Antropologi feminis
Antropologi feminis merupakan bagian dari ilmu antropologi yang secara khusus membahas mengenai perempuan. Namun, antrologi feminis bukan hanya berfokus pada perempuan, melainkan laki-laki juga. Karena, antropologi feminis bukan hanya bertujuan untuk perempuan, melainkan, tentang perempuan. Melalui teori antropologi feminis ini, diharapkan dapat mengubah fenomena kebudayaan yang menjadikan perempuan sebagai objek dan yang menganggapnya berkedudukan rendah dapat berubah pemikirannya sehingga perempuan tidak lagi menjadi objek, melainkan juga merupakan subjek serta memiliki kedudukan yang sejajar dengan laki-laki. Dari hal tersebut, akibatnya dapat menghilangkan budaya patriarki yang selama ini mengakar pada pemikiran masyarakat.[1]
Sejarah
Antropologi feminis lahir pada tahun 1970-an, yang diawali dengan istilah antropologi perempuan. Perbedaan antropologi perempuan dan antropologi feminis terletak pada fokus kajiannya. Antropologi perempuan memfokuskan kajiannya untuk perempuan, sementara antropologi feminis mengkaji tentang perempuan, berbicara tentang semua hal yang terkait dengan perempuan, sehingga antropologi feminis juga menjadikan laki-laki sebagai bagian dari upaya memahami perempuan.
Salah satu tokoh kunci dalam awal perkembangan antropologi feminis adalah seorang pria yang bernama Edwin Ardener. Ardener mengemukakan bahwa kelompok yang dominan dalam masyarakat mempertahankan kontrol atas ruang gerak perempuan. Antropologi feminis hadir untuk menunjukkan bahwa kajian etnografi tidak dapat hanya bias terhadap laki-laki. Antropologi feminis bertujuan untuk mendekonstruksi struktur dari bias laki-laki tersebut.[1]
Referensi
- ^ a b Damayanti, Ega; Ahmadi, Anas (2022). "PEMBERONTAKAN BUDAYA PATRIARKI DALAM NOVEL PEREMPUAN YANG MENANGIS KEPADA BULAN HITAM KARYA DIAN PURNOMO: KAJIAN ANTROPOLOGI FEMINISME HENRIETTA L. MOORE". Bapala. 9 (2): 84–97.