The Jakmania

Kelompok suporter sepak bola


The Jakmania adalah sebutan bagi kelompok suporter klub sepak bola dari ibu kota Jakarta, Persija Jakarta. The Jakmania juga merupakan salah satu kelompok suporter sepak bola yang paling berbahaya, terlarang, fanatik, anarkis, brutal, kriminal, dan provokator di Indonesia.

The Jakmania
PanggilanJakmania
Didirikan19 Desember 1997 (26 tahun, 173 hari)
JenisSuporter sepak bola
Klub kebanggaanPersija Jakarta
SloganSajete
(Salam Jempol Telunjuk)
MarkasStadion Soemantri Brodjonegoro
Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan
StadionStadion Internasional Jakarta
Koordinat6°13′17″S 106°50′02″E / 6.2214666°S 106.8338569°E / -6.2214666; 106.8338569Koordinat: 6°13′17″S 106°50′02″E / 6.2214666°S 106.8338569°E / -6.2214666; 106.8338569
KetuaDiky Soemarno[1]
Tokoh pentingGugun Gondrong
Warna KebesaranOranye dan Merah
Websitejakmania.id

Sejarah Jak

 

Klub yang tadinya bernama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ) ini memiliki suporter bernama VIJers pada era Hindia Belanda namun setelah kemerdekaan VIJers pun melenyap entah ke mana dan VIJ menganti nama menjadi Persidja dan bergabung dengan Voetbalbond Batavia en Omstreken (VBO) seiring itu berdirilah kelompok suporter (PFC) Persija Fans Club namun keanggotaannya terbatas pada keluarga pemain dan pengurus Persija serta artis-artis ibu kota Jakarta. Melihat sedikitnya suporter Persija serta ditambah ketidak jelasnya kelompok PFC saat itu dan muncullah gagasan ide untuk membentuk suporter pada tahun 1997 dan bernama The Jakarta Mania (Jakmania).

Ide terbentuknya the Jakmania muncul dari Diza Rasyid Ali, manager Persija saat itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, Sutiyoso memang sangat menyukai sepak bola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali persepak bolaan Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung.

Pada awalnya, anggota the Jakmania yang masih berstatus komunitas hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat, yaitu Gugun Gondrong yang merupakan sosok paling ideal pada saat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.[2]

Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.

Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. Tauhid Indrasjarief yang lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, dan 2003-2005.

Bung Ferry memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Di bawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya[butuh rujukan], The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.

Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Hanandoyo Ismartani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang. The Jakmania telah beberapa kali melakukan regenerasi kepemimpinan. Saat ini yang menjabat sebagai Ketua Umum sekarang ialah Diky Soemarno.

Saat ini the Jakmania telah memiliki ±80.000 anggota yang berKTA aktif dari 84+ Wilayah Resmi yang tersebar di sekitar Jabodetabek, 8 Biro Resmi di luar Jabodetabek, dan 1 Biro Resmi luar negeri (Tokyo, Jepang).

Kontroversi

Kejahatan Sekretaris Jenderal The Jakmania Febrianto melakukan provokator pada 2015

Pada 19 Oktober 2015, Sekretaris Jenderal (Sekjen) The Jakmania, Febrianto resmi ditahan atau ditetapkan sebagai tersangka oleh Tim gabungan Direktorat Reserse Kriminal Umum dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya karena Febrianto diduga menyebar pesan provokatif untuk menyebarkan ujaran kebencian terhadap suporter Persib bernama Rangga dengan postingan nya di Twitter.[3]

"Kalau menganggap final piala presiden di Gbk takkan ada apa2, mungkin anda bisa menyusul kawan anda Rangga #tolakpersibmaindiijakarta." ujar tweet Febrianto, Sekjen The Jakmania[4]

Menaggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bereaksi atas ditangkapnya Sekretaris Jenderal Jakmania Febrianto terkait dengan kerusuhan pada Piala Presiden yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK), Minggu, 18 Oktober 2015 dan juga mengatakan mengenai Jakmania anarkis bahwa pelaku provokator kericuhan harus ditindak tegas sekalipun Jakmania pendukung tim sepak bola kesayangan warga Jakarta.[5]

"Harus ditindak tegas, ini kan seperti orang tua sama anak aja. Kalau anak kita nakal dan sudah diperingati enggak mau, ya, dihukum. Ini bukan berarti enggak sayang anak, ini supaya dia baik," tutur Ahok di Balai Kota pada Senin, 19 Oktober 2015.[6]

"Saya enggak tahu kalau Sekjen. Kapan pemilihan saya juga enggak tahu. Pertanyaannya, apa betul dia Sekjen Jakmania? Memangnya (Jakmania) ada notaris, akta, yayasan, pemilihan sekjen, enggak kan?" tanya Ahok.[7]

Brutalnya oknum The Jakmania menyerang Polisi pada 2016 saat laga pertandingan Persija vs Sriwijaya FC

Pada 25 Juni 2016 saat laga pertandingan Persija dan Sriwijaya FC dimulai dan kemudian Sriwijaya FC menang skor 1-0 melawan Persija, oknum Jakmania melakukan penyerangan terhadap Polisi secara brutal, kejam, dan kriminal di lapangan dan di luar lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno.[8] Bahkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa Jakmania sangat merusak nama baik Persija dan tidak lucu karena Jakmania selalu rusuh dan anarkis setiap Persija kalah.[9]

"The Jak yang bikin rusuh itu perusak Persija, bukan pendukung Persija," kata Ahok di Kawasan Kota Tua Jakarta pada Sabtu 25 Juni 2016[10]

"Kenapa sih kita banggain The Jak, kalau Persija kalah mesti rusuh. Enggak ‎lucu kalau begitu. Kalau cinta Persija, Jakmania jangan rusuh dong," ujar Ahok.[11]

Referensi

  1. ^ Juni Adi, ed. (10/02/2020). "Diky Soemarno terpilih sebagai ketua umum Jakmania". Indosport.com. Diakses tanggal 10/02/2020. 
  2. ^ Cipto, Wisnu (10 Desember 2018). "Persija Juara Setelah 17 Tahun, Gugun Gondrong Pendiri "The Jak" Senang Bukan Kepalang". MerahPutih.Com. Diakses tanggal 21 Desember 2022. 
  3. ^ "Dianggap sebagai Provokator Kericuhan, Sekjen Jakmania Ditangkap". Kompas.Com. 19 Oktober 2015. Diakses tanggal 31 Agustus 2023. 
  4. ^ "Dianggap sebagai Provokator Kericuhan, Sekjen Jakmania Ditangkap". Kompas.Com. 19 Oktober 2015. Diakses tanggal 31 Agustus 2023. 
  5. ^ "Dianggap sebagai Provokator Kericuhan, Sekjen Jakmania Ditangkap". Tempo.Co. 20 Oktober 2015. Diakses tanggal 31 Agustus 2023. 
  6. ^ "Dianggap sebagai Provokator Kericuhan, Sekjen Jakmania Ditangkap". Tempo.Co. 20 Oktober 2015. Diakses tanggal 31 Agustus 2023. 
  7. ^ "Dianggap sebagai Provokator Kericuhan, Sekjen Jakmania Ditangkap". Tempo.Co. 20 Oktober 2015. Diakses tanggal 31 Agustus 2023. 
  8. ^ "The Jakmania Ngaku Bikin Rusuh di GBK Sampai Terjadi Korban Jiwa". Tribun Bangka. Sabtu, 25 Juni 2016. Diakses tanggal 31 Agustus 2023. 
  9. ^ "Ahok:Jakmania yang Bikin Rusuh itu Perusak Persija". Tribun Bangka. 25 Juni 2016. Diakses tanggal 31 Agustus 2023. 
  10. ^ "Ahok:Jakmania yang Bikin Rusuh itu Perusak Persija". Tribun Bangka. 25 Juni 2016. Diakses tanggal 31 Agustus 2023. 
  11. ^ "Ahok:Jakmania yang Bikin Rusuh itu Perusak Persija". Tribun Bangka. 25 Juni 2016. Diakses tanggal 31 Agustus 2023. 

Pranala luar