Chrisye

Penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia

Chrisye, (Christian Rahadi, lalu Chrismansyah Rahadi; 16 September 1949 – 30 Maret 2007) adalah seorang penyanyi pop Indonesia. Mulai bermusik ketika bergabung sebagai bassist dengan band Gipsy, ia lalu menjulang lewat lagu "Lilin-lilin Kecil" di sekitar tahun 1977 dan Badai Pasti Berlalu setelah bersolo-karir sebagai penyanyi. Beberapa lagunya yang populer adalah "Ketika Tangan dan Kaki Berkata", "Badai Pasti Berlalu", "Aku Cinta Dia", "Hip Hip Hura", "Nona Lisa", dan "Pergilah Kasih".

Chrisye
Berkas:Chrisye.jpg
Informasi latar belakang
GenrePop, Pop Progresif
Pekerjaanpenyanyi
InstrumenBass
Tahun aktif1967 - 2007
LabelMusica Studios

Awal Karir

Awal karir Chrisye dimulai pada tahun 1967 saat bergabung pada bergabung dengan keluarga Nasution di Komunitas Gank Pegangsaan. Bermain sebagai bassis dan vokalis pada band Sabda Nada yang dimodali oleh Pontjo Sutowo. Sempat di kontrak untuk bermain di New York selama 2 tahun sebelum terlibat dalam proyek rekaman Guruh Gipsy. Kemudian diminta oleh prambors untuk menyanyikan lagu "Lilin Lilin Kecil" karya James F. Sundah dalam Lomba Cipta Lagu Remaja yang meskipun tidak menjadi pemenang namum menjadi lagu yang hits pada masa itu. Hal lain yang makin membuat nama chrisye makin bersinar pada akhir tahun 70-an adalah setelah membuat soundttrack film Badai Pasti Berlalu bersama Jockie Surjoprajogo dan Eros Djarot.

Semangat Kolaborasi

Terdapat fenomena yang mencuat dalam sosok Chrisye sejak ia tampil sebagai penyanyi solo pada 1977 yaitu dia selalu tampil dengan semangat berkolaborasi dengan musisi lain.

Pada 1977-1984 Chrisye melakukan dwitunggal dengan Yockie Soerjoprajogo yang bermula ketika Chrisye diajak Yockie Surjoprajogo untuk membawakan lagu Lilin-lilin Kecil James F. Sundah, salah satu lagu yang menjadi finalis Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors Rasisonia 1977. Kerja sama ini berlanjut saat Eros Djarot membuat album soundtrack film Badai Pasti Berlalu(1977).

Pada 1985 Chrisye memisahkan diri dengan Yockie dan mulai menggamit pemusik yang lebih muda untuk menggarap album Sendiri (1985) dan Aku Cinta Dia (1986), yaitu Addie MS dan Raidy Noor. Penata musik album selanjutnya seperti Hip Hip Hura (1986) dan Nona Lisa (1987) dipercayakan kepada trio RAG (Raidy Noor, Adjie Soetama, dan Herman Gelly Effendy) serta Younky Soewarno pada album Jumpa Pertama (1988) dan Pergilah Kasih (1989). Di era ini, musik Chrisye digarap lebih fresh dengan aksentuasi pada programming music (musik mesin) yang tengah ngetrend saat itu. Karakter musiknya pun cenderung riang.

Lalu muncul Erwin Gutawa mendampingi Chrisye dalam mengolah musik pada 1996-2002. Erwin sendiri banyak membingkai lagu-lagu Chrisye dalam sofistikasi yang lebih memperhatikan akurasi.

Erwin banyak memberi peluang untuk memasukkan banyak gestur musik yang sangat berbeda dengan karakter musik Chrisye. Termasuk ketika Erwin menyandingkan Chrisye dengan Waldjinah.

Menyadari kekurangannya dalam menulis lirik lagu, Chrisye menjalin kerja sama dengan penulis lirik seperti Deddy Dhukun, Eros Djarot, Rina R.D., Tito Soemarsono, dan Bagoes AA. Bahkan ia pernah meminta kesediaan penyair religius Taufik Ismail untuk menulis lirik lagu Ketika Kaki dan Tangan Berkata yang diinspirasikan dari surat Yasin. Kolaborasi dalam menulis lirik walhasil membuat lagu-lagu yang dinyanyikan Chrisye menjadi variatif dalam tema. Ada tema romansa, tema religius, hingga kritik sosial.

Lagu Kontroversi

Chrisye sempat kecolongan. Karena beberapa lagu yang dinyanyikannya dianggap sebagai plagiaris seperti Hip Hip Hura (Adjie Sutama) yang mirip Footloose-nya Kenny Loggins, Selamat Tinggal Sayang (Dadang S. Manaf) yang mirip lagu The Carpenters, Jumpa Pertama (Andi Mapajalos) yang mirip Morning Train-nya Sheena Easton. Selain itu, Kala Cinta Menggoda (Guruh Soekarnoputra) yang mirip Man on Fire milik Andy Gibb.

Album Badai Pasti Berlalu yang dianggap tonggak musik pop Indonesia itu pun memiliki aib: lagu Pelangi ternyata disontek dari After The Ordeal-nya Genesis hingga Khayalku yang beberapa verse dicuplik dari Repent Walpurgis-nya Procol Harum.

Lagu "Jika Surga dan Neraka Tak Ada" mengambil melodi dari sebuah lagu R&B Tears Are Cryin-nya Stephen Simmons hanya saja melodi yang digunakan dalam lagu karya Ahmad Dhani sudah mendapat ijin dari sang penulis lagu.[1]

Kehidupan pribadi

Tahun 1982 Chrisye menikahi Damayanti Noor, anggota keluarga Noor Bersaudara. Ia kemudian memeluk agama Islam. Dari pernikahannya dengan Damayanti Noor, Chrisye memperoleh empat orang anak.

Tahun 1995, Chrisye memperoleh BASF Legend Award atas pengabdiannya terhadap musik Indonesia selama ini. Pada tahun 2002, ia meluncurkan album Dekade yang berisi rekam ulang sejumlah lagu lama.

Sejak 31 Juli 2005, Chrisye harus dirawat di rumah sakit di Singapura karena mengidap kanker paru-paru. Awalnya dalam pemeriksaan di Jakarta, dia disebut terkena infeksi paru-paru, namun ternyata pemeriksaan lebih lanjut di Singapura memberikan hasil bahwa penyakit yang dideritanya adalah kanker paru-paru. Chrisye meninggal dunia pada 30 Maret 2007, pukul 04.08 WIB di Jakarta akibat sakit yang dideritanya dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut.

Diskografi

Album

Album Studio

Album Kompilasi

Singel

Kutipan

"Musik telah menjadi industri. Begitu karya seorang penulis lagu disenangi, begitu ada permintaan, pasti akan di-supply (dipasok). Ini sudah jadi industri, jadi bagaimana cari benefit-keuntungan."

Sumber: KOMPAS (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0310/19/hiburan/632210.htm)

"Saya berusaha melakukan kerja sama dengan para pencipta lagu, juga dengan mereka yang tengah naik daun, sehingga kita tak ketinggalan trend."

Sumber: KOMPAS (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0004/16/utama/teta01.htm)

Pranala luar

Referensi