh Taruna berhasil menekan angka kesakitan malaria sampai dengan 80% dan tanpa korban jiwa. Hasilnya ini mengantarkan Gunadi pada presentasi di ruang rapat utama Mabes TNI AD dan diteruskan di di lingkungan Mabes TNI di Cilangkap. Keberhasilan ini tidak semerta-merta membawanya kepada kesuksesan usaha, di mana tidaklah mudah mengenalkan produk inovasi baru di tempat yang awam buatnya. Ia membutuhkan waktu lebih dari 7 tahun untuk memperjuangkan produk tersebut sebagai bagian dari bekal umum pasukan yang bertugas. Kegigihan, kerja keras, dan jiwa pantang mundur yang akhirnya membawanya ke suatu masa di mana ia mendapatkan kepercayaan untuk menyosialisasikan produk ini ke sejumlah batalyon di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Kesempatan itu adalah berkah buat dirinya, di mana di saat bersamaan kondisi ekonominya sangat terpuruk karena fokus pada pengenalan produk, tanpa adanya kegiatan usaha.

PT. Vadel Ksatria Samudra Indonesia

Perusahaan ini didirikannya pada 2012. Saat itu, Gunadi merasa perlu mempunya identitas usaha yang akan menjadi kendaraan dirinya dalam berusaha di lingkungan TNI. Pemikiran tersebut memang tepat sasaran, di mana pada tahun 2013, PT. Vadel Ksatria Samudra Indonesia mendapatkan kehormatan untuk mengikuti Pameran Alat Peralatan Pertahanan Produk Industri Dalam Negeri pada Rapim TNI 2013, 2014, dan 2015.

Produk inovasi dari Vadel tersebut mendapatkan sertifikasi dari Litbang TNI AD pada 2013 dan sudah diperbaruhi pada 2018. Saat ini produk penolak nyamuk pada pakaian PDL atau kain lainnya sudah digunakan sebagai bekal umum TNI dalam menjalankan tugas, melengkapi bekal-bekal umum dan kesehatan lainnya.

Perjuangan Gunadi dengan Vadel dalam dunia kesehatan preventif pasukan ini juga memperkenalkannya pada dunia obat-obatan, alat dan material kesehatan, dan saat ini juga sudah merambah ke usaha bidang kosmetik dan operator pengendalian hama di lingkungan Mabes TNI dan Industri lainnya, seperti industri makanan ternak dll yang telah menjadi pelengkap usahanya.

 
Gunadi Karjono tengah menyosialisasikan produk PT Vadel KSI. (Foto: Dok. Pribadi)

Gunadi juga tidak pernah melupakan parapihak yang telah mendukungnya bangkit kembali bersama Vadel di dunia usaha (non militer) seperti Hadi Taufik dari PT. Venia Agape Indonesia yang percaya dan membantu mengembangkan produk-produk Vadel di laboratoriumnya secara cuma-cuma, Lina Sindawaty, atau Gunadi memanggilnya Tante Lina yang dengan mudah dan percaya memberikan dukungan perbankan di mana saat itu, Vadel belum berkualifikasi untuk mendapatkan dukungan perbankan. Ibu Lina ini adalah Kepala Cabang Bank Mayapada Jakarta Balikpapan. Beliau adalah ibu dari Prof. Dr. Dato’ Sri Tahir MBA, pendiri dari Mayapada Group. Pertolongan seorang Ibu yang tulus dan nasehat beliau untuk Gunadi untuk terus berdoa dan mengandalkan Tuhan menjadi titik awal kebangkitan Vadel.

Sujono Suryadi, CEO PT. Tirta Suryatex Angguna adalah juga salah seorang yang berjasa dalam kehidupannya Gunadi. Perusahaan inilah yang pertama kali yang mengaplikasikan produk antinyamuk dari PT. Vadel Ksatria Samudera Indonesia untuk produk tekstilnya. Produksi tekstile mereka untuk kebutuhan ekspor.

Sementara, rasa memiliki dan persaudaraannya dengan TNI selalu membawanya ingin berbuat dan mendukung Satuan-satuan Tugas lainnya. Ini membangun sikap militan dan jiwa pengabdian Gunadi dalam mendukung Satuan Tugas, seperti dukungan Sargal (Sarana Penggalangan) Satuan Tugas Organik Yonifmek 203/Arya Kamuning, satuan organik di bawah Kodam Jaya.[1] Selain itu juga dukungan vitamin, obat-obatan malaria, dan produk pestisida lingkungan kepada Yonif 527/Baladibya Yudha, satuan organik di bawah Kodam V/Brawijaya, Lumajang, Jawa Timur yang ditugaskan ke Papua pada 2023 ini.[2]

Sebelumnya, saat Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, MA menjadi Danrem 132/Tadulako, Palu, ia juga mendukung Yonif 714/Sintuwu Maroso, Poso dengan perlengkapan serupa.

Perhimpunan Karunia Merah Putih

Gunadi juga mendirikan Perhimpunan Karunia Merah Putih sejak Juli 2022 yang berfokus pada aksi sosial kemasyarakatan di daerah konflik maupun rawan bencana. Perhimpunan Karunia Merah Putih adalah perhimpunan lintas agama dan lintas SARA. Perhimpunan Karunia Merah Putih ini pada awalnya hanya dibuat sebagai sarana untuk membantu Satuan Organik Yonif Mekanis 203/Arya Kamuning yang bertugas di Distrik Malagayneri, Kabupaten Lanny Jaya, Pengunungan Tengah, Papua. yang mampu membuat perubahan hati warga Malagayneri. Gunadi tidak sendiri dalam perhimpunan ini, Gunadi dibantu para sahabatnya antara lain Jafar G Bua, Tanty S Reinhart-Thamrin, dan Sarifah latowa, serta teman-teman sekolah serta mitra usahanya yang ingin mendukung dan berdonasi.

Monumen Kasih Karunia

 
Monumen Kasih Karunia di Malagayneri, Lanny Jaya, Papua (Foto: Yonifmek 203/AK)

Ia mendukung Yonifmek 203/Arya Kamuning untuk membangun Monumen Kasih Karunia di Distrik Malagayneri, Lanny Jaya, Papua. Monumen berupa Patung Kristus Sang Penebus setinggi 2 meter ini dibangun di ketinggian 2.416 meter dpl. Patung ini merupakan Patung Yesus pada lokasi tertinggi di Indonesia. Monumen Kasih Karunia berupa Patung Yesus tersebut mengadopsi konsep, bentuk, dan rupa monumen Christo Redentor - Christ the Redeemer - Kristus Sang Penebus setinggi 38 meter di Rio de Janeiro, Brasil. Monumen ini diresmikan oleh Danyonifmek 203/AK Letkol Inf Achmad Zaki, S.Sos,. M.M., pada 22 Maret 2023.[3]

Didasari oleh agama yang dianut warga Malayganeri adalah nasrani, maka tujuan dari Monumen Kasih Karunia yang ingin disematkan adalah hidup damai penuh cinta kasih dalam semangat kebangsaan, persaudaraan dan kebersamaan. Itulah sebaik-baiknya perwujudan dari sebuah kasih karunia. Pada Monumen Kasih Karunia ini ditanamkan prasasti peringatan tentang Hukum Utama dan Pertama Allah yang diambil dari Kitab Suci Umat Nasrani yang dipahatkan dalam Bahasa Lanny dan Bahasa Indonesia, yaitu;

“Yoge mbareegi, Yetut nen, “Kiniki pada inom, kineebe paga inom, koonggwi alom paga, abok aret kinogoba Ala mban Kiniki kunik eeko logonip o. Wone iyagalo iya Lombok ti aret, ndi, wone ore ambiti, ndak-ndak yi aret o. Kita kineebe kiniki kunik eekkologo monggotak nogo pogom, kinom monggotak togop aret kiniki kunik aganako logonip o. (Matiyut 22:37-39)

Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Matius 22: 37-39)[4]

Pendidikan

Referensi

  1. ^ Rafiq, Muhammad (2022-11-09). "Kisah Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning dan Pengusaha WNI Keturunan jadi Pembawa Pesan Damai di Papua". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2023-04-04. 
  2. ^ Adi Wicaksono, Bayu (2023-03-29). "Wajah Garang, Pasukan Laba-laba Hitam Mayjen TNI Makruf Siap Bergerak Masuk Papua". viva.co.id. Diakses tanggal 2023-040-04. 
  3. ^ Latowa, Syarifah. "Kisah Perjuangan Prajurit TNI Dirikan Monumen Kasih Karunia, Kembaran Christo Redentor Brasil di Lanny Jaya - TIMES Indonesia". timesindonesia.co.id. Diakses tanggal 2023-04-01. 
  4. ^ "Mat 22:37-39 (TB) - Tampilan Daftar Ayat - Alkitab SABDA". alkitab.sabda.org. Diakses tanggal 2023-04-04. 

Foto-foto