Grand Inna Malioboro
Grand Inna Malioboro merupakan salah satu hotel legendaris berbintang 4 di kota Yogyakarta. Hotel ini terletak di Jalan Malioboro No.60, Yogyakarta. Hotel ini dibangun pada tahun 1908 dan memiliki 18 ruang pertemuan, sebuah area pameran yang luas untuk MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition.
Grand Inna Malioboro | |
---|---|
Nama sebelumnya |
|
Jaringan hotel | Hotel Indonesia Group |
Informasi umum | |
Lokasi | Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia |
Alamat | Jalan Malioboro No. 60 |
Negara | Indonesia |
Koordinat | 7°47′26″S 110°22′00″E / 7.790608°S 110.36669°E |
Pembukaan | 1908 |
Manajemen | Inna Hotels & Resorts |
Data teknis | |
Jumlah lantai | 7 Lantai |
Informasi lain | |
Jumlah kamar | 223 Kamar |
Jumlah rumah makan | 5 |
Situs web | |
hig | |
Cagar budaya Indonesia Hotel Inna Garuda | |
No. Regnas | CB.181 |
No. SK | PM.89/PM.007/MKP/2011 |
Tanggal SK | 17 Oktober 2011 |
Tingkat SK | Menteri |
Pemilik | PT Hotel Indonesia Natour |
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya |
Lokasi
Hotel Inna Garuda terletak di jantung kota Yogyakarta tepatnya di Jalan Malioboro No.60 yang merupakan surga bagi orang-orang yang hobi berbelanja, dekat dengan Keraton Yogyakarta, 42 kilometer dari Candi Borobudur dan 17 kilometer dari Candi Prambanan.
Sejarah
Hotel Inna Garuda adalah hotel dengan sejarah panjang dan tidak dapat dipisahkan dari Yogyakarta. Sejauh ini, nama hotel telah diubah enam kali: Grand Hotel De Djokdja, Hotel Asahi, Hotel Merdeka, Hotel Garuda, Natour Garuda, dan sekarang Inna Garuda.
1908 - 1942: Grand Hotel De Djokdja atau "Hotel Yogyakarta"
Dalam penyelesaian Belanda di Indonesia, pemerintah kolonial ingin membangun sebuah hotel di lokasi yang strategis di pusat kota Yogyakarta, di Jalan Malioboro.
Hotel pondok yang dibangun pada tahun 1908 adalah hotel terbesar dan hotel paling mewah di Yogyakarta yang bernama Grand Hotel De Djokdja yang berarti "Hotel Yogyakarta". Hotel ini mulai beroperasi pada tahun 1911 dan hanya menampung tamu-tamu militer Belanda. Pada 1938, hotel ini dibentuk kembali dalam dua sayap di sisi kanan dan kiri dan bangunan utama di tengah.
1942 - 1945: Hotel Asahi
Pada 1942, Jepang datang dan menaklukkan Indonesia, termasuk Yogyakarta dan Grand Hotel De Djokdja. Jepang mengubah nama hotel menjadi Hotel Asahi.
1945 - 1950: Hotel Merdeka
Dengan pengorbanan besar pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia mendeklarasikan kebebasan mereka. Hotel ini diambil alih oleh Indonesia dan sejalan dengan semangat kebebasan pada waktu itu nama hotel diubah menjadi Hotel Merdeka. Pada 1946, Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia karena situasi politik dan keamanan nasional dan Hotel Merdeka sementara menjadi kompleks kantor untuk kabinet pemerintahan pada waktu itu. Belanda berusaha untuk menaklukkan Indonesia lagi dan perang terjadi antara kolonialis dan tentara Indonesia. Panglima Besar Jenderal Sudirman tinggal di hotel selama beberapa bulan.
1950 - 1982: Hotel Garuda
Pemerintah Indonesia mengganti nama Hotel Merdeka menjadi Hotel Garuda pada tahun 1950, dan pada tahun 1975 pemerintah memberikan kepercayaan kepada PT. Natour untuk menjalankan hotel.
1982 - 2001: Natour Garuda
Pada tahun 1982, PT. Natour dipercaya oleh pemerintah untuk merenovasi Hotel Garuda. Kelas hotel ditingkatkan dari satu bintang menjadi tiga bintang. Renovasi ini membutuhkan biaya sekitar sembilan miliar rupiah dan selesai pada akhir tahun 1984. Untuk menjaga nilai historis hotel, bangunan sayap utara dan selatan tetap dipertahankan, namun bangunan pusat dibangun tujuh lantai. Hotel Natour Garuda yang berstatus BUMN, melakukan upacara percobaan dengan upacara agung grand opening pada tanggal 29 Juni 1985 hari Sabtu Legi (yang merupakan hari yang baik untuk Hamengkubuwana IX). Pada acara tersebut hotel secara resmi dibuka oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta). Pada tahun 1987, Hotel Natour Garuda secara resmi dinyatakan oleh pemerintah melalui Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi sebagai hotel bintang tiga. Bersama dengan pengembangan pariwisata cepat di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, PT. Natour memperluas hotel dengan menambahkan 120 kamar sehingga secara keseluruhan terdapat 223 kamar.
2001 - Sekarang: Inna Garuda
Pada bulan Maret 2001, PT. Natour bergabung dengan PT. Hotel Indonesia, nama hotel diubah menjadi Hotel Inna Garuda yang merupakan kependekan dari Hotel Indonesia Natour Garuda.
Tipe Kamar
Tipe-tipe kamar yang ada di hotel ini, yaitu:
- Sudirman Suite
- Executive Suite
- Junior Suite
- Garuda Suite
- Deluxe Suite
- Superior
Fasilitas
Fasilitas Kamar
- Pendingin Ruangan / AC
- Telepon dengan Sambungan Langsung
- Televisi Kabel
- Kulkas mini
- Bath Tub dengan Air Panas
- Perlengkapan Mandi
Fasilitas Hotel
- Restoran dan Lounge
- Inna Garuda memiliki 3 restoran dan sebuah lounge
- Ruang Pertemuan
- Inna Garuda memiliki 17 ruang pertemuan dan sebuah area pameran yang luas
- Mocopatan, Musik Tradisional Jawa
- Mocopatan diselenggarakan setiap rabu keempat setiap bulannya di Inna Garuda
- Pagelaran Gamelan Setiap Hari
- Kolam Renang
- Lapangan Parkir yang Luas
- Laundry & Dry Cleaning
- Spa dan Aromatherapy
Fasilitas Pendukung
- Agen Tiket Pesawat
- Money Changer
- Bank dan ATM
- Area Perbelanjaan
- Taksi
- Agen Perjalanan & Wisata
- Agen Pos
- Salon
- Souvenir Shop
- Republic Cafe
- De Djogja Executive Karaoke
Restoran
Terdapat empat restoran dan sebuah bar di hotel ini yang menawarkan beragam gaya masakan, yaitu:
- Kedai Kopi Enam Djam di Djogja
- Mataram Bar
- Kafe Garuda
- Miyagawa Asahi
- Djanur Kuning.