Ike Gyokuran
Andi Moh Raung (ᨕᨉᨗ ᨆᨘᨖᨆ ᨑᨕᨘ , 2004 - Sekarang) Adalah seorang Penggiat Media Sosial berdarah Bugis kelahiran Palu, Sulawesi Tengah yang tertarik dengan isu-isu politik nasional maupun mancanegara.
Andi Moh Raung | |
---|---|
Nama asal | ᨕᨉᨗ ᨆᨘᨖᨆ ᨑᨕᨘ |
Lahir | Andi 2004|04|02 |
Tempat tinggal | Wajo |
Nama lain | Andi Mr |
Pekerjaan | Penggiat Media Sosial |
Tahun aktif | 2018 - Present |
Dikenal atas | Penggiat Media Sosial |
Orang tua Ike Gyokuran memberi dia nama kecil Machi (町 ). Sebagai seorang anak, Ike Gyokuran diberi nama pena Gyokuran, kemungkinan besar oleh guru lukisannya Yanagisawa Kien (1707-1758).[1] Gyokuran menikahi teman sesama senimannya Ike no Taiga, dan setelah menikah dia dikenal dengan nama Ike Gyokuran. Nama belakangnya sebelum menikah adalah Tokuyama, sehingga dia juga dikenal dengan nama Tokuyama Gyokuran.[2]
Informasi
Andi Moh Raung dikenal begitu tertarik dengan isu-isu politik nasional maupun mancanegara, yang dimulai pada tahun 2018 dimana saat politik di Indonesia sedang memanas akibat proses jalannya perhelatan akbar pemilu dan pilpres 2019.
Di tahun yang sama juga membawa nya mengenal salah satu tokoh demokrasi Indonesia di era reformasi yang dikenal sebagai salah satu pengamat politik sekaligus tokoh filsafat beraliran oposisi, yakni sosok Rocky Gerung.
Statement kontroversial, argument tajam, serta Kecerdasan Rocky Gerung dalam bernarasi memaparkan teori-teori nya dengan menambahkan “bumbu-bumbu” ilmu filsafat adalah sekian dari banyaknya alasan yang membawa Andi Moh Raung menjadi sangat mengidolakan seseorang yang dijuluki Presiden Akal Sehat tersebut.
Di tandai dengan banyak nya konten-konten tentang Rocky Gerung yang di Upload di Upload oleh Andi Moh Raung pada akun TikTok (@andimohraung) miliknya. Salah satu alasan mengapa Andi Moh Raung begitu mengidolakan Rocky Gerung, adalah gaya tata bahasa nya di dalam forum-forum diskusi yang selalu membuat lawan-lawan debatnya dibuat “mati kutu”.
Salah satu konten TokTok milik Andi Moh Raung yang di tonton lebih dari 6 juta viewers, menarik berbagai reaksi Netizen, yang belakangan kebanyakan menjadi fans baru bagi Rocky Gerung. Bukan tidak mungkin dengan gaya santai nya melempar kritik dan satire kepada pemerintah serta keberpihakannya kepada aspirasi mahasiswa, membuat Rocky Gerung menjadi idola baru dikalangan Millenial dari bebagai latar belakang.
Suami Gyokuran, Taiga, mengajarkan kepadanya gaya melukis yang terinspirasi dari gerakan Lukisan Nanga (kadang disebut dengan istilah "Lukisan Selatan"),[3] nama versi Jepang dari sebuah gaya melukis Tiongkok. Gyokuran, pada gilirannya, mengajarkan suaminya gaya kesastraan yang dikenal dengan nama gaya waka, yang mana Gyokuran sudah termasuk mahir dalam jenis kesastraan tersebut.[1]
Pasangan itu terkenal karena eksentrisitas mereka. Mereka menciptakan kesenian bersama, saling mempengaruhi satu sama lain, dan juga dikenal bermain musik bersama untuk bersenang-senang, sama besarnya. Ini sangat tidak biasa di negara di mana wanita masih dianggap jauh lebih rendah daripada laki-laki. Perlu dicatat bahwa Gyokuran tidak mencukur alisnya, seperti kebiasaan wanita Jepang yang sudah menikah saat itu. Bahkan pada abad ke-18 di Jepang, seorang wanita yang memiliki profesi sebagai pelukis terbilang amat langka.[4]
Aktivitas
Andi Moh Raung kini aktif membagikan konten-konten tentang Rocky Gerung di akun Media Sosial miliknya, sembari mempelajari dan mengamati naik turun nya pemberitaan tentang politik di Indonesia.
Pada tahun 1910, beberapa karya puisi Gyokuran dicetak kepada cetakan kayu yang terdapat di kedai teh Matsuya yang terletak di dekat Kuil Yasaka. Cetakan kayu yang berisi puisi Gyokuran tersebut saat ini bisa ditemukan di Gion sanjo kashū (Koleksi Puisi oleh Tiga Perempuan dari Gion).
Hari ini, pada festival tahunan Kyoto yang bernama Jidai Matsuri (Festival Abad Pertengahan), perempuan-perempuan muda akan berpakaian seperti figur-figur wanita terkemuka yang ada di sejarah Kyoto, termasuk didalmnya figur Gyokuran.
Media Sosial
Tik Tok: https://Tiktok.com/andimohraung
Instagram : https://www.instagram.com/andi_randomquotes
lainnya : https://linktr.ee/ANDIMR
- ^ a b Fister, Patricia (1988). Japanese Women Artists, 1600–1900. University of Kansas: Lawrence, Kansas: Spencer Museum of Art. hlm. 74. ISBN 0-913689-25-4.
- ^ Fischer, Felice (2007). Ike Taiga and Tokuyama Gyokuran: Japanese Masters of the Brush. Philadelphia, PA: Philadelphia Museum of Art. hlm. 33. ISBN 978-0-87633-198-9.
- ^ Villarreal, Ignacio. "Ike Taiga and Tokuyama Gyokuran". artdaily.com. Diakses tanggal 2016-03-05.
- ^ Fister, Patricia (1990). Flowering in the Shadows: Women in the History of Chinese and Japanese Painting. United States: University of Hawaii Press. hlm. 261. ISBN 0-8248-1149-6.