Fondasi dalam

Salah satu jenis fondasi
Revisi sejak 23 Juli 2023 00.17 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 12 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Fondasi dalam adalah jenis fondasi dibedakan dari fondasi dangkal dengan kedalaman mereka tertanam ke dalam tanah. Ada banyak alasan seorang insinyur geoteknik akan merekomendasikan fondasi dalam ke fondasi dangkal, tetapi beberapa alasan umum adalah beban desain yang sangat besar, tanah yang buruk pada kedalaman dangkal, atau kendala situs (seperti garis properti). Ada istilah yang berbeda digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis fondasi yang mendalam, termasuk tumpukan (yang analog dengan tiang), tiang jembatan (yang analog dengan kolom), poros dibor, dan caisson. Tumpukan umumnya didorong ke dalam tanah di situ; fondasi mendalam lainnya biasanya diletakkan di tempat dengan menggunakan penggalian dan pengeboran. Konvensi penamaan dapat bervariasi antara disiplin ilmu teknik dan perusahaan. Pondasi dalam dapat terbuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton pratekan.

Instalasi fondasi dalam untuk sebuah jembatan di Napa, California, Amerika Serikat.

Karakteristik

sunting

Ukuran

sunting

Fondasi dalam merupakan jenis fondasi bila ditinjau dari kondisi lapisan tanah.[1] Sejumlah jenis fondasi dapat digolongan sebagai fondasi dalam jika kedalaman fondasi lebih panjang dibandingkan dengan lebar fondasi. Namun ada pula jenis fondasi yang tergolong ke fondasi dalam atau fondasi dangkal bergantung kepada metoda perhitungan dalam menganalisis stabilitas dari fondasi tersebut.[2]

Pembebanan

sunting

Kemampuan fondasi dalam dalam menopang beban bangunan mengandalkan tahanan ujung dan tahanan gesek dindingnya.[3]

Pemakaian

sunting

Pemakaian fondasi dalam sebagai fondasi dapat dilakukan dengan dua macam pertimbangan. Pertimbangan pertama ialah perbandingan antara lebar fondasi dengan ke dalam fondasi. Fondasi dalam digunakan jika kedalaman fondasi ukuran panjangnya sebesar 4-5 kali lipat dari ukuran lebar fondasi. Sementara pertimbangan kedua iala keberadaan tanah yang baik untuk pembuatan fondasi berada di lapisan tanah yang dalam.[4]

Fondasi dalam juga perlu digunakan ketika lapisan tanah di permukaan tanah tidak mampu menahan beban struktur bangunan. Kondisi lain yang membuat pemakaian fondasi dalam diperlukan ialah terjadinya konsolidasi yang berlebihan pada tanah.[5]

Abutmen jembatan

sunting

Fondasi dalam dapat dipakai pada abutmen jembatan ketika daya dukung tanahnya rendah. Perencanaan pembuatan fondasi dalam ini biasanya pada bagian abutmen yang terletak di pangkal jembatan. Jenis pondasi dalam yang sesuai digunakan pada tanah lunak di jembatan ialah pondasi tiang pancang.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ Hanafiah, Jaya, Z., dan Reza, M. (2020). Erang, Theodorus, ed. Rekayasa Fondasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI. hlm. 2. ISBN 978-623-01-0326-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-23. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  2. ^ Hakam, Abdul (Juli 2008). Rekayasa Pondasi untuk Mahasiswa dan Praktisi. Padang: CV. Bintang Grafika. hlm. 149. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-22. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  3. ^ Juniarso, dkk. (November 2022). Safrinal, ed. Perencanaan Fondasi Tiang Bor pada Tanah Lanau Kelempungan. Pasaman Barat: CV. Azka Pustaka. hlm. 12. ISBN 978-623-8044-41-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-23. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  4. ^ Surendro, Bambang (2015). Rekayasa Fondasi: Teori dan Penyelesaian Soal. Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm. 2. ISBN 978-602-262-467-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-20. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  5. ^ Dishongh, Burn E. (2003). Pokok-Pokok Teknologi Struktur untuk Konstruksi dan Arsitektur. Jakarta: Penerbit Erlangga. hlm. 189. ISBN 979-741-005-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-23. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  6. ^ Fitri, Siti Nurlita (Oktober 2022). Rerung, Rintho R., ed. Desain Perbaikan Tanah Dasar, Pangkal Jembatan, Oprit dan Pondasi pada Jembatan Sungai Babakan pada Proyek Jalan Tol Pejangan-Pemalang. Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia. hlm. 3. ISBN 978-623-362-729-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-23. Diakses tanggal 2023-06-20. 

Bacaan lain

sunting

Pranala luar

sunting