Waduk Malahayu

salah satu danau di dunia
Revisi sejak 1 Agustus 2023 02.14 oleh Dasnusantara (bicara | kontrib) (+kategori:DAS kabuyutan)

Waduk Malahayu adalah sebuah waduk yang dibangun di dekat perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Awalnya, waduk ini menggenangi sebagian wilayah Desa Malahayu, Desa Cipajang, dan Desa Penanggapan, tetapi karena pendangkalan, kini secara umum waduk ini hanya menggenangi sebagian wilayah Desa Malahayu, yang juga menjadi lokasi bendungan utamanya. Waduk Malahayu berjarak ± 6 km dari pusat Kecamatan Kecamatan Banjarharjo atau 17 km dari Kecamatan Tanjung.[2]

Waduk Malahayu
Salah satu bangunan peninggalan Belanda yang ada di Waduk Malahayu. Masyarakat sekitar sering menyebutnya sebagai Turn
LokasiMalahayu, Banjarharjo, Brebes, Jawa Tengah
KegunaanIrigasi
StatusBeroperasi
Mulai dibangunDesember 1933
Mulai dioperasikanMei 1940
PemilikKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Bendungan dan saluran pelimpah
Tipe bendunganUrugan
Tinggi31 m
Panjang177 m
Volume bendungan218.400 m³
Ketinggian di puncak59,25 m
MembendungSungai Kebuyutan
Jumlah pelimpah1
Tipe pelimpahAliran bebas
Waduk
Kapasitas aktif40.000.000 m³[1]
Luas genangan7 km²

Pembangunan

Waduk Malahayu dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda mulai bulan Desember 1933 hingga bulan Mei 1937. Waduk ini kemudian diresmikan pada tanggal 19 Mei 1938. Waduk ini dibuat untuk menampung air dari Sungai Kebuyutan yang memiliki daerah aliran sungai seluas 63 km², beserta anak-anak sungainya, seperti Sungai Cimandala, Sungai Pabogohan, dan Sungai Ciomas.

Pada saat diresmikan, kapasitas waduk ini mencapai 69.000.000 m³ dan dapat mengairi lahan pertanian seluas sekitar 18.456 hektar. Namun, berdasarkan pengukuran pada tahun 1974, kapasitas waduk ini tinggal 47.000.000 m³ akibat terjadinya sedimentasi.[1]

Mitos

Mitos yang hidup di masyarakat sekitar waduk ini adalah bahwa pasangan pengantin baru wajib membasuh muka dengan air waduk. Konon, pasangan yang melaksanakan hal itu akan langgeng mengarungi mahligai rumah tangga. Karena itu, hampir setiap ada pengantin baru, mereka selalu menyempatkan diri berkunjung ke lokasi tersebut. Yang unik, mereka kadang-kadang datang masih mengenakan pakaian pengantin, dengan diiringi puluhan bahkan ratusan pengiring. Tradisi ini dilaksanakan selain dipercaya mengandung berkah kelanggengan bagi pasangan itu, juga sebagai upaya tolak bala.

Pemanfaatan

Fungsi pemanfaatan waduk ini disamping sebagai sarana irigasi lahan pertanian wilayah Kecamatan Kecamatan Banjarharjo, Kecamatan Kersana, Kecamatan Ketanggungan, Kecamatan Loasari, Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Bulakamba juga sebagai pengendali banjir serta dimanfaatkan untuk rekreasi/ objek wisata. Di objek wisata ini dapat ditemukan panorama alam pegunungan dan perbukitan yang indah, dikelilingi hutan jati yang luas dan telah dijadikan bumi perkemahan dan wana wisata.

Berbagai fasilitas tersedia di kompleks wisata ini antara lain kolam renang anak, mainan anak, becak air, perahu pesiar, perahu dayung, panggung terbuka serta disediakan tempat parkir yang cukup luas. Pada setiap Idul Fitri diadakan Pekan Wisata dengan pentas orkes melayu/dangdut sebagai hiburan. Sementara Sedekah Waduk, dilaksanakan oleh masyarakat setempat setiap hari raya. Terkadang diadakan lomba balap perahu, lomba mancing, dan sebagainya. Penduduk setempat juga menggunakan perahu compreng untuk rekreasi air mengelilingi waduk. Ikan Mujaer goreng adalah hidangan istimewa di lokasi wisata ini. Beberapa warung makan yang mendirikan bangunan di timur waduk menyediakan ikan mujair goreng dengan harga murah.

Referensi

  1. ^ a b Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1. 
  2. ^ "Waduk Malahayu, Brebes Jawa Tengah"[pranala nonaktif permanen]