Anthony Salim
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Anthony Salim[2] atau Liem Hong Sien (Hanzi: 林逢生, lahir 25 Oktober 1949) adalah seorang pengusaha Indonesia. Dia merupakan putra dari pengusaha Sudono Salim.
Anthony Salim | |
---|---|
Nama asal | 林逢生 |
Lahir | 25 Oktober 1949 Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Indonesia |
Tempat tinggal | Jakarta, Indonesia[1] |
Kewarganegaraan | Indonesia[1] |
Almamater | North East Surrey College of Technology |
Pekerjaan | Pengusaha |
Dikenal atas | Salim Group Indofood |
Kekayaan bersih | 7,5 Miliar USD (Desember 2021)[1] |
Suami/istri | Margareth Salim |
Anak | Axton Salim Alston Salim Astrid Salim |
Orang tua | Sudono Salim Lie Kim Nio |
Kerabat | Albert Salim (kakak) Andree Salim (kakak) Mira Salim (adik) Franciscus Welirang (adik ipar) |
Situs web | www |
Latar Belakang
Anthony Salim atau yang biasa dikenal dengan nama Liem Hong Sien merupakan salah satu orang yang masuk ke dalam 10 Tokoh Bisnis yang paling berpengaruh pada tahun 2005 oleh Warta Ekonomi. Predikat itu diberikan karena dirinya berhasil membangun kembali Group Salim yang saat itu mengalami kegagalan yang diakibatkan oleh krisis ekonomi tahun 1998.[3]
Keluarga
Anthony Salim lahir dari keluarga yang tergolong mapan. Ayahnya, Sudono Salim adalah pemimpin dari Salim Group yang pada akhirnya diteruskan oleh Anthony Salim sendiri. Waktu Anthony berusia 25 pada tahun 1974, ia menikah dengan Siti Margareth Jusuf.[4] Anak-anak mereka adalah Axton Salim (lahir 1979), Astrid Salim (lahir 1981) dan Alston Salim (lahir 1987). Axton kuliah Administrasi Bisnis di Colorado dan juga ikut bisnis bapak di IndoAgri dan Indofood [5] Putra bungsunya, dia mengubah namanya menjadi Alston Stephanus, dia perancang aksesori dan ikut Permainan kostum.[6]
Bisnis
Salim Group pada masa ayah dari Anthony Salim yaitu Sudono Salim sebenarnya pernah mengalami masa keemasan yaitu sebelum terjadi krisis moneter pada tahun 1998. Bahkan majalah Forbes pernah menobatkan pendiri Salim Group tersebut sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Namun saat terjadi krisis moneter, Salim Group banyak mempunyai hutang hingga senilai 55 triliun rupiah. Anthony Salim yang memegang kekuasaan pada Salim Group akhirnya harus melunasi hutangnya dengan cara menjual beberapa perusahaan yang dimilikinya yaitu PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA, dan PT Indomobil Sukses Internasional.
Kekayaan
Berkat usahanya membangun perusahaan mi instant dan tepung terigu, Anthony Salim pernah dinobatkan sebagai taipan terkaya nomor 3 di Indonesia oleh Majalah Globe Asia. Dia berada di bawah Budi Hartono yang notabenenya adalah pemilik dari Djarum Group dan Eka Tjipta Widjaja yang merupakan pemilik Sinar Mas Group. Kekayaannya ditaksir mencapai 3 miliar dollar Amerika atau jika dikonversikan sekitar 27 triliun rupiah. Hal ini dikarenakan Anthony Salim memiliki banyak saham baik listed maupun non listed.
Perusahaan
Perusahaan paling penting yang dimiliki Anthony Salim adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Bogasari Flour Mills. Produknya sudah banyak sekali dikenal oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Contohnya saja adalah mi instant. Pasti kebanyakan orang Indonesia sudah banyak yang mengenal mi instant Indomie, Supermi, dan Sarimi. Ketiga jenis mi ini pernah menjadi favorit banyak orang di Indonesia. Selain mi instant, produk lainnya yang sudah banyak dikenal adalah susu Indomilk, tepung terigu Bogasari Segitiga Biru, Kunci Biru, dan Cakra Kembar. Bahkan minyak goreng Bimoli dan mentega Simas Palmia adalah milik Anthony Salim. Pada tahun 2009, PT Indofood pernah mencatat laba bersih yang diperolehnya tahun itu yakni mencapai 2 Triliun rupiah dan ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan. Laba bersih tersebut merupakan keuntungan yang paling besar yang pernah dia raih selama menjalani bisnisnya. Padahal pada tahun 2009, harga komoditas terus bergejolak namun PT Indofood berhasil melewatinya.
Dalam masalah bisnis, Anthony Salim mempunyai prinsip bisnis untuk PT Indofood. Prinsipnya adalah Anthony ingin PT Indofood tetap berinovasi dan berekspansi. Bahkan untuk mendukung prinsipnya itu, Anthony Salim bekerja sama dengan Nestle S.A untuk memperbesar pangsa pasar yang semakin sulit untuk ditembus. Untuk melancarkan bisnisnya tersebut, Anthony Salim berani untuk menyetor 50% saham. Strateginya dalam memimpin perusahaan tergolong berhasil. Dia yakin dengan adanya komunikasi yang baik dengan karyawan, maka kinerja perusahaan bisa fokus dan menghasilkan.
Referensi
- ^ a b c "Anthoni Salim". forbes.com. 13 Desember 2021. Diakses tanggal 17 Mei 2023.
- ^ Kerap juga ditulis sebagai Anthoni Salim.
- ^ Profile Anthony salim di Merdeka.com
- ^ Borsuk, Richard (2014). Liem Sioe Liong's Salim Group : the Business Pillar of Suharto's Indonesia. Institute of Southeast Asian Studies. ISBN 978-9814459570.
- ^ "Axton Salim- Indofood". indofood. Diakses tanggal 28 April 2020.
- ^ "ALSTON STEPHANUS BIO". alstonstephanuscosplay. Diakses tanggal 5 June 2020.