Arco Renz
Arco Renz bekerja sebagai koreografer, sutradara, penari, aktor, kurator, penulis drama, dan guru.
Sebagai direktur artistik perusahaan tari Kobalt Works yang berbasis di Brussel sejak tahun 2000, Arco Renz menciptakan koreografi di Eropa dan Asia, serta karya pesanan untuk Gedung Opera dan perusahaan institusional di seluruh dunia.
Aspek penting dari kegiatan Arco Renz adalah keterlibatannya dalam proyek yang mempromosikan pengembangan penelitian dan pertukaran antara seniman Eropa dan Asia: Antara 2011 dan 2016, Arco Renz terlibat dalam proyek kinerja kolaboratif yang sifatnya sangat berbeda di Kamboja (CRACK), Indonesia ( solid.states + KRIS IS), Vietnam (Hanoi Stardust), Filipina (COKE), Singapura/Thailand (ALPHA), Hong Kong/Korea (EAST).
Monsoon, serangkaian platform penelitian dan kolaborasi yang menyatukan seniman Asia dan Eropa adalah proyek berkelanjutan dengan edisi di Eropa, Asia, dan Australia. Fokus utama dalam idiom koreografi khusus aRco adalah studi komparatif dari berbagai praktik tubuh yang berasal dari Asia dan Eropa.
Dia mengajar tari dan koreografi di berbagai institusi di seluruh dunia.
Arco Renz belajar tari, teater, dan sastra di Berlin dan Paris sebelum bergabung dengan generasi pertama P.A.R.T.S. di Brussel.[1][2]
Pelatihan
Arco Renz tumbuh dalam keluarga penari profesional. Setelah SMA dia belajar tari, teater dan sastra di Berlin dan Paris.[3][4] Kemudian ia mengikuti pelatihan tari di P.A.R.T.S. di Brussel dari tahun 1995 hingga 1998.[5] Dia termasuk kelompok lulusan pertama dari P.A.R.T.S..
Direktur artistik Kobalt Works
Pada tahun 2000 Arco Renz mendirikan perusahaan Kobalt Works di Brussel. Salah satu titik fokus perusahaan adalah proyek dan pertunjukan kolaboratif antara seniman Eropa dan Asia. Arco Renz dan perusahaannya telah menciptakan lebih dari 25 koreografi lengkap dan serangkaian karya pesanan.[6] Aspek penting dari kegiatan mereka adalah keterlibatan dalam proyek penelitian dan kolaborasi transkultural dan interdisipliner. Selama bertahun-tahun Arco Renz dan Kobalt Works telah membangun jaringan luas dengan organisasi seni pertunjukan penting di Asia; mereka mewujudkan kolaborasi dengan artis dari, antara lain, Kamboja, Filipina, India, Jawa dan Vietnam.
Kecintaannya pada tarian formal yang murni dan minatnya pada teknik teater tradisional Timur merupakan elemen yang berulang dalam oeuvre-nya, di mana dia mencari hubungan dengan tarian Timur dan Barat. Arco Renz berkonsentrasi pada ruang bersama antara bentuk gerakan Timur dan Barat.[3] Ketertarikannya pada Timur kembali ke masa kuliahnya di Paris. Di sana dia melihat teater opera Cina dan Noh. Dia juga berkenalan dengan Qigong dan Tai chi. Selama perjalanan pertamanya ke Asia pada tahun 1994, ia terpesona oleh energi teater tari India Kathakali.[3] Menurut pakar/kritikus teater Lieve Dierckx ia dengan sengaja menghindari perangkap eksotisme atau stereotip postkolonial dalam kontak antara Timur dan Barat. Oleh karena itu, dalam proses penciptaan, ia lebih menempatkan dirinya sebagai katalisator dan pemandu daripada sebagai koreografer. Dia lebih suka menyimpang dari kebebasan individu pelaku daripada dari prinsip-prinsip yang telah ditetapkan sebelumnya.[3] Contoh kolaborasinya di Asia adalah pada tahun 2011 di Phnom Penh dengan Amrita Performing Arts. Lembaga ini berkomitmen untuk menghidupkan kembali tarian dan musik klasik Kamboja setelah kerusakan yang disebabkan oleh Khmer Merah. Arco Renz memperkenalkan para siswa tari pada bentuk-bentuk tari kontemporer. Ia juga membuat penampilannya Crack (Arco Renz / Kobalt Works, 2011) dengan beberapa diantaranya.[7][8][9][10][11]
Pertunjukan 'dramaturgi abstrak', di mana tubuh berhadapan dengan parameter ruang dan waktu untuk menyelidiki potensi emosional dari abstraksi.[12]
Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp (SKDC)
Program Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp (SKDC) adalah sebuah kegiatan tahunan yang telah berlangsung sejak tahun 2015 sampai tahun 2019. Pada tahun 2015 - 2018, kegiatan ini dilaksanakan di NuArt Sculpture Park, sedangkan pada tahun 2019, dilaksanakan di Gedung Gonggong, Tanjung Pinang. Melalui pendaftaran terbuka (open call), peserta Sasikirana KoreoLab & Dance Camp (SKDC) dijaring dari berbagai daerah di Indonesia, kemudian diseleksi hingga peserta berjumlah sebanyak 20 orang. Pemilihan ini berdasarkan kemampuan kepenarian dan kemampuan penyampaian pendapat tentang seni tari di Indonesia. Kegiatan ini telah menjaring setidaknya 100 pelaku seni pertunjukan dan menginisiasi pengembangan pemikiran seni kontemporer bagi seniman pertunjukan dari banyak daerah di Indonesia. Kemudian, program ini akan memberikan bimbingan berkelanjutan berupa latihan atau training, pengembangan skill, kemampuan konseptual, dan pembentukan jaringan antara penari di seluruh pelosok negeri.
Dalam pelatihan intensif yang dilakukan selama SKDC berlangsung selama 5-10 hari, para peserta melakukan simulasi proses kreatif penciptaan karya seni tari kontemporer. Proses ini terdiri dari tahapan ideasi karya, perwujudan konsep, eksplorasi tubuh, transfer pengetahuan dari koreografer ke penari, diskusi, hingga presentasi ke hadapan publik. Simulasi ini diharapkan berkontribusi pada keberlangsungan seni tari kontemporer di Indonesia.
Sebagai upaya untuk memperluas apresiasi masyarakat, SKDC juga berkolaborasi dengan seniman multidisiplin, antara lain dengan Joko Avianto yang membuat instalasi bambu “Infinity” pada tahun 2015 dan arsitek Rubiadhi Roesli yang menciptakan instalasi tali pada tahun 2016.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari Hibah Karya Inovatif Yayasan Kelola (2015) di bawah bendera Bengkel Tari Ayubulan, juga dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF, sekarang Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Institut Français Indonesia, Bakti Budaya Djarum Foundation, NuArt Sculpture Park, PT Ultrajaya, Pendidikan Seni Nusantara (PSN), Gerakan Indonesia Kita (GITA), dan beberapa sponsor, juga donatur lainnya ini diproyeksikan untuk diadakan setiap tahun.[13]
KoreoLAB
Sesuai namanya, KoreoLAB merupakan laboratorium penciptaan tari kontemporer yang berupaya untuk mendorong kemajuan bagi koreografer muda yang namanya mulai muncul di kancah seni tari nasional. Peserta KoreoLAB ini dipilih langsung oleh komite program Sasikirana dengan rekomendasi dan persetujuan dari mentor yang berpartisipasi pada kegiatan SKDC tahun bersangkutan dengan mempertimbangkan rekam jejak kesenimanan koreografer terkait. Selama KoreoLAB berlangsung, para peserta KoreoLAB diharapkan mengasah kemampuannya untuk berpikir kritis menuangkan konsep dan mengeksekusi karya mereka untuk kemudian ditransformasikan menjadi karya yang dibawakan oleh peserta Dance Camp.
Daftar koreografer dalam Sasikirana KoreoLAB:
- 2016: Ridwan Aco (Makassar), Siska Aprisia (Pariaman), Tyoba Armey A. Putra (Bandung), Ruki Daryudi (Tanjung Pinang), I Made Tegeh Okta Maheri/Dekgeh (Bali).
- 2017: Densiel Lebang (Toraja/Jakarta), Dedi Aprilio (Sorong), Geri Krisdianto (Bandung), Wan Harun Ismail (Pekanbaru)
- 2019: Riyo Tulus Pernando (Riau), Abib Igal (Kalimantan Tengah), Isa Al Awam H. Usman (Tidore), Puri Senjani Apriliani (Surabaya)
Dance Camp
Program ini menekankan pada kemampuan kepenarian dan eksplorasi olah tubuh seniman tari agar dapat mentransformasi gagasan yang diberikan koreografer. Selain latihan fisik, pelatihan ini berupaya untuk menggugah kesadaran penari untuk mengembangkan kemampuan konseptual, skill, serta pembentukan jaringan antara penari di seluruh pelosok negeri Indonesia sehingga pada akhirnya mampu memetakan dirinya sebagai bagian dari keragaman budaya Indonesia.[14]
Peserta Sasikirana Dance Camp (SKDC) dijaring melalui penggilan open call dan diseleksi oleh dewan juri yang terdiri dari penyelenggara dan mentor pada tahun penyelenggaraan kegiatan.
Mentor
Tahun | Mentor | Penulis Dokumentasi | Judul |
---|---|---|---|
2015 | Eko Supriyanto, Melati Suryodarmo, Jecko Siompo, Wawan Sofwan. | Halim HD | Menjaring Bulan |
2016 | Eko Supriyanto, Hartati, Arco Renz (Belgia), Fathurrahman bin Said (Singapura) | Eko Supriyanto | Dance City, Density! |
2017 | Eko Supriyanto, Hartati, Iwan Irawan, Ali Sukri, Lim How Ngean (Malaysia), Melanie Lane (Australia) | Renee Sariwulan | Afterdance |
2018 | Aberdzak Houmi (Perancis), Hartati, Amna W. Kusumo, Lim How Ngean, Papermoon Puppet Theatre, Miranda Risang Ayu | Renee Sariwulan | Pulang Kandang |
2019 | Bambang Sugiharto, Iwan Permadi, Eko Supriyanto, Hartati | Aton Rustandi |
DokumenTARI
DokumenTARI merupakan sebuah program pengarsipan pelaku seni tari yang diinisiasi oleh Keni Soeriaatmadja selaku pendiri Sasikirina Dance Camp, program ini pertama kali hadir pada pertengahan tahun 2020 sebagai manuver dari terhambatnya kegiatan dance camp akibat pandemi Covid-19. Melalui pendaftaran terbuka (open call), DokumenTari mengundang 10 penari atau koreografer dari berbagai daerah di Indonesia di setiap seri untuk menjadi kontributor. Para kontributor ini mendapatkan pelatian storytelling, menulis esai, membuat foto esai, dan mengikuti workshop dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, agar membantu para peserta untuk mengidentifikasikan posisi mereka di dancescape Indonesia maupun global.[15]
Nama | Tahun | Tanggal | Tema | Referensi |
---|---|---|---|---|
Seri #01 | 2020 | 6 Oktober - 13 November | Hidup & Bergerak | [16] |
Seri #02 | 2021 | 7 Februari - 14 April | Zoom In / Zoom Out | [17] |
Seri #03 | 2021 | Akhir Juni - Awal Agustus | Bodies of Care (Kolaborasi dengan Goethe Institut) | [18] |
DokumenTARI menayangkan hasil para peserta pada situs web mereka, dengan harapan masyarakat luas dapat mengaksesnya sehingga persepsi masyarakat terhadap seni tari bisa berubah atau bertambah. Foto esai, narasi hidup, dan film dokumenter yang dibuat oleh para kontributor menjadi sebuah media reflektif yang bisa dikupas dan digali untuk dikaitkan dengan aspek kehidupan yang ada di sekitar masyarakat.[19]
Lihat Pula
Referensi
- ^ Page about Arco Renz in Theaterencyclopedie
- ^ Page about the production COKE (Arco Renz / Kobalt Works, 2014) on the website of Julidans
- ^ a b c d Lieve Dierckx, Arco Renz / Kobalt Works, in: Contemporary Dance From Flanders - An Online Special From Flanders Arts Institute
- ^ Biography of Arco Renz on BELA | Bibliothèque en ligne des auteur francophones
- ^ Biography of Arco Renz on the website of P.A.R.T.S.
- ^ Page about Kobalt Works on the website of Kobalt Works
- ^ Page about Crack (Arco Renz / Kobalt Works, 2011) on the website of STUK
- ^ Isabelle Finet, Een nieuw seizoen in Cambodja - Crack van Arco Renz, in: Etcetera, nr. 128, p. 4-9
- ^ Emilie Boulengier, Dance in its natural state, in The Phnom Penh Post, Dec 10-16, 2010, p. 9
- ^ De dans die zelfs de Rode Khmer overleefde - 'Crack': de derde adem van de klassieke Cambodjaanse dans, in: De Standaard, 24 March 2012, p. C11
- ^ Tara Tan, Giving rather than taking - "Crack!", a collaboration of Amrita Performing Arts and Arco Renz at the Singapore Arts Festival 2011 in: Tanzconnexions, Goethe Institut
- ^ Biography of Arco Renz on the website of the Goethe Institut
- ^ djarumfoundation.org, diakses pada 05 Agustus 2021.
- ^ Supriyanto, Eko (2018). "Tubuh Tari Indonesia Sasikirana Dance Camp 2015-2016". Institut Seni Budaya Indonesia Bandung: Jurnal Seni Budaya: Panggung Vol.28 No.2. ISSN 0854-3429.issuu.com, diakses 05 Agustus 2021
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaSoeriaatmadja July 2021 14-21
- ^ dokumentari.org, diakses pada 05 Agustus 2021
- ^ dokumentari.org, diakses pada 05 Agustus 2021
- ^ dokumentari.org, diakses pada 05 Agustus 2021
- ^ dokumentari.org, diakses pada 08 Agustus 2021.