Kuil Beomeosa

kuil di Korea Selatan
Revisi sejak 15 November 2023 08.07 oleh Symphonium264 (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Beomeosa (Hangul범어사; lit. Kuil Ikan Nirvana) merupakan kuil kepala Ordo Jogye dari Buddhisme Korea tepatnya di Cheongnyong-dong, Geumjeong-gu, Busan, Korea Selatan. Dibangun di lereng Geumjeongsan pertama kali pada tahun 678, kuil ini menjadi salah satu dari banyaknya kuil terbesar di dunia. Kuil Beomeosa menjadi cukup terkenal dan banyak pelancong dari negara lain yang datang mengunjungi.

Lokasi : 250 Beomeosa-ro (Cheongryong-dong), Geumjeong District, Busan, Korea Selatan

Nama asli

sunting

Gunung yang menjadi tempat dari kuil Beomeosa ditemukan adalah Gunung dengan batu besar di puncaknya. Selain itu digunung tersebut juga terdapat sumur emas yang bahkan tidak pernah kering. Adapun sumur tersebut dipercaya memiliki khasiat magis yang cukup istimewa karena suatu hari seekor ikan emas akan datang dari surga dan tinggal disana. Oleh karenanya nama dari Beomesoa dalam bahasa Korea masih ada hubungannya dengan ikan yakni Beom(범;梵) = Nirvana - eo(어;魚) = Ikan - sa(사;寺) = Kuil.

Terlebih banyak yang mempercayai bahwa ikan yang datang itu dari Nirvana yakni tempat bagi para Buddhis yang tidak ada penderitaan sama sekali.

Tepatnya pada tanggal 26 Desember 2011, Los Angeles Times memuat cerita tentang para biksu yang berperang dikuil ini. Biksu Budha Korea Selatan Ando mendemonstrasikan tentang teknik seni bela diri yang bernama Sunmudo. Selain itu Biksu dari kuil Beomeosa terkenal mengalahkan penjajah Jepang tepatnya diakhir abad ke 16 dan selama pendudukan Jepang di Korea yakni pada awal abad ke 20.

Sejarah

sunting

Kuil Beomeosa terletak di Gunung Geumjeongsan, Busan dan didirikan pada tahun 678 sebagai salah satu kuil dari 10 kuil utama sekolah Avatamsaka. Menurut Sinjeung Dongguk Yeoji Seungnam, seekor ikan emas turun dari surga dan bermain di sebuah sumur yang ada di puncak gunung. Berdiri atas keputusan Raja Munmu, Kuil Beomeosa bermula memiliki lahan seluas 360 gyeol lengkap dengan 360 kamar asrama. Namun selama invasi Jepang tepatnya pada tahun 1592 sampai 1597, semuanya hampir menjadi abu.

Hingga kemudian pada tahun 1613, para Biksu mulai merenovasi beberapa aula Dharma dan Asrama dengan tambahan aula Budha Utama dan Gerbang Satu Pilar.

Kuil Beomeosa sendiri dianggap sebagai salah satu dari tiga kuil utama yang ada di Korea Tenggara. Dimana kuil lainnya adalah kuil Haensa dan kuil Tongdosa. Beberapa biksu yang pernah tinggal di kuil Beomeosa diantaranya adalah Maha Guru Uisang, Pyohun, Nangbaek, Myeonghak, Gyeongheo, Yongseong, Manhae, dan Dongsan. Bahkan untuk saat ini, kuil Beomeosa mengajarkan tentang praktik Buddhis yang lebih serius. Hingga tahun 2012 lalu, kuil tersebut ditetapkan sebagai Geumjeong Chongnim yakni salah satu dari 8 kompleks pelatikan monastik komprehensif untuk Ordo Jogye dari Buddhisme Korea.

Keindahan

sunting

Keindahan pemandangan akan bisa dilihat dari Gunung Geumjeongsan dan Kuil Beomeosa. Setidaknya ada sekitar 3 situs luar biasa yang bisa ditemukan yakni puncak batu di belakang Pertapaan Wonhyoam dan dua batu lainnya berbentuk seperti ayam di Pertapaan Gyemyeongam. Tidak ketinggalan juga sumur emas yang legendaris dipuncak gunung. Delapan keajaiban pemandangan yang cukup terkenal di sana yakni: Hutan pinus disekitar jembatan Eosan; Malam musim gugur yang diterangi oleh cahaya bulan; Hujan dimalam hari dipertapaann Cheongnyeonam; Suara lonceng kuil yang terdengar di pertapaan Naewonam; Aliran gunung yang bergumam di pertapaan Daeseongam; Dedaunan akhir musim gugur di pertapaan Geumgangam; Pemandangan laut dari puncak Uisang; Awan yang mengelilingi puncak Godang, yakni puncak Gunung Geumjeongsan.

Harta karun

sunting

Jauh sebelum mencapai kompleks Kuil Beomeosa, pengunung akan melihat harta karun dan gerbang satu pilar. Keempat pilarnya memiliki tiang kayu pendek yang diletakkan diatas dasar batu yang tinggi. Selain itu disekitar candi terdapat wisteria liar yang terdiri dari 6.500 tanaman. Dimana setiap tahun diakhir musim semi, bunga Lavender menciptakan pemandangan yang luar biasa. Kompleks candi memiliki beberapa bangunan dan benda lain yang ditetapkan sebagai harta resmi:

  1. Treasure 250 - Pagoda Batu Tiga Tingkat. Pagoda ini berasal dari era Shilla Bersatu yang mungkin didirikan sebagai bagian dari kuil asli yang dihancurkan oleh api pada tahun 1592. Hanya tiga lantai teratas yang berasal dari Shilla di mana alas dan pagar merupakan tambahan kemudian.
  2. Harta Karun 434 - Daeungjeon, aula kuil utama, dibangun pada tahun 1614 setelah kuil dibakar selama invasi Jepang tahun 1592. Renovasi besar-besaran Daeungjeon dilakukan pada tahun 1713, 1814 dan 1871.
  3. Aset Budaya Berwujud 2 - Iljumun. Gerbang pertama ke kuil, disebut "Gerbang Satu Pilar" karena jika dilihat dari samping gerbang tampak ditopang oleh satu pilar, melambangkan satu jalan pencerahan sejati, menopang dunia.
  4. Aset Budaya Berwujud 11 dan 12 - Pagoda Timur Wonhyoam dan Pagoda Barat Wonhyoam. Wonhyoam (pertapaan) terletak di sebelah selatan Beomeosa dan merupakan tempat kedua pagoda ini. Ini adalah tempat bekas kediaman biksu Shilla yang terkenal, Wonhyo.
  5. Aset Budaya Berwujud 15 - Pemegang Tiang Bendera. Kedua struktur batu yang sangat tua ini, yang disebut jiju, digunakan untuk menopang tiang bendera di antara keduanya. Batu-batu tersebut ditemukan di jalan menuju gerbang utama Beomeosa.
  6. Aset Budaya Berwujud 16 - Lampu Batu. Lampu ini berasal dari era Unified Shilla dan merupakan bagian dari kuil asli yang dihancurkan oleh api pada tahun 1592.

Galeri

sunting