Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat artikel tentang orang, hewan individu, organisasi (grup musik, klub, perusahaan, dll.), konten web, atau peristiwa yang terselenggara yang tidak mengindikasikan kepentingan subjeknya. Lihat KPC A7.%5B%5BWP%3ACSD%23A7%7CA7%5D%5D%3A+Artikel+yang+tidak+dapat+memberikan+klaim+kepentingan+subjekA7
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
Artikel ini akan dihapus jika tidak diperbaiki. Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini. Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{tunggu dulu}}
Pemulai artikel ini menambahkan: Halaman yang diusulkan untuk dihapus ini dipertentangkan. Orang yang menambahkan pengumuman ini merasa bahwa halaman ini tidak seharusnya diberi {{Hapus}}, dan meminta supaya halaman ini tidak buru-buru dihapus dulu selama masih diperbincangkan..
Mohon diperhatikan bahwa permintaan ini tidak mengikat, dan halaman ini masih dapat dihapus dengan segera, atau jika alasan yang diberikan tidak masuk akal atau janji untuk memberikan keterangan lebih lanjut (di halaman pembicaraan) tidak segera dipenuhi. Jangan menghapus templat ini selama halaman ini masih ditandai untuk dihapus.
PENTING: Bagi penambah tag "Tunggu dulu", harap jelaskan alasan Anda mempertentangkan nominasi penghapusan di halaman ini.
Halaman ini berisi artikel tentang arsitek wanita Indonesia. Untuk perusahaan arsitek miliknya, lihat Rima Ginanjar Architects.
Rima Ginanjar lahir pada 14 April 1997 di Denpasar, Bali. Ia lahir dengan nama lengkap Rima Khansa Nurani. Ayahnya, President ESQ group, yaitu, Ary Ginanjar Agustian adalah seorang motivator, businessman, dan tokoh pembangunan karakter. Rima Ginanjar dan suaminya menikah pada tahun 2018 dan memiliki dua orang putra bernama Azlan Muhammad Biruni dan Ahmad Levan Biruni.[4]
Rima Ginanjar menjalani proses pendidikan SMP hingga SMA di Mount Lawley Senior High School, Perth, Western Australia. Karena ketertarikannya sejak kecil kepada seni dan arsitektur, diwaktu luangnya saat SMA ia mengikuti program school of design di University of Western Australia. Selama masa kecilnya ia banyak bergabung di kegiatan sosial seperti menanam pohon bakau, relawan di panti jompo, dan berbagai penggalangan dana dari Interact club oleh Rotary International.
Pada tahun 2015 Rima Ginanjar memulai perjalanannya di dunia arsitektur dengan mengambil jurusan Architecture di Curtin University, Perth, Western Australia.[5] Setelah menyelesaikan pendidikannya dan mencari pengalaman di Australia, pada tahun 2018, Rima Ginanjar mendalami arsitektur sustainable dan mengambil pasca sarjana Sustainable Environmental Design in Architecture (SEDA) di University of Liverpool, United Kingdom.[6] Rima Ginanjar lulus dengan predikat “graduate with distinction” atau lebih dikenal dengan cumlaude di Indonesia.[7]
Selama beberapa tahun menetap di Inggris, ia bertemu Norman Foster yang memberikannya inspirasi. Di Foster and Partners di London, ia belajar banyak tentang sustainable architecture dan teknologi fabrikasi. Pada masa studi masternya ia memenangkan desain prefabrikasi yang diikutkan untuk London Prefabrication Festival 2019. Komitmen dan passionnya terhadap Zero Carbon Arsitektur membawanya melakukan berbagai penelitian dan menjelajahi belasan negara maju, sehingga ia melihat adanya kesenjangan antara gedung-gedung di Indonesia dan dunia.[8] Tesis akhir Rima Ginanjar, berjudul “Sustainable Construction in Indonesia” memberikannya inovasi untuk membangun perusahaan arsitektur yang Zero Carbon di Indonesia.
Karir dan Bisnis
Rima Ginanjar membangun perusahaan arsitektur pada tahun 2020 bersama suaminya di Jakarta, bernama Rima Ginanjar Architects.[9] Rima Ginanjar Architects menawarkan desain arsitektur dan Interior yang Zero Carbon pertama di Indonesia.[10] Disaat kesadaran masyarakat tentang climate change dan Zero Carbon sangat minim, diawal tahun 2022 Rima Ginanjar memperkenalkan masyarakat Indonesia tentang arsitektur Zero Carbon, melalui publikasi, tv, dan sosial media.
Tujuan utama dari Social Mission Rima Ginanjar adalah untuk bersinergi dan mengubah mindset masyarakat terhadap dampak dari peningkatan emisi karbon, yaitu terjadinya climate change
atau perubahan iklim hingga menimbulkan bencana alam dan munculnya penyakit vektor (Vector borne Diseases).[11][12]
Rima Ginanjar memiliki visi yang spektakuler, yaitu “Zero Carbon Indonesia 2045”, dengan memperjuangkan bangunan Zero Carbon di seluruh provinsi di Indonesia.[13] Rima Ginanjar menggunakan prinsip Zero Carbon yang terukur, untuk menghindari greenwashing dan memberikan dampak nyata kepada lingkungan dan masyarakat untuk hidup yang lebih baik.[14][15][16]
Referensi
^BeritaSatu (2022-08-05). "Rima Ginanjar: Green Architects, Solusi Tekan Emisi Karbon". BeritaSatu.com. Diakses tanggal 2022-12-19.
^SINDOnews (2022-08-05). "Perlu Upaya Konkret untuk Menciptakan Lingkungan Hijau". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2022-12-19.
^JPNN (2022-12-10). "Seperti Mobil Listrik, Bangunan Rendah Emisi Karbon Layak dapat Insentif Pemerintah". JPNN.com. Diakses tanggal 2022-12-25.
^ESQNews (2022-09-07). "Cucu Ke-6 Ary Ginanjar Agustian Telah Lahir Hari Ini, Laki-Laki Semua?". ESQNews.id. Diakses tanggal 2022-12-25.
^ESQNews (2022-01-20). "Green Architects atasi Socio-Economic-Climate issue dengan Low-Zero Carbon". ESQNews.id. Diakses tanggal 2022-12-25.
^Madaninews (2022-02-17). "Rima Khansa Nurani Pioneer Green Architects Indonesia". Madaninews.id. Diakses tanggal 2022-12-25.
^ESQNews (2019-12-20). "Kunci Sukses Anak Ary Ginanjar Agustian di Liverpool". ESQNews.id. Diakses tanggal 2022-12-25.
^RimaGinanjar. "About Rima Ginanjar Architects". RimaGinanjar.com. Diakses tanggal 2022-12-24.
^Jurnas (2022-08-05). "Jaga Lingkungan, Rima Ginanjar: Kontribusi Emisi Karbon dari Bangunan Sebanyak 40 Persen". Jurnas.com. Diakses tanggal 2022-12-25.
^MediaIndonesia (2022-08-05). "Arsitek Rima Ginanjar: 'Green Architects' Solusi Menekan Emisi Karbon". MediaIndonesia.com. Diakses tanggal 2022-12-19.
^Liputan6 (2022-08-05). "Emisi Karbon Bisa Ditekan dengan Green Architects". Liputan6.com. Diakses tanggal 2022-12-19.
^Okezone (2022-12-10). "Zero Carbon Dinilai Bisa Atasi Dampak Perubahan Iklim". Okezone.com. Diakses tanggal 2022-12-25.
^ESQNews (2022-03-31). "Rima Ginanjar Architects (PT Biruni Bio Arsitektur) Raih Penghargaan Top CSR Awards 2022". ESQNews.id. Diakses tanggal 2022-12-25.
^VIVA (2022-08-05). "Moms, Ternyata Cara Simpel Ini Bisa Hemat Listrik 80 Persen". Viva.co.id. Diakses tanggal 2022-12-19.
^Suara (2022-12-10). "Bangunan Zero Carbon, Teknologi Arsitektur yang Solutif Atasi Dampak Perubahan Iklim dan Hemat Operasional". Suara.com. Diakses tanggal 2022-12-25.
^SuaraKarya (2022-12-10). "Bangunan Zero Carbon jadi Solusi Atasi Dampak Perubahan Iklim". SuaraKarya.co.id. Diakses tanggal 2022-12-25.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Rima Ginanjar.