detik.com

situs web artikel dan berita Indonesia

detikcom adalah sebuah situs web berita di Indonesia. detik.com hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Sejak tanggal 3 Agustus 2011, detik.com menjadi bagian dari PT Trans Corporation, salah satu anak perusahaan CT Corp.

detikcom
URLwww.detik.com
TipeSitus web berita
Bersifat komersial?Ya
PendaftaranOpsional
BahasaIndonesia
Pemilikdetik Network
PembuatBudiono Darsono
Yayan Sopyan
Abdul Rahman
Didi Nugrahadi
Berdiri sejak9 Juli 1998; 26 tahun lalu (1998-07-09)
NegaraIndonesia Edit nilai pada Wikidata
Peringkat Alexa111 (hingga Agustus 2018)[1]
StatusAktif

Sejarah

Server detik.com sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai daring secara lengkap pada 9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir detik.com yang didirikan Budiono Darsono (mantan wartawan DeTik), Yayan Sopyan (mantan wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Nama detik.com diambil dari nama tabloid DeTik yang didirikan pada tahun 1977 sebelum akhirnya dibredel pada tahun 1994. Semula peliputan utama detik.com terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detik.com juga menyajikan berita hiburan, dan olahraga.

Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detik.com yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan bertumpu pada vivid description macam ini detik.com melesat sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan users internet.

Kepemilikan

Pada 3 Agustus 2011 CT Corp mengakuisisi detik.com (PT Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah secara resmi detik.com berada di bawah Trans Corp.[2] Chairul Tanjung, pemilik CT Corp membeli detikcom secara total (100 persen) dengan nilai US$60 juta atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambilalih, maka selanjutnya jajaran direksi akan diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corp—sebagai perpanjangan tangan CT Corp di ranah media. Dan komisaris Utama dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan Kapolri, yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour Indonesia, yang juga dimiliki Chairul Tanjung.[3]

Sebelum diakuisisi oleh CT Corp, saham detikcom dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui & Co. Agranet memiliki 59% saham di detikcom, dan sisanya dimiliki oleh Tiger 39%, dan Mitsui 2%.[4]

Kritik

Salah satu kritik yang sering dialamatkan pada detik.com adalah banyaknya iklan yang memenuhi halaman utama. Saat diakses pertama kali, halaman muka detik.com pada peramban berukuran 1024x768 akan dipenuhi iklan yang mengisi sekitar 80% ruangnya. Hal ini menyebabkan masa loading yang cukup lama.

Selain itu berita dari Detik group hanya diekspos satu sisi saja yaitu seakan membela pemerintah dan aparat keamanan Indonesia saja. Masyarakat biasa dan korban tidak biasa rangkum, sehingga semua berita tidak akurat.[butuh rujukan]

Manajemen

Referensi

Pranala luar