Masjid Muhammad Cheng Ho Banyuwangi

masjid di Indonesia
Revisi sejak 24 Mei 2023 00.38 oleh Wagino 20100516 (bicara | kontrib) (Wagino 20100516 memindahkan halaman Masjid Cheng Ho Banyuwangi ke Masjid Muhammad Cheng Ho Banyuwangi: ejaan lebih tepat, lihat https://kumparan.com/kumparantravel/mengenal-pondok-pesantren-pertama-cheng-hoo-di-banyuwangi/2/gallery/1)

Masjid Cheng Ho Banyuwangi adalah sebuah masjid bergaya arsitektur paduan Tiongkok dan Arab yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Masjid ini merupakan masjid Cheng Ho yang kesepuluh yang tersebar di seluruh Indonesia. Berdirinya masjid ini merupakan inisiatif warga keturunan Tionghoa-Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Islam Tionghoa Indonesia dengan donatur pembangunan berasal dari masyarakat setempat, warga Tionghoa, serta Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Jawa Timur.[1]

Masjid Cheng Ho Banyuwangi
ꦩꦯ꧀ꦗꦶꦢ꧀ꦩꦸꦲꦩ꧀ꦩꦢ꧀ꦕ꧀ꦲꦼꦁ꧀ꦲꦴꦨꦘꦸꦮꦔꦶ
清真寺穆罕默德郑和外南梦
مسجد محمد تشنغ خه بانيووانجى
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiKabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturPaduan Tiongkok dan Arab[1]

Masjid ini diresmikan pada tanggal 26 November 2016 oleh Menkopolhukam Wiranto, yang dihadiri oleh Gu Jingqi, Konsul Jenderal Tiongkok untuk Indonesia di Surabaya, tokoh agama, perwakilan Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Jawa Timur, Komandan Distrik Militer 0825 Banyuwangi Letnan Kolonel Inf. Robby Bulan, serta warga setempat.[1]

Penamaan

Nama Muhammad Cheng Hoo yang menjadi nama masjid merupakan bentuk penghormatan kepada Muhammad Cheng Hoo, seorang laksamana Tiongkok yang dalam perjalanannya di kawasan Asia Tenggara bukan hanya berdagang, tetapi juga menyebarkan agama Islam.[2]

Laksamana Cheng Hoo merupakan pelaut Muslim asal Yunnan, Tiongkok, yang melakukan penjelajahan antara 1405 sampai 1433. Dia adalah orang kepercayaan Kaisar Ketiga Dinasti Ming, Kaisar Yongle, untuk melakukan pelayaran dengan tujuan memetakan wilayah yang mungkin bisa dijadikan kekuasaannya. Sepanjang hayatnya, Laksamana Cheng Hoo telah melakukan tujuh kali pelayaran. Di Indonesia, dia sempat berlabuh di Jawa, Palembang, dan Sumatra. Di sela kegiatannya, dia aktif menyebarkan ajaran Islam, meskipun sebagian besar awak kapalnya menganut agama Buddha dan Taoisme.[3]

Deskripsi

Masjid Muhammad Cheng Hoo ini memiliki atap lima tingkat dengan ujung semakin mengecil, khas arsitektur pagoda. Begitu juga dengan desain pagar dan gapura pintu masuk masjid, sekilas menyerupai klenteng dengan paduan warna merah, kuning, dan hijau.[4]

Bangunan Masjid Muhammad Cheng Ho memiliki luas 28 x 26 meter, sedangkan area pondok pesantrennya seluas 2 hektare. Masjid Cheng Hoo di Banyuwangi ini merupakan Masjid Cheng Hoo yang terbesar dan sekaligus menjadi pondok pesantren.[4] Pondok Pesantren (Ponpes) Adz-Dzikra Muhammad Cheng Hoo adalah pesantren Cheng Hoo pertama yang diresmikan di Indonesia.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d Wajir Alfa. "Pofil Dan Fakta Masjid Muhammad Cheng Ho Banyuwangi". kebanyuwangi.com. Diakses tanggal 19 Juni 2017. 
  2. ^ "Simak Gaya Arsitektur 3 Masjid Cheng Hoo yang Memukau". Liputan6. 16 Juni 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-30. Diakses tanggal 19 Juni 2017. 
  3. ^ Ardita Mustafa (18 Juni 2017). "Banyuwangi Kemas Jejak Tradisi Jadi Atraksi Wisata Menarik". CNN Indonesia. Diakses tanggal 19 Juni 2017. 
  4. ^ a b Mohammad Ulil Albab (30 Desember 2016). "Melihat masjid Muhammad Cheng Hoo bergaya arsitektur klenteng". Merdeka.com. Diakses tanggal 19 Juni 2017.