Al-Arham (Arab: ال ارحم) adalah para malaikat yang diserahi tugas untuk mengatur rezeki, kematian, amal, sengsara atau kebahagiaan janin di dalam rahim.

Etimologi

Kata Arham adalah bentuk jamak dari kata "rahim" (Arab: الرحم) yang memiliki arti kasih sayang, penyayang atau ampunan didalam bahasa Indonesia.

Tugas Al-Arham

Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah akan mengutus seorang malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk melaksanakan kesemua ketetapan yang telah di tulis oleh Allah di Lauh Mahfuzh.

Dalam hadits Muhammad bersabda: Rasulullah Saw bersabda: "Allah mengutuskan Malaikat kedalam rahim. Malaikat berkata: 'Wahai Tuhan!, ia masih berupa air mani'. Setelah beberapa ketika Malaikat berkata lagi: 'Wahai Tuhan!, ia sudah berupa darah beku'. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi: 'Wahai Tuhan!, ia sudah berupa segumpal daging'. Apabila Allah membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: 'Wahai Tuhan!, orang ini akan diciptakan laki-laki atau perempuan? celaka atau bahagia? bagaimana rezekinya? serta bagaimana pula ajalnya?. Segala-galanya dicatat sewaktu dalam perut ibunya." [1]

Malaikat Arham adalah malaikat yang semula meniupkan debu bumi, dimana calon makhluk itu nanti akan tercabut nyawanya oleh Malaikat Maut.

Pada saat Sakrat al-Maut, Allah akan membukakan takbir yang menyelubungi pandangan seseorang sehingga akan menembus akhirat. Tercantum didalam Al Qur'an surah Qaaf, yang berbunyi:

Sehingga bagi orang mukmin, ketersingkapan penglihatan ini menambah ringan bebannya menempuh kematian, tetapi orang kafir justru akan semakin membuatnya berat dan sulit untuk melampaui tahapan kematian itu. (Qaaf 50:22)

Catatan kaki

  1. ^ Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Referensi