A.M. Hendropriyono
Netralitas artikel ini dipertanyakan. |
Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Prof. Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H., M.H [1][2][3][4] atau sering disebut A.M. Hendropriyono (lahir 7 Mei 1945) adalah seorang tokoh intelijen dan militer Indonesia. Hendropriyono adalah Kepala Badan Intelijen Negara pertama, ia dijuluki the master of intelligence karena menjadi "Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen" pertama di dunia.[5] Ia juga pernah menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik Indonesia dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan dari tahun 1998 hingga 1999. Ia menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dari tanggal 27 Agustus 2016 hingga 13 April 2018.[6][7]
A.M. Hendropriyono | |
---|---|
Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Ke-4 | |
Masa jabatan 27 Agustus 2016 – 13 April 2018 | |
Kepala Badan Intelijen Negara Ke-11 | |
Masa jabatan 10 Agustus 2001 – 8 Desember 2004 | |
Presiden | Megawati Soekarnoputri Susilo Bambang Yudhoyono |
Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik Indonesia Ke-10 | |
Masa jabatan 14 Maret 1998 – 21 Mei 1998 | |
Presiden | Soeharto |
Pengganti Petahana | |
Masa jabatan 23 Mei 1998 – 20 Oktober 1999 | |
Presiden | B.J. Habibie |
Pengganti Tidak ada, jabatan dihapuskan | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 7 Mei 1945 Yogyakarta, Masa Pendudukan Jepang |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | PKPI |
Anak | Diah Erwiany Hendropriyono Rony Hendropriyono Diaz Faisal Malik Hendropriyono |
Kerabat | Andika Perkasa (menantu) |
Almamater | Akademi Militer Nasional (1967) |
Pekerjaan | Tentara Politisi |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1967–2000 |
Pangkat | Jenderal TNI (HOR) |
Satuan | Infanteri (Kopassus) |
Sunting kotak info • L • B |
Pendidikan
Hendropriyono menempuh pendidikan dasarnya di SR Muhammadiyah, Kemayoran, Jakarta kemudian pindah ke SR Negeri Jalan Lematang, Jakarta, SMP Negeri V bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Dr. Sutomo, Jakarta dan menyelesaikan SMA Negeri II bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Gajah Mada, Jakarta.
Pendidikan militer
Selanjutnya ia melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang (lulus 1967), Australian Intelligence Course di Woodside (1971), United States Army Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Amerika Serikat (1980), Sekolah Staf dan Komando ABRI (Sesko ABRI), yang lulus terbaik pada 1989 bidang akademik dan kertas karya perorangan dengan mendapat anugerah Wira Karya Nugraha. Selanjutnya ia lulus Kursus Singkat Angkatan VI Lembaga Ketahanan Nasional (KSA VI Lemhannas). Keterampilan militer yang pernah diikutinya antara lain adalah Para-Komando, terjun tempur statik, terjun bebas militer (Military Free Fall) dan penembak mahir.
Pendidikan tinggi
Pendidikan umum Hendropriyono menjadikannya sebagai sarjana dalam bidang administrasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN), Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM), Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta, Sarjana Teknik Industri dari Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Bandung. Ia juga meraih gelar magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina, mendapat gelar magister di bidang hukum dari STHM dan pada bulan Juli 2009 dan meraih gelar doktor filsafat di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan predikat Cum Laude.
Pada 7 Mei 2014, ia dikukuhkan sebagai guru besar di bidang ilmu Filsafat Intelijen[8] dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara.[9] Ia menjadi satu-satunya dan pertama di dunia yang menjadi Guru Besar Intelijen.[10] Atas gelar ini, ia tercatat masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).[11] Pengukuhan ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 2576f/A4.3/KP/2014.
Karier
Sepanjang hidupnya, Hendropriyono mengalami tiga karier, sebagai militer, politikus, dan intelijen. Ia juga mengajar di beberapa tempat. Ia juga mengetuai Komisi Tinju Indonesia pada rentang waktu 1994 hingga 1998.
Karier militer
Karier militer Hendropriyono diawali sebagai Komandan Peleton dengan pangkat Letnan Dua Infanteri di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) yang kini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. Ia kemudian menjadi Komandan Detasemen Tempur Para-Komando, Asisten Intelijen Komando Daerah Militer Jakarta Raya/Kodam Jaya (1986), Komandan Resor Militer 043/Garuda Hitam Lampung (1988-1991), Direktur Pengamanan VIP dan Objek Vital, Direktur Operasi Dalam Negeri Badan Intelijen Strategis (Bais) ABRI (199I-1993), Panglima Daerah Militer Jakarta Raya dan Komandan Kodiklat TNI AD.
Semasa menjabat sebagai Danrem 043/Garuda Hitam, Hendropriyono yang saat itu berpangkat Kolonel, berhasil mengeliminasi kelompok sipil Warsidi di kawasan Talangsari, Lampung.[12] Kejadian tersebut kemudian dikenal dengan Peristiwa Talangsari 1989.[13]
Berbagai operasi militer yang diikutinya adalah Gerakan Operasi Militer (GOM) VI, dua kali terlibat dalam Operasi Sapu Bersih III dan dua kali dalam Operasi Seroja di Timor Timur (sekarang bernama Timor Leste).
Berikut jenjang karier militer A.M. Hendropriyono:
- 1968-1972 - Komandan Peleton Puspassus AD (Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat) di Magelang
- 1972-1974 - Komandan Kompi Prayudha Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha)
- 1981-1983 - Komandan Detasemen Tempur 13
- 1983-1985 - Wakil Asisten Personel Kopasandha merangkap sebagai Wakil Asisten Operasi
- 1985-1987 - Asisten Intelijen Kodam Jayakarta
- 1987-1991 - Danrem 043/Garuda Hitam Lampung
- 1991-1993 - Direktur D Badan Intelijen Strategis ABRI
- 1993-1994 - Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI
- 1993-1994 - Panglima Kodam Jayakarta
- 1994-1996 - Komandan Kodiklat TNI AD
Karier politik
Dalam birokrasi pemerintahan RI, Hendropriyono pernah memangku berbagai jabatan yang berturut-turut: Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998), Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII dan menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan PPH dalam Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.
Karier intelijen
Pada periode tahun 2001-2004 sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Kabinet Gotong Royong. Hendropriyono merupakan penggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul, Bogor, Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara, Sumpah Intelijen, Mars Intelijen, menetapkan hari lahir badan intelijen, mencipta Logo dan Pataka BIN, mempopulerkan bahwa intelijen sebagai "ilmu" dan menggali "filsafat intelijen", serta menggagas berdirinya tugu Soekarno-Hatta di BIN.
Sekarang ini Hendropriyono menjadi pengamat terorisme dan intelijen, yang kerap diminta untuk menjadi narasumber oleh media massa dan berbagai lembaga, giat menulis bermacam pemikirannya dalam artikel-artikel di berbagai koran, majalah, radio dan televisi.
Karier akademis
Ia mendedikasikan ilmunya dengan mengajar Filsafat Hukum di Sekolah Tinggi Hukum Militer Jakarta dan di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, dengan jabatan Rektor Kepala terhitung sejak tanggal 1 Maret 2002 sampai sekarang. Selain itu ketika menjadi Kepala BIN, Hendropriyono juga mendirikan Sekolah Tinggi Intelijen Negara di Sentul, Bogor.
Bisnis
Selain berkarier, AM Hendropriyono juga duduk di posisi penting beberapa perusahaan.
- 2014 - sekarang - Chief Executive PT Adiperkasa Citra Lestari.[14][15][16]
- 2010 - sekarang - Chairman Andalusia Group.
- 2010 - sekarang - Commissioner Carrefour Indonesia.
- 2009 - sekarang - Presdir PT Mahagaya.
- 2009 - 2012 - Chairman Blitzmegaplex.
- 2004 - sekarang - Chairman Hendropriyono & Associates.
- 2000 - 2001 - Chairman Hendropriyono Law Office.
- 1999 - 2001 - Presiden Komisaris PT KIA Mobil Indonesia.
Penghargaan
Ia juga penyandang berbagai kehormatan negara RI, dalam wujud bintang dan tanda jasa antara lain: Bintang Mahaputera Indonesia Adipradana, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya-prestasi, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma, Bintang Dharma, Satyalancana Bhakti untuk luka-luka di medan pertempuran, serta anggota Legiun Veteran Pembela Republik Indonesia (Pembela/E, NPV: 21.157.220).
Ia juga dinobatkan sebagai Man Of The Year oleh Majalah Editor pada tahun 1993.
Tanda Jasa
Baris ke-1 | Bintang Mahaputera Adipradana (13 Agustus 1999)[17] | ||
---|---|---|---|
Baris ke-2 | Bintang Dharma | Bintang Bhayangkara Utama | Bintang Yudha Dharma Pratama |
Baris ke-3 | Bintang Kartika Eka Paksi Pratama | Bintang Yudha Dharma Nararya | Bintang Kartika Eka Paksi Nararya |
Baris ke-4 | Bintang Kartika Eka Paksi Nararya (Ulangan I) | Satyalancana Bhakti | Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun |
Baris ke-5 | Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun | Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun | Satyalancana G.O.M VIII |
Baris ke-6 | Satyalancana Penegak | Satyalancana Seroja | Medal of Merit - Timor Leste (2022) |
Brevet
- Brevet Komando Kopassus
- Brevet Terjun Bebas
- Brevet Jump Master
- Brevet Hirbak
- Brevet Hiu Kencana
- Wing Penerbang TNI AU
Keluarga
Ia memiliki beberapa anak, salah satunya adalah Diaz Hendropriyono, yang menjabat sebagai Komisaris Telkomsel pada tahun 2015.[18]
Griya Anti Narkoba
Pada 25 Juni 2014, Ia bersama Komjen Pol (Purn) Gories Mere dan Irjen (Purn) Benny Mamoto mendirikan museum yang diberi nama Griya Anti Narkoba. Griya Anti Narkoba ini berdiri di lahan seluas hampir 1 hektar dan merupakan museum narkoba pertama di Jakarta. Terletak di Taman Indraloka, Jalan Mandor Hasan No. 45, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur. Di Griya Anti Narkoba ini, pengunjung bisa melihat-lihat berbagai macam jenis obat-obatan yang mengandung zat berbahaya serta melihat dampak pemakaiannya. Museum yang didukung pula oleh didukung oleh Asosiasi Purnawira Penegak Hukum Narkotika Indonesia (AP2HNI) serta Yayasan Wale Anti Narkoba Indonesia (YWANI), ini beroperasi mulai pukul 10.00-17.00 WIB setiap hari serta hari libur nasional. Untuk masuk, tidak dipungut biaya.[19]
Kontroversi
Dengan keterlibatannya dalam kampanye pemenangan Pemilihan Presiden 2014 di pihak Jokowi dan Jusuf Kalla, serta dalam tim transisi, sebagian relawan pendukung Jokowi menyatakan kecewa karena masa lalu Hendropriyono.[20] Ia sering dikaitkan dengan kasus Talangsari dengan dugaan penembakan membabi buta yang dilakukan anak buahnya. Namun ia menolak, dan menyatakan bahwa orang-orang yang terkepung di peristiwa tersebut membakar sendiri rumah mereka lalu bunuh diri.[21] Allan Nairn, wartawan yang banyak meneliti kasus pelanggaran HAM di Indonesia, menyatakan bahwa Hendropriyono siap diadili melalui pengadilan HAM untuk kasus yang kerap dituduhkan kepadanya.[22]
Atas kekhawatiran masuknya Hendropriyono dalam pemerintahan, Jusuf Kalla menegaskan bahwa Hendropriyono tak berminat masuk ke dalam kabinet.[23] Dan memang setelahnya namanya tidak tertera dalam jajaran Kabinet Kerja.
Referensi
- ^ "Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. A.m. Hendropriyono, S.T., S.H., M.H. Dan Pangkostrad Beri Pembekalan Di Akademi Militer". Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. 1 Juli 2019 12:03:33. Diakses tanggal 11 November 2021.
- ^ Ir. Drs. H. AM Hendropriyono SH, S. E. (2005). Kegagalan Perencanaan dan Kinerja Pemerintahan Orde Baru. ISBN 978-979-416-833-2.
- ^ "Kaji Terorisme dalam Pendekatan [[Filsafat Pancasila]], Hendropriyono Raih Doktor". Konflik URL–wikilink (bantuan)
- ^ Mahfudhi, M. Anas. "Profil dan Perjalanan Karier A.M. Hendropriyono Sang Tokoh Intelijen - Zona Jakarta". zonajakarta.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2021-11-04.
- ^ AM Hendropriyono Profesor Intelijen Pertama di Dunia Diarsipkan 2017-03-26 di Wayback Machine., Pos Kota, 7 Mei 2014
- ^ Aklamasi, Hendropriyono Terpilih sebagai Ketua Umum PKPI, Kompas, 28 Agustus 2016
- ^ PKPI Lolos Pemilu 2019, AM Hendropriyono Mundur dari Ketua Umum, Tempo, 13 April 2018
- ^ "AM Hendropriyono Profesor Intelijen Pertama di Dunia". Poskota News (dalam bahasa Inggris). 2014-05-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-13. Diakses tanggal 2018-12-13.
- ^ "Artikel:"Ulang Tahun ke-69, Mantan Kepala BIN 'Dikado' Gelar Guru Besar" di metrotvnews.com". Metrotvnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-09. Diakses tanggal 2015-02-09.
- ^ Artikel:"Hendropriyono Jadi Guru Besar Intelijen Pertama di Dunia" di viva.co.id
- ^ Artikel:"Jadi 'Mahaguru' Intelijen Pertama di Dunia, Hendropriyono Masuk MURI " di detik.com
- ^ "30 Tahun Tragedi Talangsari Lampung Tanpa Pertanggungjawaban". KontraS. 2019-02-08. Diakses tanggal 2019-09-12.
- ^ Matanasi, Petrik. "Mengenang Pembantaian Umat di Talangsari". Tirto.id. Diakses tanggal 2019-09-12.
- ^ Artikel:"Hendropriyono, Mobil Nasional, dan Keluarga" di Kompas.com
- ^ Artikel:"Didukung Jokowi, Hendropriyono Garap Mobnas Bareng Proton Malaysia" di detik.com
- ^ Artikel:"Hendropriyono Gandeng Proton Saat Penjualan Mobilnya Lesu" di cnnindonesia.com
- ^ Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 4 Oktober 2021.
- ^ Artikel:"Hendropriyono: Yang Sebut Saya Dimanjakan Jokowi, Mulutnya Busuk!" di Okezone.com
- ^ Artikel:"Belajar Bahaya Narkoba di Griya Anti Narkoba Milik AM Hendropriyono" di detik.com
- ^ Polemik Hendropriyono. Diakses dari situs berita BBC pada tanggal 14 November 2014
- ^ Kasus Talangsari, Hendropriyono: Mereka Bunuh Diri. Diarsipkan 2014-11-29 di Wayback Machine. Diakses dari situs berita Tempo pada 14 November 2014
- ^ Allan Nairn: Hendropriyono Mengaku Siap Diadili untuk Pembunuhan Munir. Diakses dari situs PortalKBR pada 14 November 2014
- ^ JK Sebut Budi Gunawan dan Hendropriyono Tolak Masuk Kabinet . Diakses dari situs berita Detik pada 14 November 2014
Pranala luar
- (Indonesia) Profil di tokohindonesia.com Diarsipkan 2006-03-07 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Situs web resmi
- Video di YouTube Mantan Kepala BIN Terima Gelar dari Kesultanan Banjar
Jabatan pemerintahan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Arie J. Kumaat sebagai Ka BAKIN |
Kepala Badan Intelijen Negara 2001–2004 |
Diteruskan oleh: Syamsir Siregar |
Jabatan politik | ||
Didahului oleh: Siswono Yudohusodo |
Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan 1998–1999 |
Diteruskan oleh: Al Hilal Hamdi sebagai Menteri Negara Transmigrasi dan Kependudukan |
Jabatan militer | ||
Jabatan baru | Komandan Kodiklat TNI−AD 1994–1996 |
Diteruskan oleh: Achfas Mufti |
Didahului oleh: Kentot Harseno |
Panglima Kodam Jaya 1993–1994 |
Diteruskan oleh: Wiranto |