Johan Everwijn Dambrink

Revisi sejak 15 November 2023 17.15 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (Wali Kota Makassar: mengembangkan artikel dengan menambahkan konten dan rujukan)

Johan Everwijn Dambrink (1872–1929) adalah seorang pejabat pemerintah di Hindia Belanda. Ia merupakan Wali Kota Makassar yang pertama dengan masa jabatan periode tahun 1918–1927. Selain itu, Dambrink menjabat sebagai salah satu pembantu Wali Kota Batavia sejak tahun 1921 hingga 1927.

Masa muda

Johan Everwijn Dambrink dilahirkan pada tanggal 4 Oktober 1872 di Nijmegen. Ia merupakan anak dari pasangan Everwijn Johan Dambrink dan Wilhelmine Catharina Louise Rups. Pekerjaan ayahnya sebagai penjaga toko.[1]

Karier

Wali Kota Makassar

Dambrink menjabat sebagai Wali Kota Makassar yang pertama. Masa jabatannya dimulai pada tahun 1918 hingga tahun 1927.[2] Ia memulai pemerintahannya di Gedung Gementee Makassar (telah menjadi Museum Kota Makassar) yang mulai dibangun sejak tahun 1906 dan diresmikan olehnya pada tahun 1918.[3] Pada masa pemerintahannya, Dambrink mengadakan pengembangan jalan lalu lintas dan penerangan di Kota Makassar. Jalan kerikil di Kota Makassar telah berubah menjadi jalan aspal pada tahun 1920. Di sepanjang pesisir pantai Kota Makassar juga telah dibangun fasilitas perkotaan.[4]

Pejabat Sementara Wali Kota Batavia

Pada tahun 1921, Gerardus Johannes Bisschop selaku Wali Kota Batavia mengambil cuti dari jabatannya hingga tahun 1927. Posisinya untuk sementara digantikan oleh lima pejabat sementara yang bertindak sebagai Pembantu Wali Kota Batavia, yakni J.E. Dambrink bersama dengan R.A. Schatman,. J.E. Dambrink, H.F. Streiff, A. van Nieeuwenhoven Helbach, dan N. van Zalinge. J. E. Dambrink dan keempat pejabat sementara lainnya dipilih untuk masa jabatan tiga tahun. Kemudian mereka terpilih lagi untuk masa jabatan tiga tahun.[5]

Kematian

Johan Everwijn Dambrink meninggal pada tanggal 29 Desember 1929. Ia meninggal di Eastbourne, East Sussex.[1]

Referensi

  1. ^ a b Lutter, A. A. (2021). "Johan Everwijn Dambrink". Burgemeesters in Nederlands-Indië 1916-1942 (dalam bahasa Belanda). Utrecth: Academische Uitgeverij Eburon. hlm. 60. ISBN 978-94-6301-335-2. 
  2. ^ Safaruddin (2022). Prayudha M., ed. Urban Governance dan Smart City: Teori dan Praksis Analisis. Sleman: CV. Bintang Semesta Media. hlm. 80. ISBN 978-623-5361-08-6. 
  3. ^ Natsir, M., Mannan, S., dan Abubakar, N. (2013). Ramli, Muhammad, ed. Bangunan Bersejarah di Kota Makassar (PDF). Makassar: Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar. hlm. 27. 
  4. ^ Iqbal, L. O. S. M., dkk. (2021). Muhibuddin, A., dan Jumain, A., ed. Kutub Pertumbuhan dan Gentrifikasi: Studi Kawasan Pinggiran Kota Makassar (PDF). Gowa: Pusaka Almaida. hlm. 69–70. ISBN 978-623-226-302-4. 
  5. ^ Lohanda, M., dkk. (1984). Gonggong, A., dan Kartadarmadja, M. S., ed. Sejarah Sosial di Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya (PDF). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 17.