Kain tenun Nagekeo

Revisi sejak 12 Juni 2023 05.08 oleh AABot (bicara | kontrib) (fix)


Kain Tenun Nagekeo merupakan kain tenun khas yang berasal dari Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.[1] Kain Tenun Nagekeo memiliki dua macam proses tenun yakni proses pete (ikat) dan proses wo’i (sulaman). Proses tersebut akan menghasilkan pola pada bahan tenun.[1]

Warna

Warna pada kain tenun untuk wanita didominasi oleh warna hitam, putih dan merah dengan motif atau corak bunga-bunga. Sementara warna pada kain tenun untuk Pria didominasi warna hitam dengan motif belah ketupat warna kuning.[2]

Secara tradisional, pewarna pada kain tenun berasal tanamam perdu yang disebut tarum (talu dalam bahasa Keo atau taru dalam bahasa Ende). Daun Tarum menghasilkan warna biru indigo atau biru gelap. Untuk warna kuning diperoleh dari akar atau batang pohon mengkudu (kembo atau kaju kune dalam bahasa setempat) . Akar dan batang dari pohon mengkudu dipotong kecil yang kemudian direbus dan direndam bersama benang. Hasilnya warna kuning kemerahan atau jingga.[2]

Proses Tenun

Kain Tenun Nagekeo terdiri dari 3 jenis, yaitu Hoba Nage, Ragi Woi dan Dawo. Orang Keo Tengah menyebut ketiga jenis kain ini dengan Dawo Nangge, Duka Wo’i dan Dawo Ende.

Hoba Nage atau Dawo Nangge merupakan kain tenun ikat yang dibuat dengan ikatan tali pada benang kemudian dicelup dalam campuran warna sebelum ditenun. Tenunan ini berasal dari wilayah sekitar Boawae. Kain tenun jenis ini memiliki motif dan ragam hias geometris kecil disebut Hoba dengan warna dasar coklat atau hitam dengan motif dan ragam hias geometris yang kontras diatasnya. Hoba dari Nagekeo ini terbagi dari berikut:[3]

  • Hoba angi mite, seluruh sarung berwarna hitam diselingi beberapa garis berwarna biru
  • Hoba angi woi sa wisa, seluruh sarung berwarna hitam diselingi hiasan berwarna merah,biru dan motif hiasan tertentu.
  • Angi woi toto pata, seluruh sarung berwarna hitam dengan diberi hiasan tertentu.

Pola pada Ragi Wo’i atay Duka Wo’i dibuat pada proses menenun. Benang warna disisipkan seperti menyulam pada saat menenun. Untuk Ragi atau Duka yang berasal dari wilayah Mbay disebut Duka Bay atau Ragi Bay. Sementara untuk kain yang berasal dari pesisir selatan di Tonggo, Maunura, Maundai, Mauromba disebut Duka Tonggo. Untuk Ragi dan Duka umumnya memiliki pola-pola wajik dan matahari berwarna kuning dan merah menyala diatas dasar hitam atau biru legam.

Referensi

  1. ^ a b "Kain Tenun Nagekeo Nusa Tenggara Timur". GPS Wisata Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-14. Diakses tanggal 2020-06-06. 
  2. ^ a b Chamil, Harisah (2019-04-12). "Punya Ciri Khas Tersendiri, Ini Motif Kain Tenun dari Nagekeo NTT". Okezone.com. Diakses tanggal 2020-06-06. 
  3. ^ Center (INC), PT Indonesia News. "Intip Keistimewaan Kain Tenun Ikat Nagekeo NTT". inilahcom. Diakses tanggal 2020-06-06.