Aldi Haryopratomo

Revisi sejak 14 Mei 2023 07.58 oleh Rinaaurita (bicara | kontrib) (Menambahkan karir y)

Aldi Haryopratomo adalah pendiri, investor, dan komisaris perusahaan rintisan berkebangsaan Indonesia. Ia adalah Komisaris Halodoc, eFishery, dan Kitabisa.com. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai pendiri dan CEO layanan keuangan digital Mapan dan Gopay.[1]

Pendidikan

Aldi adalah lulusan dari S1 Teknik Elektro di Purdue University. Ia kemudian menamatkan program S2 MBA di Harvard Business School pada Mei 2018.[2]

Karier

Mapan (2009 - 2016)

Aldi mendirikan Mapan pada tahun 2009. Mapan adalah jaringan layanan keuangan berbasis komunitas yang memungkinkan penggunanya mencicil barang yang mereka ingin beli dalam katalog barang Arisan Mapan.

Gopay (2017 - 2021)

Di bawah kepemimpinan Aldi, Gopay menghadirkan inovasi QRIS, Gopaylater, Asuransi, Investasi, dan Akuisisi Saham Bank Jago.


Pada tahun 2017, GoJek mengakuisisi tiga perusahaan layanan keuangan dan teknologi yaitu (i) Kartuku, perusahaan pemrosesan pembayaran offline terbesar di Indonesia, (ii) Midtrans, gateway pembayaran online terbesar, dan (iii) Mapan. Setelah akuisisi, Aldi menjadi CEO dari unit bisnis Gopay yang baru dibentuk yang terdiri dari ketiga perusahaan yang diakuisisi.[3]


Hingga tahun 2017, Go-Pay hanya dapat digunakan sebagai pembayaran non-tunai ketika menggunakan layanan Go-Jek, mulai dari pembayaran Go-Ride, Go-Send, dan lainnya. Di 2018, Nadiem Makarim membuat keputusan mengeluarkan Go-Pay dari ekosistem Go-Jek, Go-Pay diharapkan dapat diterima oleh khalayak luas seperti halnya penggunaan uang tunai sebagai alat pembayaran.[4]


Pada bulan Mei 2018, Gopay menjadi uang elektronik pertama di Indonesia yang meluncurkan pembayaran QR code dengan fokus kepada warung makan[5]. Penyebaran QR code sebagai metode pembayaran offline dilanjutkan dengan peluncuran di sarana transportasi publik dan sekolah.[6] [7] Gopay juga bekerja sama dengan lembaga amal Baznas dan berbagai masjud untuk penerimaan zakat secara daring.[8]


Pada bulan September 2018, Gopay-later fitur pembayaran terbaru memungkinkan pengguna untuk berutang dengan limit tertentu. PayLater merupakan produk fintech lending dari Findaya (PT Mapan Global Reksa) yang dikembangkan oleh PT Mapan Global Reksa (Findaya), tergabung sebagai bagian dari Mapan. Mapan sendiri adalah satu dari tiga startup fintech yang diakusisi Go-Jek pada tahun sebelumnya.[9]


Dalam waktu satu tahun setelah QR code di luncurkan, Gopay mencatat transaksi sebesar 89.5 triliun rupiah yaitu tiga puluh persen dari seluruh transaksi uang elektronik yang terdaftar di Bank Indonesia.[10]

Pada periode dua tahun berikutnya Gopay banyak meluncurkan produk pembayaran. Perluasan fungsi GoPay yang digelar pada tahun ini, ada pada produk GoSure sebagai wadah produk perlindungan asuransi, dan GoInvestasi untuk wadah produk instrumen investasi. Fitur GoTagihan pun terus dikembangkan hingga kini dapat digunakan untuk membayar berbagai tagihan seperti pajak, internet, air, listrik, BPJS, pulsa, dan tagihan lainnya. GoPay juga dapat digunakan sebagai opsi pembayaran untuk aplikasi populer di Google Play, Viu, HBO Go, Youtube Premium, YouTube Music dan Spotify. Sementara terkait infrastruktur fisik, GoPay dapat digunakan untuk membayar parkir di lebih dari 60 lokasi parkir di pusat perbelanjaan yang dikelola Secure Parking di seluruh Indonesia.[11]


Pada Go-Pay telah menggelontorkan dana sebezar Rp2,25 triliun untuk memborong 1,95 miliar saham atau 18,02% dari saham yang ditempatkan Bank Jago, sehingga dompet digital milik Go-Jek ini menguasai 2,4 miliar saham atau 22,16% di Bank Jago.[12]

Referensi

  1. ^ "From GoPay CEO to startup mentor and investor | Q&A with Aldi Haryopratomo". KrASIA (dalam bahasa Inggris). 2021-06-23. Diakses tanggal 2023-04-14. 
  2. ^ Rahayu, Eva Martha (2018-05-06). "Aldi Haryopratomo". SWA.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-14. 
  3. ^ Russell, Jon (2017-12-15). "Go-Jek buys three startups to advance its mobile payment business". TechCrunch (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-14. 
  4. ^ Haryanto, Agus Tri. "Go-Pay Mau Dikeluarkan dari Ekosistem Go-Jek". detikinet. Diakses tanggal 2023-05-14. 
  5. ^ Media, Kompas Cyber (2018-05-08). "Go-Pay Bisa Dipakai Bayar Makanan di Warung, Caranya?". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-05-14. 
  6. ^ "Bayar Nontunai Bus Trans Semarang Kini Bisa dengan Gopay". Republika Online. Diakses tanggal 2023-05-14. 
  7. ^ Media, Kompas Cyber (2019-01-23). "Jajan di Kantin SMK Jakarta Utara Kini Bisa Pakai Go-Pay". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-05-14. 
  8. ^ "Sedekah via QR Code, Seberapa Menarik bagi Pengguna Uang Elektronik? - Katadata.co.id". katadata.co.id. 2018-05-24. Diakses tanggal 2023-05-14. 
  9. ^ "Go-Jek Mulai Kembangkan "Kartu Kredit Virtual" PayLater | DailySocial.id". dailysocial.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-14. 
  10. ^ "Transaksi Tembus Rp 89,5 Triliun, Pengguna Aktif GoPay Terbanyak di RI - Teknologi Katadata.co.id". katadata.co.id. 2019-08-14. Diakses tanggal 2023-05-14. 
  11. ^ Rahardyan, Aziz (2020-10-28). "Pandemi Pacu GoPay Luncurkan Banyak Inovasi". Bisnis.com. Diakses tanggal 2023-05-14. 
  12. ^ "Gopay Gelontorkan Dana Triliunan Buat Beli Bank Jago, Akhirnya Gojek Punya Bank!". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 2023-05-14.