Gempa bumi Laut Bali 2023
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Gempa Bumi Dalam Laut Bali 2023 adalah sebuah gempa bumi dalam yang terjadi di Laut Bali TimurLaut Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Gempa bumi awalnya disangka sebagai Gempa Bumi Laut Jawa Tenggara Kalimantan Selatan yang berkekuatan 7.4 Magnitudo pada kedalaman 10 KM yang kemudian dimutakhirkan menjadi gempa bumi Laut Bali Tenggara Lombok Utara dengan kekuatan 7.1 Magnitudo pada kedalaman 525 KM. [2].
Waktu UTC | 2023-08-28 18:55:32 |
---|---|
ISC | |
USGS-ANSS | ComCat |
Tanggal setempat | 29 Agustus 2023 |
Waktu setempat | 02:55 WIB |
Kekuatan | 7.1 Mw (USGS)[1] 7.1 Mw (BMKG) |
Kedalaman | 513,5 km (319 mi) (USGS) 525,0 km (326 mi) (BMKG) |
Episentrum | 6°56′S 116°34′E / 6.94°S 116.57°E |
Sesar | Normal |
Jenis | Deep focus earthquake |
Wilayah bencana | Laut Bali, Indonesia |
Intensitas maks. | V (Sedang) (BMKG) IV (Ringan) (USGS) |
Tsunami | Tidak |
Landslides | Tidak |
Gempa awal | Tidak |
Gempa susulan | Ya (6.5) |
Korban | tidak ada |
Dampak
Dampak gempa bumi berupa guncangan, yang cukup kuat, pada Selasa dini hari dirasakan hampir di seluruh wilayah di Bali, mulai dari Karangasem sampai Jembrana. Berdasarkan laporan BMKG, gempa bumi itu dirasakan di wilayah Kuta, Badung, dengan skala intensitas Mercalli hingga V MMI sehingga guncangannya dapat dirasakan hampir semua orang di area itu.
Guncangan gempa bumi pada Selasa dini hari juga dirasakan warga di Kota Denpasar dan sekitarnya. Namun, skala intensitas guncangannya tidak sekuat yang dirasakan di wilayah Badung.
Dihubungi Selasa, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin mengatakan, informasi dari BPBD kabupaten dan kota di seluruh Bali menyebutkan dampak gempa dirasakan berupa guncangan. Lebih lanjut, Rentin menyebutkan, belum ada laporan dampak signifikan dari gempa bumi itu.
Secara terpisah, Koordinator Bidang Observasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar Dwi Hartanto mengatakan, rentetan gempa bumi tersebut mengindikasikan aktifnya lempeng tektonik, termasuk lempeng Samudra India dan Benua Australia, yang bergerak dengan kecepatan tujuh sentimeter per tahun.
Dwi menambahkan, gempa bumi di utara Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Selasa dini hari termasuk gempa kuat dan gempa dalam (deep focus) sehingga dampak gempa bumi itu dapat dirasakan cukup luas dan sampai jauh meskipun gempa bumi pada Selasa dini hari itu tidak berpotensi mengakibatkan tsunami [3].
Penyebab
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dalam ( Deep Focus ) akibat adanya aktivitas slab pull (tarikan extensional Lempeng Australia ke bawah) pengaruh gaya gravitasi . Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan kombinasi pergerakan mendatar turun ( oblique normal) [4].
- ^ https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/eventpage/us7000krjx/executive
- ^ https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230829101517-199-991727/bmkg-ungkap-alasan-ralat-gempa-tanah-bumbu-jadi-gempa-lombok
- ^ https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/08/29/tidak-terpantau-dampak-signifikan-gempa-m-71
- ^ https://t.me/InaTEWS_BMKG/5676