Alex Cheung
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Alex Cheung adalah penulis, peneliti dan budayawan berkewarganegaraan Indonesia.[3][4] Penelitiannya sebagian besar difokuskan pada bidang budaya dan kemasyarakatan etnis Tionghoa-Indonesia.[5]
Alex Cheung | |
---|---|
Nama asli | Lim Kim Hwat (林金發).[1] |
Lahir | Alexander Lim.[2] 20 Februari 1978 Jakarta |
Kebangsaan | Indonesia |
Pendidikan | S1 Komputerisasi Akuntansi, Universitas Bina Nusantara (1996-2000) |
Tema | Sosial-budaya Tionghoa Indonesia |
Karya terkenal | Melacak Jejak Kungfu Tradisional di Indonesia |
Tahun aktif | 2011-kini |
Peneliti bidang ketionghoaan
Selain sebagai motivator dan pengusaha, Alex Cheung merupakan seorang peneliti sekaligus budayawan dalam bidang ketionghoaan. Studi pada bidang ketionghoaan dapat diartikan sebagai efek dari membaiknya atmosfer kebudayaan Tionghoa di Indonesia, dengan diikuti tingginya minat generasi muda Tionghoa Indonesia untuk menggali aspek kebudayaan Tionghoa yang hampir punah.
Penelitian pertamanya dilakukan bersama Charly Huang dan Erwin Tan dalam Melacak Jejak Kungfu Tradisional di Indonesia (2016, Suara Harapan Bangsa).[2] Hasil penelitian yang terperinci ini didapat dari penelusuran dan wawancara ke seluruh wilayah Indonesia selama 4 tahun. Berbagai informasi penting yang mereka gali antara lain nama-nama pendahulu (leluhur), pewaris, dan praktisi seni kungfu di Indonesia dari masa awal hingga era modern.[5] Dapat dikatakan hampir sejak awal kedatangan etnis Tionghoa di Nusantara, mereka telah membawa tradisi bela diri bahkan beberapa di antaranya mempengaruhi seni bela diri masyarakat lokal non-Tionghoa, contohnya Silat Beksi dari Betawi.[5] Hasil penelitian ini dinilai oleh pakar etnis Tionghoa-Indonesia, Leo Suryadinata, sebagai bahan yang berharga mengingat banyak informasi tulis dan cetak yang berkaitan dengan etnis Tionghoa telah hilang, sehingga informasi penting kebanyakan adalah hasil wawancara langsung maupun dokumen pribadi dari praktisi kungfu yang bersangkutan.[6]
Buku
- 7 Kali Gagal 8 Kali Bangkit. Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2013. ISBN 978-979-21-3527-5
- Melacak Jejak Kungfu Tradisional di Indonesia;Sebuah Tradisi dan Budaya yang Diteruskan dari Generasi ke Generasi, Alex Cheung, Charly Huang, Erwin Tan (Team ACE). Penerbit PT Suara Harapan Bangsa, Jakarta, 2016. ISBN 978-602-9226-83-6
- Silsilah Keluarga Karet Lineage Thio Tjoei Seng. Penerbit Jejak, Jakarta, 2018. ISBN 9786025455988
- Silsilah Keluarga Senen Lineage Liem Tjin Hay. Penerbit Jejak, Jakarta, 2018. ISBN 9786025455803
Pranala luar
Referensi
- ^ 印尼传统功夫文化踪迹:或自15世纪郑和下西洋途径印尼进入, Heping Ribao. Akses: 13 Oktober 2023.
- ^ a b Book Spotlight: Tracing the Kungfu Heritage in Indonesia, Center for Southeast Asian Studies University of Hawaii at Mānoa. Akses: 13 Oktober 2023.
- ^ TIONGHOA MERAJUT KEINDONESIAAN - Persembahan 80 Tahun Leo Suryadinata, Universitas Ciputra (2022). p.271.
- ^ Kung Fu: Senjata Tionghoa Merebut Kemerdekaan dan Melawan Penjajahan, nationalgeographic. Afkar Aristoteles Mukhaer. Akses: 24-09-2021.
- ^ a b c Kaum muda Tionghoa, jejak kungfu di Indonesia, dan kisah percampuran budaya — 'Leluhur kita saling menghormati, sekarang kita bisa menirunya', bbc - Indonesia. Heyder Affan. Akses: 24-09-2021.
- ^ Melacak Jejak Kungfu Tradisional di Indonesia. Author: Alex Cheung, Charly Huang, Erwin Tan (Team ACE). PT Suara Harapan Bangsa, Jakarta, 2016. ISBN 978-602-9226-83-6