Osa Maliki Wangsadinata

Revisi sejak 8 Agustus 2023 04.29 oleh Parshov (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Osa Maliki Wangsadinata (30 Desember 1907 – 15 September 1969[1]) adalah pejuang Indonesia pada masa revolusi. Lahir dan besar di lingkungan keluarga pengurus mesjid dan mengenyam pendidikan di Taman Siswa hingga kemudian menjadi pengajar dan aktif di berbagai organisasi pergerakan.[2]

Osa Maliki Wangsadinata
Informasi pribadi
Lahir(1907-12-30)30 Desember 1907
Hindia Belanda Padalarang, Bandung Barat
Meninggal14 September 1969(1969-09-14) (umur 61)
Indonesia Semarang, Jawa Tengah
MakamTMP Cikutra, Bandung, Jawa Barat
KebangsaanIndonesia Indonesia
Partai politik Partai Nasional Indonesia
Dikenal karenaAnggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Ketua Partai Nasional Indonesia Osa-Usep
Digulis
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Karier Pergerakan dan Politik

sunting

Awal Mula Pergerakan

sunting

Pada mulanya, Ia menjadi anggota Sarekat Islam juga Pemuda Indonesia yang beraliran kiri. Osa terlibat dalam pemberontakan Partai Komunis Indonesia tahun 1926 melawan Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda sehingga ia dipenjara selama empat tahun hingga kemudian diasingkan ke Boven Digul. Di era pendudukan Jepang, dia mengepalai Seksi Propaganda Djakarta Hokokai dan juga dipenjara selama empat bulan oleh Kempeitai. Selanjutnya menjadi anggota Barisan Pelopor Istimewa.[1][2]

Masa Setelah Indonesia Merdeka

sunting

Kemudian, ia semakin dikenal sebagai salah satu anggota Partai Nasional Indonesia (PNI).[3] Selain itu, ia juga menjadi ketua Panitia Peneliti Ajaran Pemimpin Besar Revolusi bentukan MPRS. Ia juga pernah memiliki rumah di Jalan Cendana 37 yang berdekatan dengan kediaman pribadi milik Soeharto.[4] Ketika terjadi konflik politik di Indonesia pada tahun 1960-an, ia menjadi salah satu Ketua PNI bersama Sekretaris Jenderal PNI Usep Ranawidjaja yang kemudian hari disebut sebagai PNI Osa-Usep.[5][6][7][8]

Ia meninggal tanggal 15 September 1969 di Semarang, Jawa Tengah, seusai kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ke-5 di Salatiga, Jawa Tengah.[9][10]

Rujukan

sunting
  • Anderson, Ben. (2005). Java in a Time of Revolution: Occupation and Resistance, 1944-1946. Equinox Publishing PTE LTD. United State of America.
  • Crouch, Harold. (2007). The Army and Politics in Indonesia. Equinox Publishing PTE LTD. United State of America.
  • Sophiaan, Manai. (2008). Kehormatan Bagi yang Berhak: Bung Karno Tidak Terlibat G30S/PKI. Visamedia. Jakarta, Indonesia

Referensi

sunting
  1. ^ a b "GELAR PAHLAWAN NASIONAL UNTUK WR SUPRATMAN & NJAI A. DAHLAN - Soeharto". Soeharto. 2016-12-17. Diakses tanggal 2018-02-06. 
  2. ^ a b Ben Anderson (2005). "Java in a Time of Revolution: Occupation and Resistance, 1944-1946.". Equinox Publishing PTE LTD. Diakses tanggal 2 Agustus 2015. 
  3. ^ "Di Balik Nama Osamaliki, Jalan di Salatiga Penghubung Semarang-Solo - Tribun Jateng". Tribun Jateng. 2018-01-02. Diakses tanggal 2018-07-20. 
  4. ^ Negara (Indonesia), Lembaga Administrasi (1960). Almanak organisasi negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 
  5. ^ "Osa Maliki | SOCIO-POLITICA". socio-politica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-07-20. 
  6. ^ "PENDJELASAN DPP-PNI TENTANG HUBUNGAN PNI DENGAN PEL. NAWAKSARA - Soeharto". Soeharto. 2016-09-28. Diakses tanggal 2018-07-20. 
  7. ^ 1915-, Sophiaan, Manai, (2008). Kehormatan bagi yang berhak : Bung Karno tidak terlibat G30S/PKI (edisi ke-Cet. 2). Jakarta: Visamedia. ISBN 9789791043908. OCLC 465161464. 
  8. ^ Taufiq,, Tanasaldy, (2012-1). Regime Change and Ethnic Politics in Indonesia : Dayak Politics of West Kalimantan. Leiden: BRILL. ISBN 9789067183895. OCLC 871838972. 
  9. ^ "Djenazah Osa Maliki Dikebumikan Di Taman Pahlawan Tjikutra". Kompas. 17 September 1969. hlm. 1. Diakses tanggal 16 July 2021. 
  10. ^ Bhakti, Ikrar Nusa (1999). Tentara mendamba mitra: hasil penelitian LIPI tentang pasang surut keterlibatan ABRI dalam kehidupan kepartaian di Indonesia. PPW-LIPI. hlm. 136. ISBN 978-979-433-232-0.