Masjid Jamik Birugo

masjid di Indonesia
Revisi sejak 29 September 2023 22.19 oleh OrophinBot (bicara | kontrib) (WP:SUMATERA)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Masjid Jamik Birugo terletak di Jalan Sudirman, Kelurahan Birugo, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Masjid ini dibangun pada 1956 ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Syekh Ibrahim Musa Parabek didampingi Haji Abu Samah atau Inyiak Kurai.[2]

Masjid Jamik Birugo
Masjid Jamik Birugo
PetaKoordinat: 0°19′6.928″S 100°22′34.644″E / 0.31859111°S 100.37629000°E / -0.31859111; 100.37629000
Agama
AfiliasiIslam
KepemimpinanWakaf
Lokasi
LokasiBirugo, Aur Birugo Tigo Baleh, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia
Arsitektur
Peletakan batu pertama1956[1]

Masjid ini merupakan tempat diadakannya musyawarah yang melahirkan Majelis Ulama Sumatera Barat pada 1968, majelis ulama daerah pertama di Indonesia sebelum terbentuknya Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 26 Juli 1975.

Bentuk masjid ini menyerupai Masjid Syuhada di Yogyakarta.

Sejarah

sunting

Masjid ini dibangun sebagai pengganti masjid yang telah ada sebelumnya di lokasi yang sama. Masjid terdahulu terbuat dari kayu beratapkan ijuk, karena tidak lagi cukup untuk menampung jamaah yang semakin banyak. Meski demikian, mimbar masjid yang digunakan masih menggunakan mimbar lama yang berasal dari abad ke-19.[3]

Masjid ini berlokasi di pusat kota, tepatnya di tepi jalan utama Bukittinggi. Di masjid ini, dulu diadakan pengajian rutin yang dibina Muhammad Siddik (wafat 1965) yang sekaligus merupakan imam masjid.[4]

Berada di lokasi strategis, Masjid Jamik Birugo kerap menjadi tempat diadakan pertemuan atau musyawarah dulunya. Pada 26 sampai 27 Mei 1968, sejumlah ulama Sumatera Barat melangsungkan musyawarah yang melahirkan Majelis Ulama Sumatera Barat dipimpin oleh Mansoer Datuak Palimo Kayo.

Bangunan

sunting

Kompleks Masjid Jamik Birugo berada di atas tanah wakaf seluas 3.202 meter persegi. Bangunan utamanya berbentuk persegi dengan denah dasar seluas 1.800 meter, termasuk bangunan yang menempel di belakang masjid yang diperuntukkan sebagai TPA dan MDA, tempat anak-anak mengaji.[1]

Interior ruang salat didominasi warna coklat.

Di pekarangan masjid, terdapat bangunan berbentuk kubus sebagai miniatur Ka'bah yang difungsikan sebagai tempat manasik haji oleh peserta yang tergabung dalam Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c https://suluah.com/masjid-jamik-birugo-tempat-pertemuan-para-ulama/
  2. ^ Sheiful Y. Tk. Mangkudun. "Masjid Para Aktivis, Tempat Lahir Majelis Ulama". Harian Khazanah. 5 April 2019.
  3. ^ https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/94656/1/A18usa.pdf
  4. ^ 17 perempuan Sumatera Barat dalam catatan prestasi. Forum Komunikasi Wartawati Indonesia Sumatera Barat, Suntiang Nagari. 2002.