Warna tersier

Revisi sejak 1 Agustus 2023 12.52 oleh Count Count (bicara | kontrib) (Reverted 1 edit by 2400:9800:1F:11D0:88F6:207A:8001:D9D1 (talk): Rv spam (TwinkleGlobal))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Warna tersier adalah warna yang dihasilkan dari campuran satu warna primer dengan satu warna sekunder dalam sebuah ruang warna.

Warna Cat (RYB)

sunting
 
Warna primer, sekunder dan tersier dalam lingkaran warna RYB.
biru (●) + hijau (●) = hijau laut (●)
hijau (●) + kuning (●) = pucuk pisang (●)
kuning (●) + jingga (●) = kuning lulur (●)
jingga (●) + merah (●) = merah merona (●)
merah (●) + ungu (●) = patma (●)
ungu (●) + biru (●) = lembayung (●)

Warna Cahaya (RGB)

sunting
 
Lingkaran warna RGB
nilangsuka (●) + biru (●) = biru langit (●)
patma (●) + biru (●) = lembayung (●)
patma (●) + merah (●) = mawar (●)
kuning (●) + merah (●) = jingga (●)
kuning (●) + hijau (●) = pucuk pisang (●)
nilangsuka (●) + hijau (●) = hijau suji (●)

Pemakaian istilah

sunting

Istilah "warna tersier" pada awalnya dicetuskan merujuk pada warna-warna "netral"; yang dibuat dengan mencampur tiga warna primer dalam sebuah ruang warna. Ini akan menghasilkan warna putih atau kelabu, dalam sitem warna cahaya additif, sedangkan dalam sistem warna subtraktif pada pigmen atau cat akan menghasilkan coklat, kelabu atau hitam. Pengertian seperti ini masih umum dalam banyak tulisan-tulisan teknis.

Untuk menghindari kerancuan, banyak para profesional memilih menggunakan istilah "warna intermediate".

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting