Stasiun Parung Panjang

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Parung Panjang (PRP) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Kecamatan Parung Panjang, Bogor. Stasiun yang terletak pada ketinggian +54 meter ini hanya melayani perjalanan KRL Commuter Line saja.

Stasiun Parung Panjang
KAI Commuter
R12

Berkas:Stasiun Parungpanjang.jpg
Emplasemen Stasiun Parung Panjang dan kereta api Langsam 2012.
Lokasi
Koordinat6°20′38.95″S 106°34′7.17″E / 6.3441528°S 106.5686583°E / -6.3441528; 106.5686583
Ketinggian+54 m
Operator
Letak
Jumlah peron3 (satu peron sisi dan dua peron pulau)
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananKRL Commuter Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • PRP
  • 0207[2]
  • PARUNG
KlasifikasiBesar tipe B[2]
Sejarah
Dibuka1 Oktober 1899
Dibangun kembali2014-2016
Elektrifikasi2009
Nama sebelumnyaParoengpandjang
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Cicayur Commuter Line Rangkasbitung
Tanah Abang–Rangkasbitung
Cilejit
Jatake Commuter Line Rangkasbitung
Tanah Abang–Rangkasbitung
rencana
Parayasa
Fasilitas dan teknis
FasilitasLift Tangga naik/turun Musala Toilet Mesin tiket Pemesanan langsung di loket Isi baterai Parkir Pertokoan/area komersial Restoran Galeri ATM Ruang/area tunggu 
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sebelum difungsikan sebagai stasiun yang hanya melayani perjalanan KRL Commuter Line, stasiun ini juga pernah melayani perjalanan KRL dan kereta api lokal yang menuju Stasiun Rangkasbitung maupun ke Stasiun Merak, serta juga pernah melayani perjalanan kereta ekspres seperti KA Krakatau Ekspres. Pada tanggal 1 April 2017, layanan kereta api lokal ini akhirnya dihapus dan digantikan oleh KRL Commuter Line dengan rute Tanah Abang-Rangkasbitung, menyusul dengan KA Krakatau Ekspres yang ikut dihapus pada tanggal 17 Juli 2017. Stasiun Parung Panjang juga merupakan stasiun kereta api yang menggunakan bangunan baru di rute Merak-Tanah Abang selain Stasiun Maja, Kebayoran, dan Palmerah.

Sejarah

Agar mobilitas penumpang dari Batavia menuju Rangkasbitung hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen membangun sebuah jalur kereta api beserta stasiun-stasiunnya (termasuk Stasiun Parung Panjang) yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Rangkasbitung, melewati daerah Tanah Abang. Proyek ini pun selesai pada tahun 1899, dan langsung dilayani berbagai kereta api reguler yang melayani rute tersebut.[3][4]

Pada awal era 1990-an, sempat terdengar sebuah rancangan atau masterplan mengenai pembangunan jalur kereta api lingkar luar Jakarta yang dibuat oleh Departemen Perhubungan Republik Indonesia dari dan ke Stasiun Parung Panjang, dengan tujuan agar kereta api barang tidak memasuki wilayah DKI Jakarta. Perencanaan rute ini menghubungkan antara Stasiun Parung Panjang menuju ke Stasiun Cikarang dan juga ke Stasiun Sungai Lagoa. Namun, karena krisis finansial yang menimpa Asia pada tahun 1997 menyebabkan rancangan rute ini terhenti di tengah jalannya proyek, sehingga jalur kereta api yang sudah terbangun hanya mulai dari Stasiun Citayam hingga ke Stasiun Nambo saja.[5]

Pada akhir era 1990-an, Stasiun Parung Panjang sempat menggunakan sebuah kanopi bekas yang diambil dari Stasiun Angke. Penggunaan kanopi ini tidak berlangsung lama, sampai akhirnya dibongkar pada saat revitalisasi stasiun pada tahun 2015.[6]

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kereta api komuter, jalur kereta api antara Stasiun Serpong hingga Stasiun Parung Panjang pun dielektrifikasi pada tahun 2009, dilanjutkan dengan Stasiun Parung Panjang hingga Stasiun Maja pada 17 April 2013.

Pada awalnya, stasiun ini memiliki total 4 jalur, dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Jalur 3 yang mengarah ke Cicayur ikut menjadi sepur lurus pasca double track atau jalur ganda di segmen Serpong-Parung Panjang dioperasikan pada 17 April 2013,[7] dilanjutkan dengan jalur 3 yang mengarah ke Cilejit juga menjadi sepur lurus setelah jalur ganda di segmen Parung Panjang-Maja dioperasikan pada 17 Desember 2015.

Dibangun sebuah gudang penyimpanan di area dekat Stasiun Parung Panjang, gudang ini digunakan untuk tempat menyimpan material-material perkeretaapian yang sudah tidak dipakai lagi, seperti contohnya sinyal kereta ali. Selain gudang, emplasemen Stasiun Parung Panjang juga dibangun jalur-jalur baru yang digunakan untuk tempat bongkar muat dan menyimpan atau stabling rangkaian gerbong angkutan batu balas, serta jalur-jalur baru ini juga digunakan untuk tempat stabling rangkaian KRL.

Untuk meningkatkan okupansi penumpang KRL Green Line, maka pada tahun 2014-2016 Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mulai merenovasi secara besar-besaran Stasiun Parung Panjang, Stasiun Maja, serta Kebayoran menjadi 2 tingkat dengan arsitektur yang modern dan megah serta fasilitas yang sangat lengkap. Pada tanggal 11 Mei 2016, ketiga stasiun itu pun selesai dibangun dan diresmikan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko bersama dengan Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, di Stasiun Maja.[8]

Bangunan dan tata letak

 

  R12  

G Bangunan utama stasiun
P

Lantai peron

Peron sisi
Jalur 1 ← (Cilejit)      Commuter Line Rangkasbitung menuju Rangkasbitung/Tigaraksa
Peron pulau
Jalur 2 ← (Cilejit)      Commuter Line Rangkasbitung menuju Rangkasbitung/Tigaraksa
Jalur 3      Commuter Line Rangkasbitung menuju Tanah Abang (Cicayur) →
Peron pulau
Jalur 4      Commuter Line Rangkasbitung menuju Tanah Abang (Cicayur) →

Layanan kereta api

Komuter

Nama kereta api Tujuan akhir Keterangan
  Lin Rangkasbitung Tanah Abang -
Rangkasbitung

Antarmoda pendukung

Jenis Angkutan Umum Trayek Tujuan
Angkot Kabupaten Bogor[9] F83 Parungpanjang-Griya
Angkot Kabupaten Tangerang A03 Parungpanjang-Bitung
Angkot Kota Tangerang Selatan KSS Stasiun Serpong-Gunungsindur

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ "Haltestempels Nederlands Indië: SS-WL". Studiegroep Zuid-West Pacific. Diakses tanggal 15 Oktober 2017. 
  4. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V. 
  5. ^ "Sejarah dan Drama di Balik Pengoperasian KRL Jalur Nambo". Kaori Nusantara. 4 April 2015. Diakses tanggal 6 Agustus 2017. 
  6. ^ Ballegoijen, Michiel van. Spoorwegstations Op Java. 
  7. ^ "Jalur Ganda KRL Serpong-Parungpanjang Beroperasi". Liputan6.com. Liputan6.com. 16 September 2009. Diakses tanggal 16 Oktober 2017. 
  8. ^ Sari, Nursita (11 Mei 2016). Ali, Fidel, ed. "Menengok "Wajah Baru" Stasiun Parung Panjang". Kompas.com. Kompas.com. Diakses tanggal 18 September 2017. 
  9. ^ "Rute Angkot di Bogor". e-transportasi.com. Diakses tanggal 2021-10-11. 

Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Merak–Tanah Abang".


6°20′39″S 106°34′07″E / 6.3441538°S 106.5686595°E / -6.3441538; 106.5686595{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman