Putri Kaguya

Revisi sejak 17 November 2023 05.16 oleh 36.71.82.249 (bicara) (Jalan cerita: Bulann8 itu agustus , september bulan 9)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Putri Kaguya (かぐや姫の物語, Kaguya hime no monogatari, Kisah Putri Kaguya) atau Taketori monogatari (竹取物語, Kisah Pengambil Bambu) adalah cerita rakyat Jepang yang tertua.[1] Kisah seorang anak perempuan yang ditemukan kakek pengambil bambu dari dalam batang bambu yang bercahaya.

Kakek membawa pulang Putri Kaguya, lukisan karya Tosa Hiromichi.

Cerita diperkirakan berasal dari awal zaman Heian. Di dalam Man'yōshū jilid ke-16 lemma 3791 terdapat chōka (prosa panjang) berjudul Taketori no Okina (Kakek Pengambil Bambu) yang mengisahkan seorang wanita dari kahyangan (tennyo). Kisah ini diperkirakan ada hubungannya dengan kisah Putri Kaguya yang juga dikenal sebagai Taketori no okina no monogatari (Kisah Kakek Pengambil Bambu).

Pengarang dan tokoh dalam cerita

sunting

Pengarang cerita ini sampai saat ini tidak diketahui. Namun berdasarkan persentase orang Jepang yang melek huruf saat itu, cerita ini diperkirakan ditulis oleh seseorang dari kalangan atas. Pengarang diperkirakan tinggal di sekitar ibu kota Heian-kyō, dan memiliki akses informasi tentang kalangan bangsawan. Tema cerita anti kemapanan, sehingga kemungkinan pengarang tidak berasal dari klan Fujiwara. Pengarang diperkirakan seorang laki-laki karena paham betul tentang sastra klasik Tiongkok, agama Buddha, cerita rakyat, dapat menulis aksara kana, dan kertas berharga mahal. Berdasarkan perkiraan di atas, cerita diperkirakan merupakan karya salah seorang sastrawan besar seperti Minamoto no Shitagō, Minamoto no Tōru, biksu Henjo, atau Ki no Tsurayuki.

Tokoh-tokoh yang ditampilkan seperti Putri Kaguya, kakek nenek pengambil bambu, dan kaisar adalah tokoh fiktif. Namun dilihat dari nama-nama bangsawan dan pejabat yang melamar Putri Kaguya, cerita ini kemungkinan besar mengambil model dari bangsawan dan pejabat yang memang pernah ada pada zaman itu.[2]

Jalan cerita

sunting

Pada zaman dahulu hiduplah seorang kakek bersama istrinya yang juga sudah tua. Kakek bekerja dengan mengambil bambu di hutan. Bambu dibuatnya menjadi berbagai barang, dan orang-orang menyebutnya Kakek Pengambil Bambu. Pada suatu hari, ketika kakek masuk ke hutan bambu, terlihat sebatang bambu yang pangkalnya bercahaya. Kakek merasa heran dan memotong batang bambu tersebut. Keluar dari dalam batang bambu, seorang anak perempuan yang mungil, tingginya cuma sekitar 9 cm tetapi manis dan lucu. Anak perempuan tersebut dibawanya pulang dan dibesarkannya seperti anak sendiri. Sejak itu, setiap hari kakek selalu menemukan emas dari dalam batang bambu. Kakek dan nenek menjadi kaya. Dalam tiga bulan, anak perempuan yang dibesarkan tumbuh menjadi seorang putri yang sangat cantik. Kecantikan putri ini sulit ditandingi, begitu cantiknya sehingga perlu diberi nama. Orang-orang menyebutnya Putri Kaguya (Nayotake no kaguya hime).

Berita kecantikan Putri Kaguya tersebar ke seluruh negeri. Pria dari berbagai kalangan, mulai dari bangsawan hingga rakyat biasa, semuanya ingin menikahi Putri Kaguya. Mereka datang berturut-turut ke rumah Putri Kaguya untuk meminangnya, tetapi terus menerus ditolak oleh Putri Kaguya. Walaupun tahu usaha mereka sia-sia, para pria yang ingin menikahi Putri Kaguya terus bertahan di sekeliling rumah Putri Kaguya. Satu per satu dari mereka akhirnya menyerah, dan tinggal 5 orang pria yang tersisa, yang semuanya pangeran dan pejabat tinggi.

Mereka tetap bersikeras ingin menikahi Putri Kaguya, sehingga Kakek Pengambil Bambu membujuk Putri Kaguya, "Perempuan itu menikah dengan laki-laki. Tolong pilihlah dari mereka yang ada." Dijawab Putri Kaguya dengan, "Aku hanya mau menikah dengan pria yang membawakan barang yang aku sebutkan, dan sampaikan ini kepada mereka yang menunggu di luar."

Ketika malam tiba, pesan Putri Kaguya disampaikan kepada kelima pria yang menunggu. Pelamar masing-masing diminta untuk membawakan barang yang mustahil didapat, mangkuk suci Buddha, dahan pohon emas berbuah berkilauan, kulit tikus putih asal kawah gunung berapi, mutiara naga, dan kulit kerang bercahaya milik burung walet. Pelamar pertama kembali membawa mangkuk biasa, pelamar kedua membawa barang palsu buatan pengrajin, dan pelamar ketiga membawa kulit tikus biasa yang mudah terbakar. Semuanya ditolak Putri Kaguya karena tidak membawa barang yang asli. Pelamar keempat menyerah akibat dihantam badai di perjalanan, sedangkan pelamar kelima tewas akibat patah pinggang.

Berita kegagalan ini terdengar sampai ke kaisar yang menjadi ingin bertemu dengan Putri Kaguya. Kakek Pengambil Bambu membujuk Putri Kaguya agar mau menikah dengan kaisar, tetapi Putri Kaguya tetap menolak dengan berbagai alasan. Putri Kaguya bahkan tidak mau memperlihatkan dirinya di depan kaisar. Kaisar akhirnya memutuskan untuk menyerah setelah saling bertukar puisi dengan Putri Kaguya.

 
Putri Kaguya kembali ke Bulan

Musim gugur pun tiba. Putri Kaguya menghabiskan malam demi malam dengan memandangi Bulan sambil menangis. Kalau ditanya kenapa menangis, Putri Kaguya tidak mau menjawab. Namun ketika tanggal 15 bulan 9 (September) semakin dekat, tangis Putri Kaguya makin menjadi. Putri Kaguya akhirnya mengaku, "Aku bukan manusia bumi, tanggal 15 ini pada saat bulan purnama, aku harus kembali ke Bulan." Identitas sebenarnya Putri Kaguya disampaikan kepada kaisar. Prajurit-prajurit gagah berani diutus kaisar untuk melindungi Putri Kaguya dari jemputan orang Bulan.

Malam Bulan purnama itu pun tiba, sekitar jam 2 malam, dari langit turun orang-orang Bulan. Para prajurit dan Kakek Pengambil Bambu tidak mampu mencegah mereka membawa Putri Kaguya kembali ke bulan. Putri Kaguya adalah penduduk ibu kota bulan yang sedang menjalani hukuman buang ke bumi. Sebagai tanda mata, Putri Kaguya memberikan obat hidup kekal (不死, fushi, tidak pernah mati) kepada kaisar. Namun tanpa Putri Kaguya, kaisar tidak merasa perlu hidup selama-lamanya. Diperintahkannya obat tersebut untuk dibakar di Suruga, di atas puncak gunung tertinggi di Jepang. Gunung tersebut kemudian disebut "Fushi no Yama," dan akhirnya disebut "Fujiyama" (Gunung Fuji). Obat yang dibakar di atas gunung kabarnya membuat Gunung Fuji selalu mengeluarkan asap hingga sekarang. Legenda yang menarik ini berasal dari jepang dan diturun temurunkan hingga kini : veey

Film berjudul Taketori Monogatari (Princess from the Moon) diedarkan perusahaan film Tōhō. Putri Kaguya dilukiskan sebagai makhluk angkasa luar yang dijemput dengan pesawat luar angkasa berbentuk bunga seroja.

Referensi

sunting
  1. ^ "Windows on Asia, Japanese". Asian Studies Center, Michigan State University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-12-03. Diakses tanggal 2 Maret. 
  2. ^ "Kaguya Hime". Encyclopedia of Japanese Culture. Diakses tanggal 2 Maret. 

Pranala luar

sunting