Universitas Diponegoro

universitas di Indonesia

Universitas Diponegoro, lebih dikenal dengan singkatan UNDIP, didirikan pada tahun 1956 sebagai universitas swasta dan baru mendapat status perguruan tinggi negri pada 1961. Kata Diponegoro diambil dari pahlawan nasional yang merupakan seorang pangeran dari Jawa Tengah yang mengobarkan semangat kemerdekaan dari tindakan kolonialisme Belanda di awal abad 18. Semangat ini turut menginspirasi pendirian UNDIP.

Fakultas

Universitas Diponegoro memiliki 10 Fakultas : 1. Fakultas Hukum 2. Fakultas Ekonomi 3. Fakultas Kedokteran 4. Fakultas Teknik 5. Fakultas Sastra 6. Fakultas Kesehatan Masyarakat 7. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 9. Fakultas Peternakan 10. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lokasi

Lokasi Universitas Diponegoro tersebar di beberapa lokasi di kota semarang dan jepara dengan tanah seluas 2.009.862 m2 dengan perincian 7 lokasi kampus dan 1 perumahan dinas :

1. Kampus Pleburan Semarang (Fakultas-Fakultas Non Eksakta, UPT Komputer, UPT Bahasa dan UPT MKU) seluas 87.522 m2 2.

2. Kampus Tembalang Semarang (Rektorat, Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian pada Masyarakat, Lembaga Pengembangan Pendidikan ,UPT Perpustakaan, UPT. Kemitraan dan Kewirausahaan, upt. Undip Press serta Fakultas-fakultas Eksakta) seluas 1.352.054 m2

3. Kampus Jl. Dr. Soetomo dan Gunung Brintik Semarang (Fakultas Kedokteran) seluas 12.000 m2

4. Kampus Jl. Kalisari Semarang (Laboratorium Fakultas Teknik) seluas 18.000 m2

5. Kampus Jl. Ade Irma Suryani Jepara (Lab. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) seluas 8.816 m2

6. Kampus Mlonggo Jepara (Fakultas Kedokteran) seluas 4.190 m2

7. Kampus Teluk Awur Jepara (Fakultas Ilmu Kelautan : Lab. Kelautan, Ruang Kuliah, Asrama, Perpustakaan, Rumah Dinas, Ruang Fasilitas Selam) seluas 518.385 m2.

8. Perumahan Dinas Kagok Semarang 8.895 m2.

Sejarah

Pendirian Universitas Diponegoro dirintis mulai pertengahan tahun 1956 diawali dengan pendirian Yayasan Universitas Semarang. Adapun tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya Universitas Semarang ialah Mr. Imam Bardjo, Mr. Soedarto, Mr. Dan Sulaiman dan Mr. Soesanto Kartoatmodjo.

Secara resmi Universitas Semarang dibuka pada tanggal 9 Januari 1957. Mengingat usia yang masih sangat muda dengan prasarana pendidikan yang masih sangat terbatas maka saat itu baru dapat dibuka institusi-institusi pendidikan Akademi Administrasi Negara dengan Dekan pertama Mr. Goenawan Goetomo, Akademi Tata Niaga dengan Dekan pertama Drs. Tjioe Sien Kiong, Akademi Teknik yang kemudian menjadi Fakultas Teknik dengan Dekan pertama Prof. Ir. Soemarman.

Pada upacara Dies Natalis ketiga Universitas Semarang pada tanggal 9 Januari 1960 Presiden R.I. Dr. Ir. Soekarno mengganti nama Universitas Semarang menjadi UNIVERSITAS DIPONEGORO, sebagai, penghargaan terhadap Universitas Semarang atas prestasi dalam pembinaan bidang pendidikan tinggi di Jawa Tengah. Universitas (swasta) Diponegoro dinyatakan sebagai Universitas Negeri, terhitung mulai tanggal 15 Oktober 1960. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Universitas Diponegoro. Pada waktu itu fakutas-fakutas yang telah berdiri adalah Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat; Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik dan Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan.

Sumber daya manusia

Saat ini, UNDIP didukung oleh sumber daya manusia yang cukup bermutu. Pada September 1998, UNDIP telah memiliki 1750 staf akademik dan 1065 staf administratif. Pada akhir September 1998, jumlah mahasiswa terdaftar adalah 24.424. Rasio pengajar dibanding mahasiswa ada di dalam angka ideal 1 : 14. Angka ini tidak termasuk dosen lepas dan paruh waktu. UNDIP menawarkan banyak jurusan. Di dalam total 10 Fakultas, terdapat 21 jurusan dan 68 program studi yang relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar kampus.

Pers Mahasiswa

LPM Hayamwuruk

LPM Hayamwuruk adalah Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. Berdiri pada awal tahun 80-an. Tepatnya tanggal pada 16 Maret 1983. Lembaga ini pertama kali bernama MUTASI. Baru pada tahun 1985 berganti nama menjadi Hayamwuruk ditandai dengan penerbitan majalah perdananya yang juga bernama Hayamwuruk.

Manajemen LPM Hayamwuruk berada di bawah dekanat. Ada juga dosen pembimbing yang ditunjuk oleh pihak fakultas. Namun dalam prakteknya, dosen pembimbing itu jarang sekali difungsikan.

Meski di bawah lindungan dekanat, bukan berarti berita-berita yang disampaikan LPM Hayamwuruk berada di bawah kendali dekanat. Berita yang disajikan tetap kritis. Bahkan dalam perjalanannya, Hayamwuruk kerap kali berhadapan dengan pihak birokrat fakultas maupun universitas karena kerap mengkritik kebijakan kampus.

Kecilnya dana penerbitan tidak membuat Hayamwuruk menjadi ciut-nyali untuk tetap menyuarakan kekritisan. Jika pers mahasiswa yang lain dana penerbitan dipasok oleh rektorat ataupun dekanat, dana utama penerbitan Hayamwuruk berasal dari swadana mahasiswa. Dari dekanat kurang dari 25 persen. Minimnya fasilitas dari dekanat ini justru membuatnya lebih leluasa dalam mengangkat berita.

LPM Hayamwuruk pernah mendapat anugrah dari ISAI (Institut Arus Stusi Informasi) sebagai pers alternatif terbaik. Yakni pada tahun 1997 keluar sebagai nominator pertama, diikuti oleh majalah mahasiswa Balairung (UGM) dan koran kampus Warta Ubaya (IKIP Surabaya, sekarang jadi Universitas Negeri Surabaya). Kriteria penilaian meliputi tema yang digarap, kedalaman berita, narasumber dan keseimbangan berita.

LPM Hayamwuruk berlamat di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Fakultas Sastra Universitas Diponegoro (FS Undip).

LPM Manunggal

LPM Manunggal Universitas Diponegoro adalah Lembaga Pers yang tertua, berdiri pada Agustus 1980.

Pranala luar