Pernikahan Adat Mandailing

Revisi sejak 18 Oktober 2023 08.37 oleh IHLubis (bicara | kontrib)

Markobar adalah sebuah kegiatan yang yang merupakan salah satu teradisi lisan yang di lakukan di Mandialing Natal, Markobar sendiri memiliki artian "berbicara' mangecek jika dalam bahasa Mandailing. Berbicara yang dimaksud yaitu berbicara dengan menggunakan keterampilan saat menyampaikannya, ketrampilan ini mengacu pada penyampaian ide, gagasan, dan tujuan tertentu dengan kata-kata dan kalimat

Pernikahan biasannya disebut juga dengan orja siria on yang berarti pesta pernikahan.[1]

Perlu Difahami

Mandailing menganut falsafah Dalihan Na Tolu yang merupakan suatu prinsip, asas, serta sistem yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Mandailing, falsafah ini menggambarkan prinsip-prinsip inti dalam kehidupan masyarakat ini dan merupakan pedoman Dalihan Na Tolu terdiri dari Kahanggi, Anak Boru, dan Mora. memiliki artian sebagai berikut.

  1. Manat Manat Markahanggi (Perhatian) : Ini menggambarkan pentingnya perhatian dan saling memperhatikan satu sama lain dalam masyarakat. Kahanggi adalah ikatan kekerabatan yang menghubungkan orang-orang dengan garis keturunan laki-laki yang sama. Ini diibaratkan sebagai pohon yang tak bisa dipisahkan, menggambarkan kedekatan yang kuat di antara anggota keluarga. Prinsip ini mencerminkan konsep kesatuan dan saling mendukung, serta keterkaitan dalam menyelesaikan berbagai persoalan.
  2. Elek Maranak Boru (Kebijaksanaan terhadap Anak Boru) : Prinsip ini mendorong kebijaksanaan dalam berinteraksi dengan anak boru. Anak boru adalah garis keturunan dari orang yang mempersunting saudara perempuan kita atau saudara perempuan dari ayah. Konsep ini keputusan keputusan dalam membujuk dan meraih hati anak boru, dan juga menegaskan peran anak boru dalam menyelesaikan berbagai masalah dan konflik di masyarakat.
  3. Hormat Tu Mora (Santun kepada Mora) : "Mora" adalah keturunan saudara laki-laki ibu kita. Dalam konsep “Dalihan Na Tolu,” mora diberikan penghormatan yang tinggi karena mereka dianggap memberikan yang paling berharga, yaitu anak perempuan atau gadis (jagar jagar). Prinsip ini mencerminkan pentingnya menghormati dan merawat hubungan dengan moral serta mengakui peran penting mereka dalam kehidupan masyarakat.[2]

"Falsafah Dalihan Na Tolu" adalah dasar sistem kekerabatan dan interaksi sosial dalam masyarakat Tabagsel dan Angkola-Mandailing. Prinsip-prinsip ini membantu membimbing interaksi dan hubungan dalam masyarakat, serta mencerminkan nilai-nilai seperti kesatuan, kerjasama, kebijaksanaan, dan penghargaan terhadap keturunan dan keluarga.

Referensi

  1. ^ LUBIS, FAUZIAH KHAIRANI. "Kearifan Mandailing dalam Tradisi Markobar" (PDF). Diakses tanggal 2023-10-18. 
  2. ^ Tugiman, Tugiman; Ibrahim, Bedriati; Bedriati, Bedriati (2019-06-02). "FAMILY SYSTEM OF MANDAILING IN THE KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU". JOM FKIP. VOLUME 6. doi:https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/download/25182/24397 Periksa nilai |doi= (bantuan).  line feed character di |title= pada posisi 46 (bantuan)