Ruqaiya Sultan Begum

Revisi sejak 4 September 2023 04.27 oleh Choctart (bicara | kontrib)

Ruqaiya Sultana Begum (bahasa Persia: رقیه سلطان بیگم; juga dieja sebagai Ruqayya, Ruqayyah) (1542 – 19 Januari 1626) adalah istri pertama dan utama kaisar Mughal ketiga, Akbar.[2][3][4][5] ia juga merupakan Permaisuri Mughal yang paling lama menjabat dengan masa jabatan selama 49 tahun.[6]

Ruqaiya Sultan Begum
رقیه سلطان بیگم
Zan-i-Kalan
Shahzadi dari Kekaisaran Mughal
Permaisuri Agung Kekaisaran Mughal
Periode11 Februari 1556 – 27 Oktober 1605
PendahuluBega Begum
PenerusSaliha Banu Begum
Kelahiran1542
Afghanistan
Kematian19 Januari 1626
(umur 84)[1]
Agra, Kekaisaran Mughal
Pemakaman
PasanganJalaluddin Muhammad Akbar
WangsaTimurid
AyahHindal Mirza
IbuSultanam Begum
AgamaIslam

Latar Belakang

Ruqaiya Sultan Begum terlahir sebagai putri kekaisaran (Shahzadi) dan putri satu-satunya dari Abu'l Nasir Muhammad atau yang lebih terkenal dengan gelarnya Hindal Mirza.

Ayahnya, Hindal Mirza adalah putra termuda Babur. Hindal Mirza juga paman termuda Akbar dari pihak ayah.[5] Jadi, Ruqaiya merupakan cucu dari Kaisar Babur, pendiri Kekaisaran Mughal dan keponakan dari Kaisar Humayun.

Ibunya, Sultanam Begum merupakan putri dari Muhammad Musa Khwaja. Kakaknya, Mahdi Khwaja, menikah dengan Khanzada Begum, saudari sulung Kaisar Babur. Sultanam dibesarkan oleh Putri Khanzada yang tidak memiliki keturunan. Dia juga satu-satunya istri Hindal Mirza.

Sebagai Permaisuri

Meninggalnya Hindal Mirza akibat perang melawan Kamran Mirza tahun 1551 membuat Humayun sedih. Humayun menunangkan putranya, Akbar dengan Ruqaiya pada usia 9 tahun. Humayun memberi mereka banyak hadiah serta memberi Akbar komando pasukan Hindal. Setelah kematian Humayun pada tahun 1556, Akbar yang berusia 14 tahun naik takhta sebagai Kaisar Mughal dan menikahi Ruqaiya sebagai istri pertama sekaligus permaisurinya. Ruqaiya ditemani ibu mertuanya, Hamida Banu Begum dan bibinya, Gulbadan Begum dalam pernikahan mereka yang berlangsung di Punjab.

Ruqaiya merupakan istri Akbar yang memiliki garis keturunan paling mulia sebagai cucu Babur dari pihak ayah. Ini menempatkan dalam posisi tertinggi diantara tiga kepala ratu Akbar. Ruqaiya memberi pengaruh pada kebijakan politik suaminya. Ruqaiya memainkan peran penting dalam negosiasi penyelesaian antara suami dan anak tirinya, Jahangir, ketika hubungan ayah-anak berubah memburuk pada awal 1600-an, akhirnya membantu Jahangir untuk naik tahta.[7] Nur Jahan pernah menjadi pelayan Ruqaiya sebelum menikah dengan Jahangir dan menjadi permaisurinya.

Ruqaiya juga menjadi Permaisuri Mughal dengan masa jabatan terlama hampir setengah abad. Meski tidak memiliki anak, Akbar mengabulkan keinginan Ruqaiya mengasuh cucu kesayangannya, Khurram yang kemudian naik takha sebagai Shah Jahan. Jahangir mempercayakan pengasuhan putri sulung Shah Jahan, Parhez Banu Begum kepadanya.

Silsilah

Umar Sheikh Mirza
Zahiruddin Muhammad
(Kaisar Babur)
Qutlugh Nigar Khanum
Abu'l Nasir Muhammad
(Hindal Mirza)
Dildar Begum
Ruqaiya Sultan Begum
Muhammad Musa Khwaja
Sultanam Begum

Dalam kebudayaan populer

  • Permaisuri Ruqaiya adalah karakter utama dalam novel sejarah yang memenangkan penghargaan karya Indu Sundaresan, The Twentieth Wife (2002), serta sekuelnya, The Feast of Roses (2003).[8]
  • Ruqaiya juga merupakan karakter utama dalam serial sejarah Ekta Kapoor, Jodha Akbar. Karakternya diperankan oleh Lavina Tandon.[9]

Referensi

  1. ^ Gulbadan Begum, Annette Susannah Beveridge (1902). Humayun Nama. Sang-e-Meel Publications. hlm. 274. 
  2. ^ Burke, S. M. (1989). Akbar, the greatest Mogul. Munshiram Manoharlal Publishers. hlm. 142. 
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Tuzuk
  4. ^ Lal, Ruby (2005). Domesticity and power in the early Mughal world. Cambridge University Press. hlm. 205. ISBN 9780521850223. 
  5. ^ a b Emperor Jahangir (1999). The Jahangirnama : memoirs of Jahangir, Emperor of India. Oxford University Press. hlm. 437. ISBN 0195127188. 
  6. ^ Her tenure, from 11 February 1556 to 27 October 1605, was 49 years and 259 days
  7. ^ Faruqui, Munis D. (2012). Princes of the Mughal Empire, 1504-1719. Cambridge University Press. hlm. 148. ISBN 9781107022171. 
  8. ^ Kaur, Balwinder (April 15, 2012). "The power behind the throne". The Tribune. Diakses tanggal June 28, 2013. 
  9. ^ Chaya Unnikrishnan (2013-06-26). "So far, so good". dnaindia.com. Diakses tanggal 2013-12-04.