Islam di Banten

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 15 Juli 2023 05.55 oleh 103.169.238.49 (bicara) (Menambah konten penyebaran Islam)

Islam di Banten telah mulai disebarkan sejak penyebaran Islam awal bermula dari daerah hanibung batu brak, persahabatan Kesultanan Baten dengan Kepaksian Lampung pada masa lalu membentuk sebuah daerah anyer serang, debus adalah tarian tradisional untuk penyebaran Islam di Kesultanan Banten[1]. Pada masa Wali Sanga pada abad ke-16 Masehi dan menguat pada masa Kesultanan Banten pada abad ke-17 Masehi. Peradaban Islam di Banten ditandai dengan banyaknya masjid dan pesantren yang didirikan di wilayahnya. Mayoritas masyarakat Banten merupakan muslim.

Sejarah penyebaran

Masa Wali Sanga

Penyebaran Islam ke Banten merupakan bagian dari dakwah para ulama dan pedagang muslim ke wilayah Nusantara.[2] Historiografi tradisional di Banten memberikan keterangan bahwa dakwah di Banten telah diawali oleh Sunan Ampel. Setelah itu, kegiatan dakwah diteruskan oleh Sunan Gunung Jati.[3]

Masa Kesultanan Banten

Penyebaran Islam pada masa Kesultanan Banten berkaitan dengan sikap dari Sultan Banten sendiri. Sultan Banten diketahui tidak mengurusi persoalan administrasi pelabuhan dan perdagangan di Banten. Para pekerja yang bertugas di bagian administrasi perdagangan dan pelabuhan hanya diberikan kepada orang asing. Sehingga, status dan prestasi yang dihasilkan oleh para administrator tidak memberikan mereka kedudukan dalam pandangan Sultan Banten. Para administrator ini hanya memperoleh gelar nama Jawa agar dapat terintegrasi dengan pemerintahan di Banten. Islam memberikan arti penting dalam pemerintahan Kesultanan Banten. Para administrator yang beralih keyakinan dari kepercayaan lama menjadi Islam, memperoleh peluang peningkatan karier yang lebih tinggi. Akhirnya, pada tahun 1678 telah banyak orang asing yang menjadi muslim. Hanya para administator dari etnis Tionghoa yang masih mempertahankan kepercayaan mereka.[4]

Peradaban

Peradaban Islam di Banten dimulai sejak abad ke-16 Masehi. Bukit peradabannya adalah masjid.[5] Pemerintahan Islam di Banten mulai berlangsung sejak abad ke-16 dan ke-17 Masehi.[6] Banten kemudian menjadi salah satu pusat pendirian pesantren-pesantren di Pulau Jawa pada abad ke-19 dan abad ke-20 Masehi.[7]

Perkembangan

Sifat keagamaan dalam masyarakat Banten sangat kuat dan mendalam.[8] Mayoritas masyarakat di Banten beragama Islam.[9]

Referensi

  1. ^ https://indonesia.postsen.com/local/689498/History-of-the-Lampung-Tribe-in-Anyar-District-Banten-Province.html
  2. ^ Imawan, Dzulkifli Hadi (April 2020). Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. hlm. 77. ISBN 978-602-450-440-3. 
  3. ^ Fauziyah, S., Wardah, E. S., dan Nursida, I. (Desember 2020). Humaeni, Ayatullah, ed. Ritual Tolak Bala: Pribumisasi Islam di Banten (PDF). Serang: LP2M UIN SMH Banten. hlm. 47–48. ISBN 978-623-95807-4-2. 
  4. ^ Irfani, Fahmi (2020). Qustulani, Muhammad, ed. Kejayaan dan Kemunduran Perdagangan Banten di Abad 17 (PDF). PSP Nusantara Press. hlm. 147–148. ISBN 978-602-5932-13-7. 
  5. ^ Juliadi, dkk. (2005). Ragam Pusaka Budaya Banten (PDF). Serang: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang. hlm. 104. ISBN 979-99324-0-8. 
  6. ^ Yakin, Ayang Utriza (5 Juni 2014). "Membaca Banten dengan Mazhab Annales". Resensi Buku & Artikel Jurnal. II (6): 1. 
  7. ^ Tolchah, Moch. (Desember 2015). Wahyudi, Chafid, ed. Dinamika Pendidikan Islam Pasca Orde Baru (PDF). Bantul: LKiS Pelangi Aksara. hlm. 218. ISBN 978-602-73740-6-5. 
  8. ^ Siregar, Parlindungan (Januari 2017). "Perjuangan Rakyat Banten Melawan Belanda: Studi Tentang K.H. Wasyid". Buletin Al-Turas: Mimbar Sejarah, Sastra, Budaya, dan Agama. XXIII (1): 62. 
  9. ^ Ridwan, I., dkk. (November 2021). Muhibah, Siti, ed. Studi Kebantenan dalam Catatan Sejarah (PDF). Tangerang: Media Edukasi Indonesia. hlm. 161. ISBN 978-623-6497-50-0.