KAI Commuter
KRL Jabotabek (yang sekarang dikenal bernama KA Commuter Jabodetabek) adalah jalur kereta rel listrik yang dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek sejak 1976, yang melayani rute komuter di wilayah Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Serpong. KRL yang melayani jalur ini terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas ekonomi, kelas ekonomi AC, dan kelas ekspres yang menggunakan pendingin udara.
Jalur Commuter Jabodetabek melewati beberapa stasiun sentral seperti Stasiun Tanah Abang, Jatinegara, Pasar Senen, dan Manggarai.
Rute Lingkar Kota
Jalur ini menghubungkan stasiun Manggarai, Tanah Abang, Duri, Kampung Bandan, Pasar Senen, Jatinegara, hingga kembali ke Manggarai.
KRL yang melayani jalur ini:
- KRL Ekonomi AC Ciliwung yang beroperasi sejak 30 November 2007. Berhenti di setiap stasiun, pada tahap awal dijalankan untuk jalur lingkar kanan (searah jarum jam) dari Manggarai, Tanah Abang, Duri, Kampung Bandan, Pasar Senen, Jatinegara, hingga kembali ke Manggarai. Jalur ini dilayani oleh KRLI buatan PT Inka yang dahulu digunakan untuk rute Bogor dan Bekasi.
Harga karcis untuk satu putaran ataupun satu stasiun (tarif rata) adalah Rp 3.500.
Rute Bogor
Jalur ini menghubungkan Stasiun Jakarta Kota / Tanah Abang ke stasiun Bogor, dan melewati beberapa stasiun seperti stasiun Gambir, Manggarai, Pasar Minggu, Depok, dan Bojong Gede.
Beberapa KRL yang melayani jalur ini:
- KRL Ekonomi Jakarta-Bogor yang berhenti di setiap stasiun kecuali stasiun Gambir.
Harga karcis untuk jarak terjauh (Bogor-Jakarta) adalah Rp 2.000 dan abodemen Rp 60.000
- KRL Pakuan Ekspres Jakarta/Tanah Abang-Bogor yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Juanda, Gambir, Gondangdia, Depok (tidak setiap rangkaian), Bojong Gede, dan Bogor.
Harga karcis adalah Rp 11.000 dan KTB Rp 450.000
- KRL Depok Ekspres Jakarta-Depok yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Juanda, Gambir, Gondangdia, Depok Baru (tidak setiap rangkaian), dan berakhir di stasiun Depok.
Harga karcis adalah Rp 9.000
- KRL Ekonomi AC relasi Bogor-Jakarta/Tanah Abang yang berhenti di setiap stasiun kecuali di stasiun Gambir (berjalan langsung).
Harga karcis adalah Rp 5.500 dan KTB Rp 185.000
Rute Bekasi
Jalur ini menghubungkan stasiun Jakarta Kota / Tanah Abang ke stasiun Bekasi, dan melewati beberapa stasiun seperti stasiun Pasar Senen, Jatinegara, Kranji, Rawa Bebek, dan Klender Baru.
Beberapa KRL yang melayani jalur ini:
- KRL Ekonomi Jakarta-Bekasi yang berhenti di setiap stasiun.
Harga karcis untuk jarak terjauh (Jakarta-Bekasi) adalah Rp 1.500 dan abodemen Rp 4* KRL Bekasi Ekspres Jakarta/Tanah Abang-Bekasi yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Juanda, Gambir, Gondangdia, Klender Baru (tidak setiap rangkaian), Kranji, dan Bekasi. Harga karcis adalah Rp 9.000
- KRL Ekonomi AC Jakarta - Pasar Senen - Bekasi yang berhenti di setiap stasiun.
Harga karcis adalah Rp 4.500
Rute Serpong
Jalur ini menghubungkan stasiun Jakarta Kota / Tanah Abang ke stasiun Serpong, dan melewati beberapa stasiun seperti stasiun Pondok Ranji, Palmerah, Sudimara, dan Rawa Buntu.
Beberapa KRL yang melayani jalur ini:
- KRL Ekonomi Serpong-Tanah Abang yang berhenti di setiap stasiun.
- KRL Serpong Ekspres Tanah Abang-Serpong yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Sudimara, Palmerah (tidak setiap rangkaian), Pondok Ranji, dan Serpong.
Harga karcis adalah Rp 8.000 (2007)
- KRL Ciujung (AC Ekonomi) Tanah Abang - Serpong yang berhenti di setiap stasiun.
Harga karcis adalah Rp. 4.500
Selain itu, jalur ini juga dilayani oleh KRD ekonomi dan KRD patas dengan tujuan Jakarta/Tanah Abang - Rangkasbitung.
Rute Tangerang
Beberapa KRL yang melayani jalur ini:
- KRL Ekonomi Jakarta-Tangerang yang berhenti di setiap stasiun.
- KRL Benteng Ekspres Jakarta/Tanah Abang-Tangerang yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun kampung Bandan, Duri, dan Poris.
Armada KRL
Jalur Commuter Jabotabek dilayani oleh beberapa tipe rangkaian. Selain KRL Ekonomi buatan Jepang dan Belanda, jalur ini pun dilayani dengan beberapa rangkaian bekas yang berasal dari Jepang.
KRL Ekonomi
Sebagian besar rangkaian yang digunakan adalah buatan Jepang dari tahun 1976 sampai tahun 1986 dengan teknologi rheostat. Umumnya, KRL ini dibuat oleh perusahaan Nippon Sharyo, Hitachi dan Kawasaki dari Jepang. Di tahun 1995, KRL Ekonomi diramaikan dengan unit-unit buatan BN-Holec asal Belanda, yang menggunakan teknologi VVVF.
Dari seluruh rangkaian ekonomi yang ada, KRL Holec tergolong paling sulit dirawat. Selain karena masalah suku cadang yang susah dicari (pabriknya sendiri sudah lama tutup), KRL ini pun juga sering mengalami mogok. Sehingga banyak KRL eks Holec yang rusak, dijadikan KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) yang dioperasikan di beberapa kota di luar Jakarta. Salah satu contoh "rekondisi" KRL Holec adalah KRDE yang dioperasikan di rute Yogyakarta-Solo (KA Prambanan Ekspres - Prameks).
KRL eks Toei (seri 6000)
KRL ini adalah KRL yang diimpor dari perusahaan KA milik Pemkot Tokyo (Toei) melalui jalur hibah. Meramaikan jalur Jabotabek mulai tahun 2000, dioperasikan di sebagian besar rute untuk layanan ekspres dengan tambahan pendingin udara (AC). Karena asalnya, KRL ini sering disebut sebagai KRL hibah.
KRL hibah ini dikenal memiliki AC yang kurang dingin, dan akibat kesalahan perawatan, seringkali bermasalah. Pada mulanya, didatangkan 72 gerbong hibah dari Jepang dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 8 gerbong.Namun, pada akhirnya hanya sebanyak 3 rangkaianlah yang memiliki 8 gerbong (6121F, 6161F, 6171F), sedangkan sisanya dijadikan enam gerbong per rangkaiannya. Ini berlaku untuk kedua macam model baik seri 61xx ataupun seri 62xx.
KRL eks Tokyu
KRL eks Tokyu Railway mulai meramaikan Commuter Jabodetabek sejak masuknya rangkaian seri 8000, 8500, 1000, dan 5000. KRL ini diimpor dari Jepang dengan harga sekitar 800 juta per gerbong, atau sekitar 6,5 miliar per rangkaian dengan 8 gerbong. Berkat perawatan yang baik, KRL Tokyu selama ini jarang bermasalah dan dapat dioperasikan sampai sepuluh tahun mendatang di Indonesia.
Rincian:
- Tokyu seri 8000 (8003F, 8007F, 8039F) masing-masing dengan delapan gerbong.
- Tokyu seri 8500 (8504F, 8507F, 8508F, 8510F, 8511F, 8512F, 8513F (Jalita), 8518F) masing-masing dengan delapan gerbong.
KRL eks JR East seri 103
Selain KRL eks Tokyu dan Toei, juga ada KRL lain yang didatangkan dari Jepang, yaitu: JR 103 adalah salah satu rangkaian yang mulanya digunakan untuk layanan Bojonggede Ekspres dan Depok Ekspres. Akibat bertambahnya penumpang, KRL ini pun diganti dengan unit Tokyu yang memiliki 8 gerbong, KRL ini pun kini difungsikan di rute Tangerang yang jumlah penumpangnya tidak terlalu banyak. Selain itu, KRL ini berada di bawah alokasi depo Depok, dan dioperasikan untuk layanan Ekonomi AC Depok.
KRL ini masing-masing rangkaiannya terdiri dari 4 gerbong (1 set), dan menjadi salah satu rangkaian KRL dengan AC terdingin di Jabodetabek.
Unit yang masuk ke Indonesia sebanyak 4 set, masing-masing dengan 4 gerbong. Rincian:
- 103-815F (103-815,103-752,102-2009,103-822)
- 103-105F (103-105,102-231,103-246,103-359)
- 103-597F (103-597,103-654,102-810,103-632)
- 103-153F (103-153,102-321,103-210,103-384)
Tergantung daripada PT KCJ, susunan rangkaian dapat saja berbeda.
KRL eks-Jepang lainnya
Selain KRL eks Tokyu dan Toei, juga ada KRL lain yang didatangkan dari Jepang, yaitu:
- KRL eks Toyo Rapid Railway 1000 (1091F, 1081F, 1061F) masing-masing dengan sepuluh gerbong, namun hanya dioperasikan dengan delapan gerbong akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.
- KRL eks Tokyo Metro 5000 (5809F, 5816F, 5817F) masing-masing dengan sepuluh gerbong, namun hanya dioperasikan dengan delapan gerbong akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.
KRLI (INKA)
KRLI dibuat tahun 2000, sebagai hasil produk PT Inka yang merupakan pabrik kereta api nasional. Dengan alasan biaya pengadaan yang terlalu tinggi dan sering bermasalah, tidak banyak KRLI yang digunakan. Pada masa pendesain, KRL ini disebut sebagai KRL Prajayana. KRLI yang digunakan oleh PTKA pada awalnya terdiri dari 2 rangkaian, masing-masing dengan empat gerbong. Namun, KRLI generasi pertama (yang menggunakan warna oranye) dikembalikan lagi ke INKA oleh PTKA akibat sering mogok dan bermasalah. Kini, KRLI yang digunakan adalah KRL dengan warna hijau dan ungu (batch 2).
Masalah Umum
Rute Commuter termasuk sering bermasalah, seperti kacaunya perjalanan, mogoknya KRL, dan terkadang terjadi pula kasus kecelakaan seperti anjloknya KRL, tabrakan di pintu perlintasan, dan tewasnya penumpang yang naik di atas gerbong. Akibatnya, KRL mengalami keterlambatan yang kadang bisa sangat parah yakni mencapai 3 jam.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi KA Commuter Jabotabek
- (Jepang) JABOTABEK RAILNEWS - Informasi tentang KRL Jabotabek
- (Indonesia) KRL-Mania - Situs Komunitas Pengguna KRL Jabotabek