Kalirejo, Undaan, Kudus

desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah

{{desa |nama =Kalirejo |provinsi =Jawa Tengah |dati2 =Kabupaten |nama dati2 =Kudus |kecamatan =Undaan |kode pos =59372 |nama pemimpin =-Agos Harianto |luas =343,130km² |penduduk =7.295 jiwa (2020) |kepadatan =210 jiwa/km² (2020)

Kalirejo adalah sebuah desa di Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

Wilayah administratif

Desa Kalirejo berbatasan dengan Desa Medini di sebelah utara. Lalu di sebelah selatan, Desa Kalirejo berbatasan dengan Desa Lambangan. Kemudian di sebelah timur, Desa Kalirejo berbatasan dengan Desa Beru Genjang dan Glagah Waru. Sedangkan di sebelah barat, Desa Kalirejo berbatasan dengan Desa Wilalung, Kabupaten Demak.[butuh rujukan]

Sejarah

Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memiliki sejarah yang panjang dan berkaitan erat dengan perkembangan wilayah Undaan pada masa lalu. Menurut cerita rakyat, desa ini awalnya merupakan sebuah hutan belantara yang dikenal dengan nama Alas Babalan. Pada masa pemerintahan Sunan Prawoto, Alas Babalan dibabat oleh Sunan Prawoto dan menjadi sebuah desa yang ramai.

Desa Kalirejo terletak di tepi Sungai Babalan yang merupakan salah satu sungai besar di wilayah Undaan. Sungai ini menjadi jalur transportasi utama pada masa lalu, sehingga Desa Kalirejo menjadi salah satu desa yang ramai dikunjungi oleh para pedagang. Hal ini menjadikan Desa Kalirejo sebagai salah satu desa yang penting dalam perekonomian wilayah Undaan.

Pada masa penjajahan Belanda, Desa Kalirejo juga menjadi salah satu tempat persembunyian Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro sering menggunakan Desa Kalirejo sebagai tempat untuk menyusun strategi perlawanan terhadap Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, Desa Kalirejo terus berkembang menjadi desa yang maju. Desa ini memiliki berbagai potensi, seperti pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Desa Kalirejo juga menjadi salah satu desa yang berperan penting dalam pembangunan wilayah Undaan.

Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah Desa Kalirejo:

Abad ke-16: Alas Babalan dibabat oleh Sunan Prawoto dan menjadi sebuah desa yang ramai.

Abad ke-19: Desa Kalirejo menjadi salah satu tempat persembunyian Pangeran Diponegoro.

Abad ke-20: Desa Kalirejo terus berkembang menjadi desa yang maju. Berikut adalah beberapa peninggalan sejarah di Desa Kalirejo:

Waduk Lawang Songo atau Waduk Wilalung, merupakan peninggalan pemerintahan kolonial Belanda. Situs Candi Babalan, merupakan situs candi Hindu yang diperkirakan dibangun pada abad ke-12. Situs Gua Babalan, merupakan sebuah gua yang diduga pernah digunakan oleh Pangeran Diponegoro sebagai tempat persembunyian. Desa Kalirejo merupakan desa yang memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan budaya. Desa ini juga memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sejarah 2 : Tugu yang Telah Hilang

Lembaga Penyelamat Penjaga Karya Budaya Bangsa (LPPKBB) Kabupaten Kudus menyayangkan tugu perjuangan yang berada di Dukuh Babalan, Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus, karena telah hilang.

Tugu tersebut pun diharapkan agar bisa kembali dibangun agar para generasi muda tetap bisa mengetahui sejarah para pejuang terdahulu.

Ketua LPPKBB dan sejarawan asal Kudus Supani menceritakan sejarah dibangunnya Tugu Perjuangan tersebut, Rabu (11/11/2020).

Diceritakannya, tugu tersebut menjadi pertanda, jika dulunya saat ada Agresi Militer Belanda tahun 1948 - 1948 pasukan Belanda beserta tentara sekutu berupaya untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia.

"Entah mau ke Surabaya atau kemana, tapi cita-citanya itu ingin merebut kembali kemerdekaan," katanya.

Saat itu pasukan Belanda tersebut mau melintas melewati Kudus dari arah Purwodadi. Namun di kesempatan yang sama, para Pejuang 45 yang tergabung dalam komando Mayor Koesmanto kelompok Geriliya Macan Putih menghadang pasukan Belanda dan tentara sekutu di tempat tersebut.

"Sehingga terjadilah pertempuran yang sangat sengit. Untungnya pada saat itu datanglah tentara Divisi Siliwangi yang diperintah Jendral Soedirman untuk membantu pertempuran rakyat di Babalan Kalirejo itu," ungkapnya.

Dengan adanya peristiwa tersebut, maka dibangunlah Tugu Perjuangan sederhana. Yang bertujuan untuk mengenang para pejuang yang sudah berjuang kala itu.

"Tugu perjuanganya memang elek wong jaman semono, (Tugu perjuanganya memang jelek, memang zaman dulu). Tapi itu merupakan bangunan tetenger (pertanda) sejarah perjuangan. Artinya sampai saat ini itu seharusnya tetap ada," tandasnya.