Perang di Afganistan (2001–2021)

artikel daftar Wikimedia

Searah jarum jam dari kiri atas: pertama. Pasukan Amerika Serikat dalam baku tembak dengan pemberontak Taliban di Provinsi Kunar, kedua. F-16 Strike Amerika menjatuhkan JDAM seberat 1.000 pon di atas sebuah gua di Afghanistan timur, ketiga. Seorang Tentara Afganistan sedang melakukan survei di atas sebuah Humvee, keempat. Tentara Afghanistan dan Amerika bergerak menembus salju di Provinsi Logar; pejuang Taliban yang menang setelah mengamankan Kota Kabul, kelima. Seorang tentara Afganistan yang mengamati sebuah lembah di Provinsi Parwan, keenam, Pasukan NATO bersiap untuk menaiki Chinook selama Operasi Black Prince


Perang Amerika di Afganistan atau Perang Afganistan (2001-2021) dimulai setelah Serangan 11 September 2001, Amerika Serikat memulai kampanye Perang Melawan Terorisme mereka di Afganistan, dengan tujuan menggulingkan kekuasaan RezimTaliban di Afghanistan yang dituduh melindungi Pendiri Kelompok Milisi Al Qaeda, Osama bin Laden yang di tuduh menjadi dalang utama dalam peristiwa Serangan 11 September 2001 di Kota New York. Aliansi Utara Afganistan menyediakan mayoritas pasukan bersama Pasukan Sekutu (Amerika dan NATO), dengan pasukan yang banyak, persenjataan yang lengkap, dan di lengkapi dengan kendaraan tempur yang canggih, Aliansi Utara bersama Pasukan Sekutu dengan mudah menyerbu dan menduduki Kota Kabul lalu mengusir para pejabat Pemerintahan Rezim Taliban dari Ibukota Afganistan tersebut.[1][2][3][4]

Nama kode yang diberikan oleh Amerika Serikat untuk konflik ini adalah Operasi Kebebasan Abadi (Operation Enduring Freedom) (2001-2012) dan berubah nama menjadi Operation Freedom's Sentinel (2012-2021).

Nyatanya setelah merebut Kota Kabul dan seluruh tampuk pemerintahan Afghanistan dari tangan Rezim Taliban, Amerika, NATO dan Aliansi Utara masih terus berperang dan memburu para pejuang MIlisi Al Qaeda dan [Taliban]] yang sering melakukan aksi teror terutama pengeboman terhadap fasilitas-fasilitas milik militer Sekutu, khususnya Amerika di Aghanistan, namun di sisi lain Amerika, NATO, dan Aliansi Utara yang menguasai Pemerintahan Afghanistan justru di hadapkan pada kegagalan demi kegagalan memburu gerakan terorisme Kelompok Milisi Al Qaeda dan membendung pengaruh Taliban, akibat taktik Gerilya dan pembauran mereka dengan masyarakat sipil non kombatan Afghanistan. Hal inilah yang membuat pendudukan mereka tidak bertahan lama, bahkan berujung dengan penaklukan kembali Ibukota Afghanistan, Kabul oleh Taliban pada tanggal 15 Agustus 2021, beberapa hari sebelum penaklukan Kota Kabul, sebagian besar wilayah Afghanistan berhasil di rebut dan di kendalikan oleh Kelompok Milisi Al Qaeda dan Taliban, serta banyaknya pejabat Afghanistan yang kemudian mengungsi ke Qatar, setelah jatuhnya Ibukota Kabul dan di tariknya seluruh pasukan dan kendaraan tempur milik Amerika dan NATO, Rezim Taliban kembali berkuasa di Afghanistan dengan menjadikan kembali sistem Syri'ah Islam sebagai landasan utama Ideologi, hukum dan politik Negara Afghanistan.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Coalition casualties in Afghanistan". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2023-05-12. 
  2. ^ "List of Afghan security forces fatality reports in Afghanistan". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2023-05-27. 
  3. ^ "Perang AS di Afghanistan: Habis Rp14.000 T, Tewaskan 3.586 Tentara NATO, lalu AS Hengkang". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2023-06-01. 
  4. ^ "Angkatan Bersenjata Afganistan". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023-01-08.