Medali Bosscha

Revisi sejak 29 Oktober 2023 07.21 oleh Vddoel (bicara | kontrib) (Pemenang)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Medali Bosscha dianugerahi setelah kematian filantropis K.A.R. Bosscha mengatur dengan tujuan menjaga ingatannya tetap hidup. Asosiasi "Bandoeng Vooruit" mengambil inisiatif pada bulan Desember 1928, yang diuraikan oleh sebuah komite yang diketuai oleh Prof. Jacob Clay. Komite ini memutuskan bahwa Dewan Ilmu Pengetahuan Alam untuk Hindia Belanda akan mengurus pemberian medali sebagai perbedaan untuk "pekerjaan pribadi atau kerja sama penting di bidang pertanian atau teknologi". Tujuannya adalah bahwa presentasi seremonial medali akan selalu berlangsung pada saat perayaan Dies dari Technische Hoogeschool Bandoeng.

Bosscha Medali

Pemenang

sunting

Medali Bosscha dianugerahi tujuh kali:

  • 1932: Dr. M.C.J.M. Kerbosch, direktur Kegubernuran Kina dan perusahaan Teh "Tjinjiroean" atas jasa di bidang pertanian.
  • 1934: ir W.F. Einthoven, pemimpin Radio-Laboratorium Layanan Pos, Telegraf dan Telepon, untuk manfaat teknis.
  • 1936: Dr. P. van der Goot, kepala Institute of Plant Diseases.
  • 1940: Herman van Lennep, direktur Gouvernements Landbouwbedrijven.
  • 1950: Prof.dr H.P. Berlage Jr, kepala Layanan Meteorologi dan Geofisika di Jakarta
  • 2022: Prof.dr. Taniawati Supali, Head of Helmintology Division Department of Parasitology, Universitas Indonesia.
  • 2023: Prof. Jatna Supriatna, Ph.D., Professor, Department of Biology Faculty of Mathematics and Science (Conservation Biology), Chairman of Research Center for Climate Change, Universitas Indonesia.