Waduk Malahayu
Waduk Malahayu adalah sebuah waduk yang dibangun di dekat perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Awalnya, waduk ini menggenangi sebagian wilayah Desa Malahayu, Desa Cipajang, dan Desa Penanggapan, tetapi karena pendangkalan, kini secara umum waduk ini hanya menggenangi sebagian wilayah Desa Malahayu, yang juga menjadi lokasi bendungan utamanya. Waduk Malahayu berjarak ± 6 km dari pusat Kecamatan Kecamatan Banjarharjo atau 17 km dari Kecamatan Tanjung.[2]
Waduk Malahayu | |
---|---|
Lokasi | Malahayu, Banjarharjo, Brebes, Jawa Tengah |
Kegunaan | Irigasi |
Status | Beroperasi |
Mulai dibangun | Desember 1933 |
Mulai dioperasikan | Mei 1940 |
Pemilik | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe bendungan | Urugan |
Tinggi | 31 m |
Panjang | 177 m |
Volume bendungan | 218.400 m³ |
Ketinggian di puncak | 59,25 m |
Membendung | Sungai Kebuyutan |
Jumlah pelimpah | 1 |
Tipe pelimpah | Aliran bebas |
Waduk | |
Kapasitas aktif | 40.000.000 m³[1] |
Luas genangan | 7 km² |
Pembangunan
Waduk Malahayu dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda mulai bulan Desember 1933 hingga bulan Mei 1937. Waduk ini kemudian diresmikan pada tanggal 19 Mei 1938. Waduk ini dibuat untuk menampung air dari Sungai Kebuyutan yang memiliki daerah aliran sungai seluas 63 km², beserta anak-anak sungainya, seperti Sungai Cimandala, Sungai Pabogohan, dan Sungai Ciomas.
Pada saat diresmikan, kapasitas waduk ini mencapai 69.000.000 m³ dan dapat mengairi lahan pertanian seluas sekitar 18.456 hektar. Namun, berdasarkan pengukuran pada tahun 1974, kapasitas waduk ini tinggal 47.000.000 m³ akibat terjadinya sedimentasi.[1]
Mitos
Mitos yang hidup di masyarakat sekitar waduk ini adalah bahwa pasangan pengantin baru wajib membasuh muka dengan air waduk. Konon, pasangan yang melaksanakan hal itu akan langgeng mengarungi mahligai rumah tangga. Karena itu, hampir setiap ada pengantin baru, mereka selalu menyempatkan diri berkunjung ke lokasi tersebut. Yang unik, mereka kadang-kadang datang masih mengenakan pakaian pengantin, dengan diiringi puluhan bahkan ratusan pengiring. Tradisi ini dilaksanakan selain dipercaya mengandung berkah kelanggengan bagi pasangan itu, juga sebagai upaya tolak bala.
Pemanfaatan
Fungsi pemanfaatan waduk ini disamping sebagai sarana irigasi lahan pertanian wilayah Kecamatan Kecamatan Banjarharjo, Kecamatan Kersana, Kecamatan Ketanggungan, Kecamatan Loasari, Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Bulakamba juga sebagai pengendali banjir serta dimanfaatkan untuk rekreasi/ objek wisata. Di objek wisata ini dapat ditemukan panorama alam pegunungan dan perbukitan yang indah, dikelilingi hutan jati yang luas dan telah dijadikan bumi perkemahan dan wana wisata.
Berbagai fasilitas tersedia di kompleks wisata ini antara lain kolam renang anak, mainan anak, becak air, perahu pesiar, perahu dayung, panggung terbuka serta disediakan tempat parkir yang cukup luas. Pada setiap Idul Fitri diadakan Pekan Wisata dengan pentas orkes melayu/dangdut sebagai hiburan. Sementara Sedekah Waduk, dilaksanakan oleh masyarakat setempat setiap hari raya. Terkadang diadakan lomba balap perahu, lomba mancing, dan sebagainya. Penduduk setempat juga menggunakan perahu compreng untuk rekreasi air mengelilingi waduk. Ikan Mujaer goreng adalah hidangan istimewa di lokasi wisata ini. Beberapa warung makan yang mendirikan bangunan di timur waduk menyediakan ikan mujair goreng dengan harga murah.
Referensi
- ^ a b Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1.
- ^ "Waduk Malahayu, Brebes Jawa Tengah"[pranala nonaktif permanen]