Zaini (17 Maret 1926 – 25 September 1977) adalah seorang tokoh pelukis Indonesia yang produktif. Dia banyak belajar melukis pada pelukis-pelukis senior dan ternama Indonesia, seperti Basuki Abdullah, S. Soedjojono dan Affandi pada masa pendudukan Jepang.[1]

Zaini
Lahir(1926-03-17)17 Maret 1926
Belanda Pariaman, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Meninggal25 September 1977(1977-09-25) (umur 51)
Jakarta
KebangsaanIndonesia
Pendidikan
  • INS Kayutanam, Sumatera Barat, belajar dasar melukis dengan Wakidi
  • Keimin Bunka Shidosho, Jakarta, latihan melukis dengan S. Sudjojono (1942)
  • Di Jakarta, belajar teknik melukis akademis dari Basuki Abdullah (1943)
  • Sanggar Seniman Indonesia, Yogyakarta, belajar melukis dengan Affandi (1945)
PekerjaanPelukis
Organisasi
Suami/istriAsmi Zaini
Penghargaan
  • Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia (1972)
  • Hadiah Seni Akademi Jakarta (1978)

Perjalanan

 
Karya Zaini berjudul Danau (1975)

Sebelumnya Zaini juga pernah bersekolah di INS Kayutanam, sebuah lembaga pendidikan khusus bentukan Muhammad Sjafei di Kayutanam, Sumatera Barat. Di INS Kayutanam, Zaini mendapatkan pelajaran dasar melukis dari Wakidi, seorang pelukis naturalis ternama. Sedangkan pendidikan formalnya hanya sampai kelas 5 Sekolah Rakyat (SD). Zaini yang beraliran Ekspresionisme abstrak ini telah melakukan pameran lukisan di banyak tempat, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Dia dikenal sebagai seorang pelukis yang produktif dan telah menyelengarakan pameran tunggal pertamanya pada tahun 1969 di Taman Ismail Marzuki (TIM), serta pameran tunggal terakhirnya juga di TIM pada Oktober 1976.[2]

 
Karya Zaini berjudul Tiga Angka (1970)

Zaini menikah dengan Asmi Zaini dan dikaruniai tiga orang putra dan dua orang putri. Pada tanggal 25 September 1977, Zaini meninggal dunia sewaktu beraktivitas lari pagi di daerah Slipi, Jakarta Barat dalam usia 51 tahun.[3]

Kegiatan

  • Belajar dasar melukis dengan Wakidi di INS Kayutanam, Sumatera Barat
  • Tahun 1942 latihan melukis dengan S. Sudjojono di Keimin Bunka Shidoso, di Jakarta
  • Tahun 1943 belajar teknik melukis secara akademis dari Basuki Abdullah, di Jakarta
  • Tahun 1945 pindah ke Yogyakarta, bernaung di sanggar Seniman Masyarakat bentukan Affandi
  • Tahun 1946 ke Madiun dan Solo, bergabung dalam Seniman Indonesia Muda (SIM) pimpinan S. Sudjojono
  • Tahun 1949 kembali ke Jakarta dan bergabung dengan GPI serta Masyarakat Seniman Jakarta Raya
  • Tahun 1949 bersama Affandi serta Mochtar Apin menjadi panitia Pameran Seni Lukis Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Penerangan RI yang dibuka oleh PM Sjahrir
  • Tahun 1953 ikut mendirikan majalah Indonesia terbitan Lembaga Kebudayaan Indonesia, lalu berganti nama jadi Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN)
  • Tahun 1956 mengajar di Balai Budaya Jakarta dan BMKN
  • Tahun 1956-1960 di BMKN bersama Oesman Effendi dan Nashar mengadakan pelatihan melukis
  • Tahun 1960 bersama Oesman Effendi dan Trisno Sumardjo mendirikan Yayasan Seni & Desain Indonesia dan ruang pameran Galeri Merdeka di Jakarta
  • Tahun 1963 menjadi salah seorang penandatangan Manifes Kebudayaan
  • Tahun 1966 membantu Mochtar Lubis mendirikan majalah sastra Horison
  • Tahun 1969-1977 anggota Komite Seni Rupa DKJ
  • Tahun 1970 bersama Trisno Sumardjo merintis berdirinya Yayasan Indonesia pada perayaan 25 Tahun PBB di New York
  • Tahun 1970 ikut serta dalam pameran Seni Lukis Indonesia di Amerika Serikat dalam rangka 25 tahun PBB
  • Tahun 1970-1977 menjadi pengajar seni lukis di IKJ

Pameran di Mancanegara

  • Sao Paulo, Brasil (1953)
  • Den Haag, Belanda (1954)
  • New Delhi, India (1958)
  • Lyubiyana, Yugoslavia (1963)
  • New Delhi, India (1963)
  • Tokyo, Jepang (1964)
  • Tokyo, Jepang (1966)
  • New Delhi, India (1971)

Pameran di Indonesia

  • Lukisan Tanpa Teori Koleksi Dewan Kesenian Jakarta, DKI Jakarta 8-23 Nov 2017
Bersama: Oesman Effendi, Nashar dan Rusli [4]
  • Pameran Seni Rupa Memoar Perupa TIM. Di Galeri Emiria Soenassa, Gedung Ali Sadikin, Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, 16 Sep – 14 Okt 2022.
Bersama: Affandi, Srihadi Soedarsono, Oesman Effendi, Nashar dan Rusli et.al.

Referensi

Pranala luar