Brengkolang, Kajen, Pekalongan
Brengkolang adalah sebuah desa yang berada di Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Desa ini berjarak sekitar 30 km dari Kota Pekalongan atau 9 km dari Alun-alun Kajen. Desa Brengkolang terdiri atas dua perdukuhan, yaitu Perdukuhan Brengkolang dan Perdukuhan Podoroto. Pada tahun 2023 jumlah penduduk desa ini mencapai 1.028 jiwa.
Brengkolang, Kajen, Pekalongan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Pekalongan | ||||
Kecamatan | Kajen | ||||
Kode pos | 51161 | ||||
Kode Kemendagri | 33.26.08.2004 | ||||
Luas | 750 Ha | ||||
Jumlah penduduk | 1.028 jiwa (L: 510 jiwa; P:518 jiwa) | ||||
Kepadatan | 137 jiwa/km2 | ||||
|
Pemerintahan
- Kepala Desa : Ciswanto
- Sekretaris Desa : Luwiyah
- Kaur Keuangan : Cartimah
- Kaur Umum dan Perencanaan: Wahadi
- Staff I Keuangan : Riyanto
- Kasi Pemerintahan : Tarmin
- Kasi Kesra : Sudarto
- Kadus Podoroto : Kasmiun
- Kadus Brengkolang : Siswanto
Lembaga Desa
- BPD
- TP PKK
- LPMD
- Karang Taruna
- LINMAS
- BUMDes
- KPMD
- GAPOKTAN
- LMDH
- POSYANDU
Demografi
- Agama: Islam 100%
- Pendidikan:
- SD : 250 orang
- SMP : 80 orang
- SMA/MU : 59 orang
- D1—D3 : 4 orang
- Sarjana : 17 orang
- Pesantren : 30 orang
- Zona Waktu: UTC+07:00 (WIB)
- Kode Pos: 51161
- Plat Kendaraan: G
Populasi
- Total: 1.028 (Laki-laki 510 dan Perempuan 518)
- Kepadatan: 137 jiwa/km2
- Kepala Keluarga: 302
- Pasangan Usia Subur (PUS): 169
Geografi
Desa Brengkolang merupakan dataran tinggi dengan ketinggian 665 mdpl. Desa Brengkolang memiliki suhu yang cenderung rendah. Terdapat dua sumber mata air yang mengalir ke pemukiman masyarakat Desa Brengkolang, yaitu Kalimaron dan Patraguna yang berasal dari Gunung Rumping.
Batas Wilayah
Batas-batas wilayahnya sebagai berikut:
Utara | Desa Pringsurat |
---|---|
Selatan | Desa Linggoasri |
Barat | Desa Linggoasri |
Timur | Desa Gutomo |
Tradisi Desa
Seperti yang diketahui bahwa desa brengkolang masih melestraikan budaya nenek moyang, maka dapat diringkaskan tradisi yang masih berjalan antaralain:
Penganten Molo
Penganten molo adalah salah satu tradisi yang dilakukan pada saat proses penaikan atap dalam kegiatan pembangunan rumah. Molo berarti rois atau pemimpin. Tujuan dilaksanakannya tradisi ini adalah agar keluarga dan tukang diberi keselamatan sehingga rumah dapat berdiri dengan kokoh. Tradisi ini dilakukan dengan mengadakan syukuran atau hajatan serta mengundang seorang sesepuh sebagai pemimpin tradisi. Tradisi ini diawali dengan “nyoblek baturan” atau peletakan batu pertama yang disertai dengan pembakaran menyan sekaligus pembacaan ta’awudz, bismillah, kemudian diakhiri kalimat tauhid dan sholawat nabi.
Metik
Tradisi metik merupakan tradisi yang dilakukan atas rasa syukur setelah panen padi. Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas keberhasilan panen yang berawal dari susahnya orang-orang dahulu untuk bersedekah. Filosofi tradisi metik ini dilaksanakan untuk mengenang para leluhur serta menggambarkan betapa pentingnya bersedekah bagi warga desa sebagaimana pendapat wali terdahulu.
Nyadran
Nyadran merupakan serangkaian kegiatan adat yang dilakukan oleh masyarakat desa dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan masyarakat desa kepada para leluhur. Tradisi nyadran sendiri terdiri dari dua kegiatan yaitu nyadran mata air dan nyadran haul.
1. Nyadran mata air
Nyadran erupakan tradisi tahunan di desa brengkolang yang dilaksanakan setiap bulan Muharrom (bulan suro). Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat yang telah diberikan bagi masyarakat desa brengkolang. Tradisi ini dilakukan di dua sumber mata air utama yang digunakan oleh warga desa brengkolang yaitu kalimaron dan patraguna. Pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi pembersihan jalan menuju mata air dan pembenahan aliran mata air yang menuju ke pemukiman warga sekaligus berdoa atas nikmat air yang telah diberikan oleh Tuhan.
2. Nyadran maqom
Nyadran maqom dilakukan sebelum peringatan khoul maqom (petilasan) Mbah Khairun Sariguno dan Mbah Gholib Sariroso, yaitu kegiatan pembersihan pada area maqom (petilasan) oleh masyarakat desa disertai dengan pembacaan tahlil untuk leluhur. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur masyarakat desa brengkolang kepada leluhur desa. Pada saat pelaksanaan nyadran warga desa membawa hasil bumi berupa beras, kerupuk, singkong, dan sebagainya untuk bertukar dengan hasil bumi lain yang dibawa oleh warga Desa Brengkolang. Disamping itu, terdapat kegiatan pemotongan kambing diarea maqom yang kemudian bagian kepala dan kaki kambing tersebut akan dikubur.
Potensi Desa
Dengan kondisi alam yang tergolong masih lestari dan berlimpah, Desa Brengkolang memiliki beberapa hasil bumi dan UMKM yang sangat potensial. Melimpahnya tanaman kapulaga, kopi, pisang, dan gadung menjadi salah satu sumber ekonomi warga yang dapat dikembangkan. Potensi UMKM yang dimiliki desa ini diantaranya, yaitu keripik pisang dan pilus. UMKM yang berkembang memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat berkat kekayaan alam yang dimilikinya.
Pranala luar
- (Indonesia) BPS Kabupaten Pekalongan
- (Indonesia) Situs resmi Kabupaten Pekalongan