Di fotografi, kecepatan rana atau waktu pajanan (bahasa Inggris: shutter speed atau exposure time) adalah lamanya film atau pengindra digital di dalam kamera terkena pajanan cahaya. Rana (shutter) adalah semacam tirai yang ada di depan lembaran film sebagai media perekam yang berfungsi dengan prinsip membuka dan menutup seperti daun pintu.

Foto dari jalan yang gelap pada malam hari (dengan kecepatan rana 20 detik)

Di era digital, sebagian kamera digital sudah menerapkan teknologi rana yang berfungsi secara elektronik. Tidak lagi berbentuk tirai mekanik. Media film (pengindra) akan mulai merekam santiran gambar saat tirai rana tersebut terbuka dan akan berhenti merekam saat tirai rananya menutup.

Karena rana berfungsi berdasarkan durasi maka kemudian dikenal dengan istilah "kecepatan rana".

Penomoran

Pengaturan kecepatan rana pada kamera umumnya diatur berdasarkan kecepatan tinggi sampai kecepatan lambat. Misal, 1/8000 detik, 1/4000 detik, 1/2000 detik, ... 1/60, 1/30, 1/15, .... 1 detik, 4 detik, sampai 15 detik. Namun tampilan parameter tidak menulisnya sama persis. Misalnya pada kecepatan 1/8000 detik biasanya hanya ditulis 8000 saja.[butuh rujukan]

Tanda yang digunakan untuk kecepatan rana yang lebih lama dari 1 detik adalah ". Sementara kecepatan rana bebas sesuai dengan pemencetan tombol rana oleh fotografer diberi tanda B. Namun penomoran kecepatan rana tidak memiliki angka yang mutlak. Banyak produsen kamera menggunakan kecepatan rana yang hanya mendekati angka tersebut.[butuh rujukan]

Pengaruh perbedaan

Pilihan kecepatan rana tersebut dipakai untuk mengendali cahaya dan mengendali gerakan dari objeknya. Di kondisi pemotretan yang cahayanya minim, cenderung menggunakan pilihan kecepatan rana lambat. Sebaliknya, saat kondisi cahayanya berlimpah, misal di siang hari, cenderung menggunakan pilihan kecepatan rana tinggi.[butuh rujukan]

Pengaturan kecepatan rana untuk mengendali gerakan, rana cepat bersifat membekukan gerakan. Rana lambat akan membuat gerakan objek menjadi buram.[butuh rujukan]